Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Rabu, 01 Agustus 2018

Yesus dan Integrasi Sosial

Lukas 10:33 ~> Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Kisah ini adalah perumpaamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati. Yesus yang hidup dalam sistem masyarakat komunitas pluralitas dengan berbagai macam problematika sosial, Yesus datang memberikan solusi untuk sagala permasalah sebab DIA adalah juruselamat yang utuh sehingga Berkhof menyatakan, Kristus Yesus bukan saja memiliki kesempurnaan natur, tetapi juga kesempurnaan moral dan integritas, yaitu ketidakberdosaan. Natur Ilahi dan natur manusia hadir dalam pribadi Yesus Kristus, sehingga dapat mengajar masyarakat di Yerusalem banyak hal sebab Dia adalah penyelamat yang "wholistik" karena itu mampu melihat sosok kehadiran Samaria baik hati yang dilukiskan dalam suatu perumpamaan yang salah satunya menjawab masalah integrasi sosial yang terjadi.

Permasalahan sosial di Yudea, negara yang multikultural yang saat itu dijajah bangsa Romawi mengalami masalah yang komplek, dari masalah "state and nation buildings" hingga masalah yang berkaitan dengan faktor kemiskinan dan kompleksitas hubungan antara masyarakat dan negara. Kesulitan dan masalah akan muncul bukan saja negara gagal mewakili dan memenuhi kepentingan masyarakat yang majemuk tersebut, melainkan ditambah dengan berkuasanya bangsa lain yang menjajah yang menguras sumber daya, disamping masalah perkembangan demokratisasi dengan menguatnya Mahkamah Agama yang melahirkan multi identitas dan multi-loyalitas. Saat ini tekanan bangsa multikultural selain demokratisasi juga semangat globalisasi.

Yesus penebus dosa, memandang bahwa permasalah integrasi sosial adalah sesuatu yang penting disampaikan karena suatu hari kelak segala suku, kaum, bangsa dan bahasa akan datang sujud di tahta Anak Domba. Dia datang kepada manusia di Yerusalem, sebagai pusat kebudayaan dan moral kerajaan Romawi yang besar pada saat itu meluruskan penyimpangan yang meleset dari hati Allah yang menciptakan keberagaman dalam ciptaan-Nya yang Mulia dan semuanya dikasihi oleh-Nya. Yesus pun melalui perumpamaan orang Samaria mengisahkan pentingkan integrasi sosial yang bersifat mutualistik sempurna, sebab itu adalah rancangan Allah saat menciptakan segala sesuatu dalam keberagaman yang serasi, selaras dan harmonis.

Integrasi menurut wikipedia berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
  1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
  2. Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
  1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
  2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

Dalam kisah orang Samaria yang baik hati, menunjukan bahwa integrasi sosial yang didasarkan kasih yang mengasihi sesama manusia seperti kepada diri sendiri mampu menembus benteng-benteng yang dibangun dan aneka batasan sehingga kasih dapat menjadikan seseorang berintegrasi sosial yang baik melampaui batas-batas teritorial, nilai, norma dan pranata sosial. Kisah Samaria ini menembus batas sistem sebab dia melakukan sekalipun berada di dalam luar sistem yang mengatur, melainkan dibawah kasih yang membuat mampu melakukan sesuatu yang melampaui sistem yang dibuat manusia sebab kasih itu adalah bersumber dari TUHAN ALLAH yang menciptakan manusia dan berada supra sistem integrasi sosial. Bahkan kisah orang Samaria yang baik hati adalah jawaban bagi dua elemen besar yaitu integrasi pada tingkat infrastruktur, berupa unsur-unsur yang hidup dan berkembang dalam masyarakat seperti historic territory atau homeland, common myths dan kolektif memori sejarah, unsur budaya, dan ikatan ekonomi. Unsur kedua adalah integrasi institusional-politis dengan membentuk sistem politik, hukum, dan ekonomi yang mengatur persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh anggota.
Orang Samaria adalah sosok yang penuh perhatian yang didasarkan kasih kepada sesama yang menjawab kebutuhan manusia dalam berintegrasi, diantaranya:
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh kasih sayang
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh harga diri
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
  • Kebutuhan individu untuk dibutuhkan orang lain
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
  • Kebutuhan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Dimana pemuasan terhadap kebutuhan bukan karena sistem sosial dan norma / nilai sosial melainkan karena kasih yang tulus dan sempurna dari orang Samaria yang menjawab permasalah dengan tuntas. Kasih yang ditunjukan Orang Samaria kepada orang Yahudi yang secara tradional memiliki permusuhan emosional, adalah jawaban yang dirindukan dalam masyarakat komplek, permasalah itu menurut Pierre L. Van den Berghe, adalah :
  • Terjadinya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki yang berbeda satu sama lain,
  • Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer,
  • Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar,
  • Secara relatif seringkali mengalami konflik-konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yuang lain;
  • Secara relatif integarasi sosial tumbuh diatas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi;
  • Serta adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Alkitab mengajarkan mengasihi dan mengampuni, ini adalah jawaban sangat mendasar untuk semua permasalah yang ditimbulkan oleh masyarakat multikultural dimana seluruh masyarakat tersebut jatuh dalam dosa yang merusak kehidupan manusia, yaitu menurut Perjanjian Lama menimbukan Hatta (jatuh dan mengurangi standard dari Tuhan yang suci itu), Avon (kesalahan atau suatu hal yang mengakibatkan kita merasa kita patut dihukum) dan Pesha ( pelanggaran) sedangkan berdasarkan Perjanjian Baru menimbulkan Adikia (perbuatan yang tidak benar) dan Hamartia (kehilangan, meleset dari target atau sasaran yang ditetapkan.) Dosa merusak karya penciptaan Allah yang diantaranya integrasi sosial sebagai makhluk sosial.

Rusaknya integrasi sosial masuk dalam ranah agama dengan ditandai hadirnya kelompok-kelompok sipil bersenjata yang bermain hakim sendiri dengan mengatasnamakan agama mengambil tindakan baik terhadap sesama dalam agamanya maupun diluar agamanya bahkan menghalangi/menghambat kegiatan keagamaan kelompok dalam dalam sistem masyarakat multikultur dan keberagaman sehingga agama bukanlah menjadi faktor positif dalam integrasi sosial tetapi meleset dan menyimpang menjadi kehancuran integrasi sosial.

Kasih adalah pengajaran Yesus Kristus yang diberikan menjawab masalah integrasi sosial. Kasih itu menurut pewahyuan yang diterima Paulus adalah : "~> Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu (1 Korintus 13:4-7)

Yesus telah menjadi teladan kasih dengan menyatakan diri-Nya adalah kasih. Kasih-Nya memperdamaikan manusia dengan TUHAN ALLAH dan menjadikan manusia ciptaan baru di dalam kelahiran Roh Allah dan memungkinkan hidup dalam hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama yang memberikan penyelesaian permasalah bagi semua aspek permasalahan bukan hanya masalah integrasi sosial yang merupakan topik yang senantiasa hadir dalam masyarakat majemuk bahkan kehidupan kekal bersama-Nya melalui iman kepada-Nya.

Damai sejahtera lahir dan batin dalam dunia yang harmonis, rukun dan damai sebagai perwujudan integrasi sosial hanya dapat terjadi dalam hadirnya aliran kasih yang berkelanjutan terus menerus dari hati yang penuh dengan buah Roh secara berkelanjutan akibat kasih karunia yang diberikan Yesus Kristus sanggup menembus tembok-tembok pemisah.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)