Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 20 Maret 2021

Tinjauan Bahasa Lidah

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. [Terjemahan Baru]
καὶ (dan) ἐπλήσθησαν πάντες (mereka semua dipenuhi) πνεύματος ἁγίου (Roh Kudus), καὶ (dan) ἤρξαντο (mulai) λαλεῖν (berbahasa) ἑτέραις (berbeda) γλώσσαις (dengan lidah) καθὼς (sebagaimana) τὸ πνεῦμα (Roh) ἐδίδου (memberikan) ἀποφθέγγεσθαι (untuk dikatakan kepada) αὐτοῖς (mereka).Kisah Para Rasul 2:4

Karunia berbicara dalam bahasa baru yang sebelumnya tidak pernah dipahami dan dipelajari adalah salah satu bentuk pemberian karunia Roh Kudus yang bersifat kharismatik. Hal ini terjadi secara menyolok dimana seratus dua puluh orang berkumpul di Yerusalem menantikan Penghibur yang dijanjikan. Setelah lima puluh hari sejak kebangkitan Yesus atau sepuluh hari setelah kenaikan Yesus ke surga, di sebuah loteng mereka dikaruniakan berbicara dengan bahasa yang baru sehingga pendatang dari luar Israel yang merayakan Pentakosta mendengar mereka berbicara hal-hal yang memuliakan Allah dalam bahasanya masing-masing.
Fenomena berbahasa lidah ( Alkitab tidak pernah sekalipun mencantumkan istilah “bahasa roh” (πνεῦμαλαλία, Pneumalalia) melainkan “bahasa lidah” (γλωσσολαλία, Glossolalia) bukan hanya terjadi sekali saja saat hari pentakosta, melainkan dalam banyak peristiwa, antara lain:
  • Kisah Para Rasul 10:46.(TB) sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:
    (Interlinear) ἤκουον γὰρ (mereka telah mendengar bahwa) αὐτῶν (mereka) λαλούντων (berbahasa) γλώσσαις (dengan lidah) καὶ (dan) μεγαλυνόντων (memuliakan) τὸν θεόν (Allah). Τότε (lalu) ἀπεκρίθη (jawab) Πέτρος (Petrus).
  • Kisah Para Rasul 19:6. (TB) Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
    (Interlinear) καὶ (dan) ἐπιθέντος (sementara menumpangkan) αὐτοῖς (mereka) τοῦ Παύλου χεῖρας (dengan tangan Paulus) ἦλθε τὸ (datanglah) πνεῦμα τὸ ἅγιον (Roh Kudus) ἐπ' (atas) αὐτούς (mereka), ἐλάλουν (berbahasa) τε γλώσσαις (dengan lidah) καὶ (dan) ἐπροφήτευον (bernubuat).
Bahasa roh dalam Alkitab Terjemahan Baru adalah bahasa lidah dalam teks Yunani.

Secara garis besar, bahasa lidah dikelompokkan menjadi dua hal, yaitu;
  1. Xenoglossia suatu kemampuan ajaib untuk mengucapkan bahasa-bahasa dari daerah asing yang secara benar dan lancar tanpa mempelajarinya terlebih dahulu. (Seperti dalam Teks di Kisah Rasul 2:4 tetapi tetap digunakan kata lidah)
  2. Glossolalia sebagai ucapan-ucapan tanpa makna (misal: 1 Korintus 14:2 dan oleh sebagian dianggap bahasa malaikat dan tidak dapat ditafsirkan
Bahasa lidah adalah mencakup bahasa yang dimengerti oleh manusia sebagai bahasa asing dan juga bahasa yang "tidak dimengerti manusia" tetapi apa saja bentuk bahasa lidah dipahami oleh TUHAN. Dalam perkembangannya cenderung berkembang kepada anggapan hanyalah sebatas bahasa yang tidak dipahami oleh manusia. Dengan adanya karunia menafsirkan bahasa lidah maka sesungguhnya tidak ada yang bersifat rahasia jika karunia secara lengkap dimiliki oleh jemaat.

