Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka. Wahyu 6:11
Seruan kepada "Penguasa Yang Kudus dan Benar karena dibunuh terjadi saat meterai kelima dibuka. Jiwa-jiwa mereka telah dibunuh karena Firman Allah dan karena kesaksian yang mereka miliki. Meterai kelima terjadi setelah dibukanya meterai pertama hingga meterai keempat. Tentang meterai yang dibuka lihat "Tujuh Meterai Dibuka"
Pembunuhan yang terjadi kepada orang percaya saat meterai kelima diduga belumlah puncak pembunuhan orang beriman di bumi. Peristiwa meterai kelima diduga berbeda dengan pembunuhan martir sebelumnya yang diawali dengan dibunuhnya Stefanus oleh pemimpin Agama dan terus berulang-kali terjadi dalam sepanjang sejarah kekristenan dimana semakin dekat kedatangan Yesus maka aniaya terhadap orang Kristen akan semakin terstruktur, sistematis dan masif sampai masuk dibukanya materai kelima tetapi TUHAN tetap berkata belum waktunya menghakimi bumi dan membalas darah martir sebab belum genap jumlah yang mati terbunuh.
Torrance berpendapat, "Sesudah berbagai bencana mengerikan yang ditimpakan oleh kekuatan-kekuatan dunia atas diri mereka sendiri, mereka berusaha menolak kenyataan bahwa merekalah penyebab dari semua malapetaka dan kekacauan tersebut. dan karenanya mereka berbalik kepada umat Allah serta menumpahkan murka mereka atas umat Allah tersebut sebagai kambing hitam" Singkatnya orang Kristen, umat Allah dipersalahkan hadirnya kondisi yang tidak baik sehingga alami aniaya dan pembunuhan. Mereka menolak bahwa "penunggang kuda" penyebabnya. Sedangkan Utley berpendapat tidak ada hubungannya dengan penunggang kuda, murni karena mereka telah memberitakan Firman Allah dan telah setia dalam menyaksikannya /TEV. Mereka dibunuh karena mereka adalah orang Kristen aktif.
Jika melihat sejarah Gereja, Tertulianus mengatakan "Gereja didirikan diatas para martir, yang setia pada Kristus. Pun, berabad-abad, sejarah Gereja ditandai dengan tumpahnya ribuan (jutaan) darah para martir karena imannya akan Yesus Kristus. Penganiayaan tidak mampu menggulingkan Gereja, namun menyuburkannya." (Bandingkan dengan "semakin dibabat semakin merambat") Tetapi saat ini Uskup Katolik yang bernama Laurent Birfuoré Dabiré dari Burkino Faso tersebut mengatakan bahwa "jika dunia terus diam, tidak akan ada lagi orang Kristen."
Apakah sudah akan memasuki waktunya pengenapan "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" (Wahyu 22:11) Sehingga yang sibuk melakukan aniaya dan membunuh akan kecanduan untuk melakukan hal itu berulang-ulang atas nama Tuhan dan atau hukum / peraturan. Bukankah harapan pertobatan kiranya masih terbuka lebar bagi yang menganiaya orang beriman kepada Yesus Tuhan sampai sekarang?
Massimo Introvigne mengeluarkan data riset yang dimiliki bahwa sepanjang tahun 2016 saja ada satu orang Kristen yang mati martir (di seluruh dunia) setiap enam menit sekali. Laporan dari Aid to the Church in Need (ACN), yang membantu orang Kristen yang dianiaya, terdata ada 300 juta orang Kristen mengalami penganiayaan antara 2017 dan 2019. Sedangkan Save the Persecuted Christians, Dede Laugesen yang merupakan direktur eksekutif koalisi tersebut memperingatkan bahwa pandemi virus corona telah membuat situasi mereka menjadi parah. Aniaya semakin meningkat saat covid. Hal aniaya yang meningkat juga di laporkan oleh Paus. Sri Paus mengatakan, lebih banyak orang Kristen yang tewas pada abad terakhir dibandingkan dengan gabungan dari abad-abad sebelumnya termasuk sejak masa Yesus.
Saat tulisan dibuat, meterai kelima belum dibuka jadi penganiayaan dan darah martir belum "teriak" kepada TUHAN seperti yang tercatat dalam teks di atas, tetapi sudah semestinya berpikir bahwa percaya Yesus itu harus siap menyangkal diri dan memikul salib meskipun kondisi belum dibukanya materai kelima. Jika memilih menyelamatkan diri saat materai kelima dibuka, hidup akan alami kondisi buruk sebab akan hadir meterai ke enam dan ke tujuh lalu masuk cawan murka Allah yang mengerikan.
