Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 02 Juli 2020

Bersungut-sungut Era Perjanjian Lama dan Perjanjian baru


Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Yohanes 6:43

Bersungut-sungut dalam teks di atas berasal dari kata γογγύζετε dengan kata dasar γογγύζω / gogguzó yang berarti berbisik, bergumam, menggerutu / bersungut-sungut (umumnya ketidakpuasan membara). HELPS Word-studies memberikan arti sebagai menggerutu atau bergumam (menggerutu) dengan nada yang teredam; bergumam, menggerutu; untuk menunjukkan "ketidakpuasan yang membara", terus-menerus bergumam yang konstan.

Perkataan Yesus jangan kamu bersungut-sungut mampu menghentikan mereka yang menggerutu dengan nada yang teredam (berbisik) sebab sungut-sungut mereka ternyata diketahui oleh Yesus. Mereka bersungut-sungut karena Yesus berkata: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" Mereka mengenal Yesus secara parsial tetapi tidak mau menerima pengenalan Yesus secara utuh bahwa Yesus adalah berasal dari surga yang datang ke bumi dengan mengunakan rahim Maria untuk dilahirkan.

Yesus yang memberi makan lima ribu orang, kemudian berkata Akulah roti yang turun dari sorga ditolak oleh orang Yahudi. Mereka menjadi saksi Yesus melakukan mujizat sehingga mereka dapat makan tetapi tidak setuju bahwa Yesus berasal dari surga dan menjadi roti bagi mereka dengan menyediakan makanan yang utuh bagi tubuh, jiwa dan roh mereka. Yesus dianggap sebagai anak yang lahirkan oleh Yusuf dan Maria, bukan dari surga atau untuk mengklaim sebagai sudah ada sebelumnya (pra-eksistensi) dan Ilahi!

Orang Israel mengetahui bahwa leluhurnya diberi makan oleh TUHAN melalui Musa di padang gurun sehingga apakah ini yang menyebabkan mereka bersungut-sungut ketika Yesus mengatakan Aku roti dari surga sebab Musa dapat memberi manna dan burung puyuh meskipun hanya seorang manusia dari bumi! Sebagaimana orang Israel periode mengembara di padang gurun dipelihara oleh TUHAN bersungut-sungut maka hal yang sama dilakukan saat Yesus melakukan pekerjaan Bapa, orang Yahudi bersungut-sungut. Sebagaimana orang-orang Israel menolak Musa saat harus melewati padang gurun sekalipun disertai dengan pemeliharaan dan mujizat maka Yesus ditolak juga oleh sebagian besar orang Yahudi.

Dalam 1 Korintus 10:5-10 ada lima dosa yang dilakukan bangsa Israel sehingga mendapatkan "penghukuman" TUHAN. Dosa itu adalah dosa menginginkan hal yang jahat, dosa menyembah berhala, dosa percabulan, dan dosa mencobai Tuhan dan dosa bersungut-sungut. Dosa bersungut-sungut tidak kalah mengerikannya dengan dosa lainnya sebab dapat mendatangkan kematian. Menurut Bilangan 14:27 bersungut-sungut termasuk tindakan kejahatan dihadapan Tuhan.

Kebiasaan bersungut-sungut seringkali muncul pada orang-orang yang tidak memiliki penguasaan diri, kesa­baran dan mudah marah. Bersungut-sungut sesuatu yang sulit dihi­langkan jika tidak dari lubuk hati yang paling dalam. Bersabar dalam segala hal adalah perintah Tuhan di dalam Alkitab. Hindari bersungut-sungut apabila hari ini kita mengalami kesulitan dalam banyak hal. Serahkan saja semuanya kepada Tuhan, dan Tuhan akan bertindak, tetapi bersungut-sungut kepada Yesus dan atau kepada Allah acapkali memiliki hubungan erat dengan kurangnya kepercayaan dan berserah kepada Tuhan.

Orang Israel pada zaman Musa diperhadapkan situasi enam ratus kereta pilihan yang dikendarai oleh perwira-perwira Mesir, di samping kereta-kereta lainnya datang lengkap dengan peralatan perang, siap menyergap umat yang terpojok karena di belakang mereka adalah laut! Dalam kegentaran itu, muncullah sungut-sungut. Di satu pihak berseru pada Tuhan, di lain pihak menyalahkan Musa (Keluaran 14:10-12). Setelah TUHAN menolong dan tentara Mesir tenggelam di laut Merah, Israel bersungut-sungut kembali saat air di Mara rasanya pahit, atau mengeluh makan manna terus tidak makan daging .... Akibat bersungut-sungut menjadi gaya hidup maka semua yang disensus oleh Musa untuk pertama kali keluar dari Mesir semuanya meninggal di padang gurun meskipun TUHAN menjawab persungutan mereka dengan mujizat yang ajaib. Semuanya tewas di padang gurun kecuali Yosua dan Kaleb.

Bersungut-sungut adalah tindakan berbahaya sebab hukum yang diterapkan berdasarkan Kitab Bilangan 14:28 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Bangsa Israel bersungut sungut sekiranya kami mati di padang gurun maka Tuhan mendatangkan kematian di padang gurun. (Bilangan 14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! bandingkan dengan Bilangan 14:29 Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.)