Anggapan tidak dapat ditafsirkan disebabkan pertimbangan 1 Korintus 14:2 yang dituliskan adalah ἀκούει (akouei-mendengar) dan bukan συνίετε (suniete-mengerti/memahami, bandingkan dengan Efesus 5:17 menggunakan kata συνίετε ini), sehingga makna presisi sesungguhnya tentang bahasa lidah disitu bukanlah suatu bentuk lain bahasa lidah yang mana tak dapat ditafsirkan melainkan adalah bentuk bahasa lidah yang tidak ditafsirkan (tidak ada yang memiliki karunia menafsirkan bahasa lidah) sehingga bukan ditujukan pada manusia lain (sebab jika ditafsirkan maka bahasa lidah itu menjadi memiliki dampak yang ditujukan pada orang lain) melainkan diucapkan bagi diri sendiri kepada Allah, dengan demikian berpadanan dan sesuai dengan penjabaran Rasul Paulus selanjutnya dalam 1 Korintus 14:28, yakni berkata-kata kepada diri sendiri dan kepada Allah dalam pertemuan jemaat jika tidak ada yang menafsirkan ambil sikap berdiam diri.

Pertimbangan tidak dapat ditafsirkan tersebut gugur jika melihat kelanjutan teks 1 Korintus 14:10-13 Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
Jadi konsep bahasa lidah pada 1Kor 14:2 masihlah bahasa lidah yang sama dengan 1 Korintus 14:13 yakni yang terdiri dari macam-macam bahasa di dunia (1 Kor 14:10) sebagaimana juga terjadi dalam Kis 2:4-11.

Bahasa lidah dipergunakan bila ada yang dikaruniakan menafsirkan sehingga mekanisme berbicara dapat dikendalikan, berbeda dengan beberapa orang yang mengklaim tidak dapat mengendalikan bahasa lidah. Roh itu penurut namun luapan emosi yang sulit dikendalikan. Jika tidak dapat dikendalikan maka sia-sia perintah Rasul Paulus untuk tertib berbahasa lidah.

Anggapan lain bahwa bahasa lidah wujud manifestasi Roh Kudus sedang berbicara, sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Alkitab mengajarkan Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. 1 Korintus 14:14 Berdoa bahasa lidah maka roh orang itu yang berdoa (bukan Roh Kudus yang berdoa). Roh Kudus berkarya memampukan roh seseorang yang memiliki karunia bahasa lidah untuk berbahasa asing yang disampaikan dalam berdoa.

L. Carlyle May menunjukkan bahwa glossolalia dalam agama-agama non-Kristen terdapat antara lain di “Malaysia, Indonesia, Siberia, wilayah-wilayah Kutub Utara, Cina, Jepang, Korea, Arabia, dan Burma.” Fenomena ini juga muncul secara meluas dalam agama-agama suku di Afrika. Bahasa lidah adalah karunia yang tingkatannya rendah sebab bukan hanya Roh Allah saja yang mampu memberikan karunia itu kepada manusia, roh lain di luar dari Roh Allah dapat lakukan hal itu.