Jika memperhatikan Wahyu 13:7 yang tertulis, "Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa." maka dunia ini suatu saat akan diizinkan TUHAN untuk diserahkan kepada "binatang" sehingga "binatang" itu berkuasa tetapi dalam waktu tertentu akan berakhir dan keadilan TUHAN akan dinyatakan. Wahyu telah menulis peristiwa yang akan terjadi dan berbahagialah yang mati dalam TUHAN hingga dapat beristirahat dari jerih lelah di bumi. Surga disediakan bagi yang percaya dan setia kepada TUHAN Yesus.
Di Kitab Wahyu, umat Tuhan dikatakan menang berbeda dengan peruntukkan musuh Allah. Musuh Allah dikatakan menang jika diizinkan membunuh orang kudus sedangkan untuk umat-Nya nilai kemenangan yaitu bila mati karena setia kepada Kristus Yesus Tuhan. (Wahyu 12:11 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.) Kemenangan secara fisik hanya terjadi saat Anak Domba berperang melawan "binatang" dengan pasukannya disaat waktunya sudah genap yaitu tiba hari penghukuman bagi "binatang" dan pengikutnya.
Saya belum menemukan jawaban sampai kapan harus menunggu pembalasan TUHAN terhadap mereka yang membunuh orang beriman kepada Yesus Kristus, termasuk pengenapan pembunuhan orang beriman. Apakah hal itu terjadi sekali atau berulang-ulang kali peristiwa saat dibukanya meterai kelima? Wycliffe menafsirkan para martir yang dimaksudkan adalah mereka yang mati sebagai martir tidak lama sebelum masa Penganiayaan Besar sehingga apakah yang ditunggu adalah kumpulan umat TUHAN yang keluar dari penganiayaan besar? Tetapi pembunuhan terhadap orang beriman atas nama Tuhan dan atau hukum / peraturan telah terjadi dan terus terjadi hingga titik puncak tertentu dimana TUHAN bertindak dalam standar moral dan keadilanNya menegakkan hukum dan kebenaran.
Sejarah ada ditangan Yesus Kristus Tuhan. DIA tahu apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh setiap makhluk hidup dan memberi kebebasan dengan hak bebas berikut tanggung-jawabnya masing masing sesuai hukum tabur-tuai sehingga yang terjadi di kitab Wahyu menunjukkan bahwa TUHAN berdaulat atas segala sesuatu dan telah menyediakan upah bagi yang percaya dan setia sampai akhir.
Mereka yang dibunuh karena Kristus Yesus memperoleh sehelai jubah putih, sebuah lambang dari tindakan benar orang-orang kudus (bandingkan dengan Wahyu 19:8), sehingga sebelum akhir zaman pun para martir tersebut dalam hal tertentu sudah mencicipi kemuliaan yang akan mereka terima. Kematian menjadi martir adalah suatu kemuliaan khusus bagi penghuni surga karena mendapatkan jubah putih spesial.
Figur orang beriman dalam kitab Ibrani disebutkan dalam Ibrani 11:36-40 adalah: "Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan."
Orang beriman yang kudus hidupnya milik TUHAN sehingga jika memang TUHAN anggap tugas di bumi belum selesai maka ancaman dan tindakan pembunuhan tidak akan menjadikan orang mati tetapi jika kesaksiannya dianggap sudah selesai maka DIA menyambut anak-anak-Nya yang setia dalam kerajaan-Nya, Rumah Bapa Yang Mulia. Bumi ini bukan tempat yang abadi
Orang beriman kepada Yesus Kristus TUHAN suatu saat akan dilenyapkan oleh penguasa secara terstruktur, sistematis dan masif sehingga sulit ada yang lolos apalagi kecerdasan buatan tentang mengenal wajah berkembang dan disalah-gunakan....tetapi itu belum kesudahan alam sebab dunia masih ada dan masih belum dilenyapkan Tuhan. Dunia dihukum sehingga menemui kebinasaan saat yang terbaik diberikan kepada manusia dengan hadirnya dan berdirinya kerajaan seribu tahun dimana manusia bergaul dengan anak-anak Allah yang berkemenangan tetapi akhirnya tetap memilih ikut Iblis saat Iblis dilepaskan. Saat itu dunia lenyap dan benar benar binasa dan lenyap. (Wahyu 20:1-11)
- Tulisan lainnya:
- Dunia Tidak Layak Bagi Orang Beriman
- Beriman Dalam Kemajemukan
- Kegagalan Beriman Menurut Kitab Yudas
- Hubungan Iman dan Perbuatan
- Pilih Kristus Seutuhnya
- Yesus Sebagai Penulis Dan Penyempurna