Jika hidup bersama Yesus maka hidup kita ada dalam tangan-Nya. Dia menyatakan dalam Pengkhotbah 3:11 “Ia membuat se­gala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia mem­berikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Segala sesuatu indah bersama TUHAN sekalipun kita tidak dapat menyelami pekerjaan-Nya yang mungkin membawa kepada situasi seperti bangsa Israel di zaman Musa... tetapi TUHAN tidak berubah, Dia sanggup menolong jika kita berseru dengan iman kepada-Nya. Naikkan permohonan dengan ucapan syukur bukan dengan bersungut-sungut. Sabarlah jika belum dijawab TUHAN atau jawaban TUHAN adalah tidak atas permintaan kita.

Israel yang dipimpin Musa bersungut-sungut karena merasa mengalami masa sulit karena ada di gurun yang sunyi. Mereka kecewa karena harus berjalan mengikuti tiang awan dan tiang api bertahun-tahun di gurun hingga ganti generasi yang siap menduduki tanah perjanjian. Seharusnya mereka bersyukur sebab di gurun yang sunyi tetap dipelihara TUHAN. Yesus mengatakan bahwa kita jangan khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Di perjanjian Baru, orang menggerutu, mengomel, menyampaikan ungkapan tidak puas tetapi tidak dalam bentuk protes yang keras kepada Yesus. Bersungut sungut kepada Yesus salah satunya karena menolak Yesus sudah ada sebelumnya (pra-eksistensi) dan Ilahi sebagai roti dari surga karena tidak percaya kepada perkataan Yesus dan lebih percaya terhadap pemikirannya sendiri. Akibat teguran terhadap sikap yang bersungut-sungut adalah diperhadapkan pilihan untuk percaya perkataan Yesus atau menolak perkataan Yesus.

Alkitab menulis banyak pengikut Yesus yang mengundurkan diri setelah bertengkar tentang arti dari perkataan Yesus. Sebelum mereka benar-benar mengundurkan diri, Yesus melanjutkan pernyataan-Nya dengan kalimat; " "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Yesus mengasihi orang yang pikirannya sesat agar dapat pengertian dan orang yang bersungut-sungut menerima pengajaran sebagai pengenapan Yesaya 29:24. Yesus kepada orang yang bersungut-sungut memberikan pengajaran sehingga mereka tidak bersungut-sungut lagi melainkan bersyukur dan bertekun dalam pengajaran Yesus atau memilih menolak pengajaran Yesus jika tidak mau menerima-Nya. Yesus tidak mengeluh karena banyak pengikutnya meninggalkan-Nya setelah menerima pengajaran-Nya yang dianggap "keras". Yesus berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Saat ini umat Tuhan diajarkan dan diperlengkapi agar tidak bersungut-sungut dengan sejumlah nasihat dan contoh yang terjadi menimpa para pendahulu yang tercatat dalam Alkitab seperti bangsa Israel di padang gurun. Firman Tuhan tentang bersungut-sungut yang penting diantaranya:
  • Yakobus 5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
  • 1 Korintus 10:10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Orang Israel lupa atas keajaiban yang terjadi di Mesir sehingga dapat keluar dari perbudakan. Pesona kebaikan dan kedahsyatan TUHAN menolong lenyap saat hadapi situasi di gurun sehingga bersungut-sungut demikian juga pengikut Yesus yang mengabaikan mujizat dan tanda yang dilakukan Yesus hanya fokus Yesus anak Yusuf tukang kayu dan Maria. Kita seharusnya menyerahkan ketakutan, masalah dan keterbatasan pengertian kepada TUHAN yang Mahakuat, sumber hikmat.

Bersungut-sungut era Perjanjian Lama yang diwakili terhadap Musa dan Perjanjian Baru yang diwakili terhadap Yesus telah menjadi pelajaran bagi kita agar kita mengikut TUHAN dengan menyesuaikan dengan cara dan waktu TUHAN. Jika TUHAN memimpin masuk padang gurun untuk masuk Tanah Perjanjian maka dengan langkah iman berjalan bersama-Nya tanpa sungut-sungut, Jika Yesus melakukan pekerjaan Bapa maka Bapa yang akan menarik orang yang dipilihNya untuk datang kepada-Nya. Jangan bersungut-sungut atas ketetapan Bapa Surgawi seperti Yesus yang tetap melakukan kehendak Bapa meskipun banyak orang mengundurkan diri.

Akhirnya, orang yang berjumpa dengan Tuhan berada dalam pilihan percaya dan tidak percaya. Hidup suatu misteri terlebih-lebih bagi orang yang berkenalan dengan TUHAN dan kuasa-Nya. Bila kita meletakkan ketegangan hidup dengan kesadaran TUHAN sanggup berkarya atas kemustahilan, maka dalam ketegangan yang terbit hidup kita tidak bersungut-sungut terlebih jika tekun dalam pertandingan iman

Percaya, puas dengan TUHAN dan berserah kepada-Nya dengan tekun ikut jalan-Nya adalah pilihan bijaksana dibandingkan dengan bersungut-sungut.



Tulisan lainnya:
Mengekang Lidah
Tinjauan Terhadap Perkataan Kotor
Tinjauan Bahasa Lidah
Kuasai Diri Dan Jadi Tenang, Kesudahan Mendekat
Kesabaran Faktor Penting Hidup Bersama Kristus
Rasa Malu Dalam Alkitab


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)