Berdasarkan fakta yang ditemukan L. Carlyle May maka bahasa lidah dibedakan menjadi bahasa lidah asli karunia Roh Kudus dan bahasa lidah palsu. Bahasa lidah palsu yang bukan karunia Roh Kudus dibedakan menjadi:
  1. Bahasa akal pikiran adalah perkataan yang diucapkan dari akal pikiran sebab misalnya dipelajari dengan cermat teknik pelafalannya kemudian diulang-ulang setiap kali berdoa. Hal ini disebabkan antara lain: tuntutan ajaran sebuah gereja, keinginan yang kuat bisa berbahasa roh (lidah) , malu terhadap orang lain jika tidak bisa berbahasa roh (lidah), termasuk juga untuk kebanggaan diri supaya semua orang melihat bahwa dia memiliki karunia bahasa roh.
  2. Bahasa roh setan adalah perkataan dimana lidah bergerak sendiri tanpa dikehendaki dan dipikirkan tetapi yang keluar bermakna berbagai sumpah serapah, kutuk, kenajisan, kecemaran dan kepahitan tetapi mereka yang berbicara merasa berasal dari Roh Kudus yang sebenarnya adalah roh setan yang ada di dalam hatinya
Indriatmo menyatakan bahasa "roh setan" adalah:
  • Di semua persekutuan dan ibadah yang “berbahasa roh” PASTI ada orang-orang yang mengucapkan bahasa roh setan. Tapi dalam ibadah yang dipimpin dengan para pelayan yang kudus, maka asap hitam yang keluar dari mulut orang yang berbahasa roh setan, langsung lenyap karena dihancurkan oleh hadirat Allah yang kudus.
  • Dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan, kita menemui orang-orang Kristen yang mengucapkan bahasa roh setan seperti ini di mana dari mulutnya keluar asap hitam berbau busuk, sehingga langsung kita hentikan, diikat dan dihancurkan di dalam nama Tuhan Yesus. Setelah didoakan, orang-orang ini mulutnya tidak bisa “berbahasa roh” lagi seperti sebelumnya.
  • Orang Kristen yang karena tuntutan liturgis di komunitasnya ingin sekali bisa berbahasa roh. Dia berdoa semalam-malaman meminta kepada Tuhan, dan kemudian tiba-tiba lidahnya bergetar dan mengucapkan bahasa yang tidak jelas. Dia sangat gembira karena sudah bisa berbahasa roh. Lidahnya terus bergetar dan dia menikmati bahasa roh tersebut. Tapi setelah beberapa lama, lidahnya tidak bisa berhenti dan terus sampai berjam-jam sehingga dia sangat ketakutan dan kelelahan. Ketika kemudian didoakan, ternyata yang membuat lidahnya bergetar adalah roh setan yang masuk dan setelah roh setan diikat dan dihancurkan di dalam nama Tuhan Yesus, mulutnya bisa diam kembali. Ini terjadi karena dia terus memaksa Tuhan memberikan karunia bahasa Roh, padahal Tuhan tidak bisa dipaksa oleh manusia yang berdosa. Ketika Tuhan diam sedangkan dia terus memaksa maka roh setan masuk ke dalam mulutnya dan memberikan bahasa roh yang menipu, yaitu bahasa roh setan.
Jika ingin meminta karunia Roh kepada Tuhan, sebaiknya diucapkan dalam hati supaya roh setan tidak bisa mendengar dan memberikan karunia yang menipu. Dan jika Tuhan tidak mengabulkan, sebagai anak Tuhan kita harus tunduk dan taat kepada otoritas Tuhan dan tidak memaksaNya karena itu adalah yang terbaik bagi kerohanian dan iman kita.

Mereka yang mengalami kepenuhan Roh Kudus itu tidak selalu identik dengan munculnya bahasa lidah, contoh: Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (Kisah Para Rasul 7:55). Stefanus tidak menunjukkan manifestasi bahasa lidah melainkan penglihatan dari Allah

Bahasa lidah sebagaimana karunia Roh lainnya bukanlah tanda kedewasaan rohani seseorang sebab buah roh lebih penting. (Matius 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?)

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
1 Korintus 13:1

Tinjauan terhadap bahasa lidah yang merupakan karunia Roh berguna untuk berbicara kepada TUHAN terutama saat sulit bicara apa kepada TUHAN. Bahasa lidah juga bermanfaat untuk sesama jika ada yang dapat karunia menafsirkan tetapi yang utama adalah kasihi TUHAN dan sesama manusia sebab TUHAN adalah kasih.



Tulisan lainnya:
Pekerjaan Roh Kudus Yang Bersifat Karunia Kharismatis
Roh Kudus
Memuliakan TUHAN Allah
Tinjauan Terhadap Perkataan Kotor
Tuhan Menyerakan Manusia


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)