-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Relativisme Kognitif dan Jalan Lurus.

Kamis, 24 Agustus 2017 | Agustus 24, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2021-04-03T19:51:47Z
Amsal 14:12. Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 
יֵ֤שׁ דֶּ֣רֶךְ יָ֭שָׁר לִפְנֵי־אִ֑ישׁ וְ֝אַחֲרִיתָ֗הּ דַּרְכֵי־מָֽוֶת׃ 

Penulis Amsal menyatakan ada jalan yang disangkanya lurus. Kata lurus dalam teks dipakai kata יָ֭שָׁר  /ya·shar. Ya-shar Menurut NAS Konkordansi yang berarti "Menjadi halus, lurus, atau kanan" sedangkan Brown-Driver-Briggs juga menambahkan dengan makna "menyenangkan, benar". Jadi jalan yang lurus adalah jalan yang diambil karena itu menyenangkan dan dianggap benar meskipun ujungnya menuju maut.

Penulis Amsal mengungkapkan adanya "kebenaran" sehinga disebut jalan lurus itu berdasarkan subyektifitas seseorang dan atau bahwa setiap pandangan dapat selalu bersifat subyektif yang saat ini dikenal sebagai kebenaran relativisme kognitif. Karena bersifat subyektif maka apa yang dihasilkannya bersifat relatif. Subyektif di sini yaitu karena setiap pernyataan selalu dibuat oleh manusia, dan manusia yang membuat pernyataan atau penilaian tentang sesuatu selalu dipengaruhi, bukan saja oleh kelemahan indrawinya, tetapi juga oleh “kekuatan atau kepentingan” dari luar dirinya sehingga penentu kebenaran adalah wawasan masing-masing individu atau kelompok sosial dimana ia berada.

Dampak dari Relativisme Kognitif, meski bukan merupakan paham filosofis yang sempurna, dari sisi sosial yang positif bagi masyarakat modern ini bisa dijadikan dasar bagi kebebasan beragama dan berpendapat. Dengan paham ini, orang tidak lagi melihat diri atau kelompoknya sebagai satu-satunya instrumen yang menyuarakan kebenaran. Yang menurut kita benar belum tentu benar bagi orang lain sehingga adanya toleransi antar perbedaan dalam berpikir soal kebenaran.

Menurut Patrix adalah relativisme kognitif tepat bila diterapkan pada setiap pernyataan atau penilaian yang bersifat prediktif.“Sore ini akan hujan” atau “sore ini tidak akan hujan” adalah pernyataan prediktif yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan pada saat sekarang. Dalam kacamata Rorty, orang boleh memilih salah satu dari keduanya sejauh pernyataan itu berguna baginya untuk mencapai tujuannya. Entah sore ini akan hujan atau tidak hujan tidaklah penting....maka cocoklah bahwa dalam relativisme tidaklah terlalu penting apakah ujungnya berakhir dengan maut atau hidup kekal setelah menjalani kehidupan di dunia asal selama di dunia menyenangkan dan dianggap ke kanan atau lurus.

