-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Beriman Dalam Kemajemukan.

Kamis, 13 April 2017 | April 13, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-25T06:23:39Z
Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. // ἐκάλουν τε τὸν Βαρνάβαν Δία, τὸν δὲ Παῦλον Ἑρμῆν, ἐπειδὴ αὐτὸς ἦν ὁ ἡγούμενος τοῦ λόγου. ( Kisah Para Rasul 14:13 )

Dalam perjalanan penginjilan Barnabas dan Paulus masuk ke Likaonia. Disana orang yang lemah kakinya dan lumpuh sejak lahir.  Orang lumpuh mendengarkan Paulus berbicara dan Paulus melihat bahwa orang lumpuh itu beriman lalu berkata kepada orang lumpuh: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" dan orang lumpuh itu melonjak dan berdiri, lalu berjalan kian kemari. Penduduk Likaonia beranggapan bahwa Dewa-dewa turun dalam rupa manusia. Barnabas disebut Zeus dan Paulus disebut Hermes. Lalu datanglah imam dewa Zeus membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga kepada Barnabas dan Paulus. Barnabas dan Paulus  menyatakan dirinya adalah manusia dengan mengoyakkan pakaian tetapi tidak dapat mencegah penduduk Likaonia datang dan menganggap Zeus dan Hermes.

Image result for beriman dalam kemajemukanDalam kehidupan Barnabas dan Paulus yang beriman kepada Yesus Tuhan bersinggungan dengan kepercayaan masyarakat di Likaonia. Pertemuan dengan berbagai macam perbedaan atau kemajemukan adalah sesutu yang tidak dapat dihindari, terlebih-lebih jika mobilitas / pergerakan / perpindahan sering terjadi. Kita bertemu dengan kultur budaya berbeda, bahasa berbeda, keyakinan berbeda termasuk perbedaan sosial, dan perbedaan pandangan. Bahkan dari lahir, Tuhan menciptakan tidak ada orang yang persis sama walaupun satu ibu, satu bapak, satu nenek dan moyang, tidak ada yang sama. Apa maksud Tuhan dengan menciptakan perbedaan-perbedaan itu.
Tantangan bagaimana supaya kita bisa beriman ditengah perbedaan itu dan terang Kristus bercahaya atas segala berbedaan disetiap suku, kaum, dan bahasa.

Kemajemukan dalam beriman kepada Tuhan, paling sedikit memuat tiga hal utama, yaitu:
  • Kemajemukan beragama.
  • Kemajemukan budaya
  • Kemajemukan sosial ekonomi (kemiskinan)
Sehingga dalam beriman kepada Tuhan memerlukan Firman Tuhan dan Roh Allah berdiam dalam diri kita agar kita dapat bersaksi ditengah keberagaman agama, budaya dan sosial ekonomi dengan tujuan menjadi teladan dan saksi Kristus sambil menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Keberagaman tidak boleh menjadi tembok melainkan menolong kita untuk bersatu dalam perbedaan. Yesus menjelang disalib, berdoa "Bapa semoga mereka bersatu" (Yohanes 17)
Mengapa Tuhan mau supaya kita bersekutu dan bersatu? Memang sulit; hitam bisa menjadi putih, kita tidak bisa seragamkan kehiduan ini. Tetapi Tuhan mau supaya kita bersatu.Dan hal ini bisa terjadi karena iman.

Dalam beriman kepada Kristus saat ini diperhadapan aneka dimensi kemajemukan yang dapat berpengaruh bagi kehidupan, Tantang kemajemukan itu antara lain:
  • Dunia Komunikasi, Misal lewat internet maupun komunikasi seluler;
  • Nilai-nilai moral dan etika  dimana nilai-nilai kesucian dan kekudusan bukan lagi merupakan hal yang prinsip;
  • Sadisme dan kekerasan Misal lewat film dan televisi.
Keberagaman saat ini rumit dan tidak hanya soal agama,budaya dan ekonomi karena nilai-nilai yang dianut meluas dengan diwarnanya kemorosotan tata nilai dan disisi lain makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat menyebarluaskan prinsip dan tata nilai kehidupan secara bebas di era globalisasi.

Keberagaman juga memiliki dampak antara lain:
  • Berkembangnya relativisme. Pengertian relatif didapatkan tatkala kita membandingkan sesuatu dengan yang lain, dalam hal ini nilai kebenaran menjadi sangat bergantung pada kebudayaan, lingkungan dan perkembangan jaman yang ada.
  • Berkembangnya sinkretisme. Sinkretisme adalah merupakan usaha untuk mencari suatu titik temu dari kontras-kontras yang ada dengan mencampuradukkan keragaman kebenaran menjadi suatu kebenaran baru yang dapat dipegang bersama.
  • Haruslah berkembangn juga pandangan kendali pada kehendak Allah. Allah menghendaki agar kita bersikap positif terhadap umat lain, bukan hanya terhadap individu-individu, melainkan sebagai satu umat.
Dalam beriman kepada Tuhan yang dapat menjadi saksi-Nya karena perkataan dan perbuatan baik dan segala karunia dari-Nya, haruslah didasari sikap tetap berusaha mengasihi sesama sebab dalam kemajemukan ada kemungkinan yang tidak senang bahkan bertindak secara keras, ( Perhatikan : "Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati" < Kisah para rasul 14:!9>)

Beriman kepada Tuhan dalam kemajemukan bukanlah berarti kita menjadi setuju dengan relativisme agama, melainkan kita memiliki spiritualitas yang kontekstual dan real untuk menanggapi realitas yang dititipkan Allah kepada kita. Oleh sebab itu, terhadap masyarakat yang tidak beriman Kristen pun kita wajib memberikan pelayanan yang tanpa pamrih, bahkan andaikata dimusuhi. 

Beriman dalam kemajukkan adalah sesuatu yang relevan sehingga tidak menjadi kelompok eksklusuf dan menarik diri dari dunia, melain bagaimana kita dapat menjadi garam dan terang dunia. Beriman bukanlah mencampur adukan aneka "kebenaran" sehingga menjadi satu konsep kebenaran yang baru.


Hidup beriman yang ditunjukkan oleh Barnabas dan Paulus memiliki dampak yang besar karena hidupnya manunggal dengan Allah sehingga pertolongan Tuhan dapat dirasakan oleh orang disekitarnya meskipun beda budaya, latar belakang, sosial ekonomi sebab orang lumpuh karena kesaksian Barnabas dan Paulus dapat melompat-lompat. Dengan hidup beriman maka terpancar Kristus yang melampaui segala hal dan sanggup mentransformasikan nilai nilai kerajaan Surga. Beriman akan hadapi tantang iman, namun kita diminta iman kita didasari kasih Allah yang tetap berbuat baik dan setia.



Tulisan lainnya:
Yesus Dan Integrasi Sosial
Sikap Menghadapi Post Truth
Ragam Nilai Tentang Mesias
Apakah Semua Agama Sama?
Relativisme Kognitif Dan Jalan Lurus
Kebenaran Dan Ilusi Pengetahuan


×
Berita Terbaru Update