Matt Slick berpendapat bahwa relativisme memperoleh pengikut di masyarakat modern karena beberapa faktor berkontribusi terhadap penerimaan diantaranya:
  • Pertama, keberhasilan ilmu pengetahuan telah semakin mempromosikan ide bahwa jawaban benar ditemukan dalam sains. Banyak orang percaya bahwa apapun "ilmuwan" mengatakan kepada mereka adalah faktual. Ketika ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab sesuatu, itu hanya menyatakan bahwa kebenaran akan diketahui nanti.Dengan ini, orang-orang memiliki iman dalam ilmu pengetahuan, dan satu-satunya mutlak adalah bahwa apa yang kita ketahui sekarang mungkin tidak benar kemudian. Dengan demikian, dapat merusak kebenaran mutlak.
  • Kedua, dengan luas penerimaan teori evolusi, Allah mendorong lebih lanjut dan lebih banyak gambar. Tanpa Tuhan sebagai penentu apa yang benar dan tidak benar, kita dibiarkan untuk melakukan dan percaya "apa yang benar di mata kita sendiri."
  • Ketiga, kita menghadapi budaya lebih banyak dan lebih beragam di dunia. Hal ini cenderung membuat kita lebih nyaman dengan ide bahwa ada lebih dari satu cara untuk melakukan sesuatu, lebih dari satu cara untuk budaya untuk beroperasi, lebih dari satu cara untuk sesuatu yang harus benar atau benar. Ini tidak selalu salah, tetapi tidak berkontribusi terhadap penolakan absolut.
  • Keempat, semakin, isi film, akademisi, dan sastra bergerak menjauh dari pengertian yang mutlak dan menuju relativisme. Media ini membantu membentuk budaya kita.
  • Kelima, ada peningkatan filsafat relativitas, terutama yang ditemukan dalam gerakan New Age yang mengajarkan bahwa tidak ada kebenaran mutlak dan bahwa setiap orang dapat menciptakan realitasnya sendiri. Meskipun gerakan ini adalah bagian dari relativistik "masalah," adalah baik diserap ke dalam masyarakat.
  • Keenam, filsuf masa lalu seperti Wittgenstein, Khuh, Kant, Marx, dan Neitsche, telah mempengaruhi banyak pemikiran dengan prinsip relativistik dan serangan terhadap kebenaran mutlak. Masalah yang saya lihat dengan relativisme kognitif adalah bahwa ia menolak kemungkinan kebenaran mutlak.
Matt Slick mengusulkan logis mutlak sebagai pembaharuan dari relativisme kognitif sebab memang logis dan selalu benar. Untuk sesuatu untuk membawa dirinya ke dalam keberadaan itu harus terlebih dahulu ada. Jika dulu ada, maka tidak bisa membawa dirinya menjadi eksistensi karena sudah tidak ada. Demikian juga, jika sesuatu tidak ada maka tidak mungkin untuk itu untuk membawa dirinya menjadi ada, karena tidak ada melakukan apa-apa. Ini adalah kebenaran mutlak dan itu dapat diketahui. Karena mutlak benar, relativisme kognitif, yang menyatakan bahwa semua kebenaran adalah relatif, adalah palsu. Dalam logis mutlak ada pengharapan yang pasti.


Jalan yang lurus adalah dambaan banyak orang sehingga melahirkan usaha manusia mencari jalan lurus tetapi usahanya menjadi sia-sia karena berujung kepada maut, yaitu kematian kekal di neraka. Teks Alkitab di atas menurut Ellicott's Commentary for English Readers Ada jalan yang tampaknya benar bagi seorang, namun dia akan dihukum jika dia mengikutinya, karena hati nuraninya yang sesat mungkin timbul dari keengganannya terhadap Tuhan, dan penolakannya terhadap cahaya yang ditawarkannya. (Roma . 1:28 )

Sejak manusia jatuh dalam dosa maka pikiran manusia menjadi tumpul tentang jalan yang lurus. Alkitab berkata dalam 2 Korintus 3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

Yesus menyatakan DiriNya adalah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan sebagai tawaran kepada manusia yang ingin menempuh jalan yang lurus yang berakhir dalam kehidupan kekal di surga kepada barang siapa yang percaya dan datang kepadaNya sebab Dia datang dari Atas bahkan IA adalah Firman yang mengenakan daging karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakan ANakNya Yangtunggal supaya yang percaya tidak binasa melainkan hidup kekal.

Ditengah-tengah paham relativisme kognitif karena manusia diciptakan Tuhan dengan diberikan kebebasan ada "logis mutlak" dimana Sang Kebenaran menyapa manusia yang mencari jalan lurus dan menawarkan jalan lurus itu sebab Dia adalah Kehidupan yang sejati. Kiranya perjalanan hidup kita yang disangka lurus tidak berujung kepada maut melainkan kepada hidup di surga kelak.


×
Berita Terbaru Update