Ada peribahasa "Tak akan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia" yang artinya jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan (mencapai) sesuatu yg telah pasti. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya ada sejumlah orang yang tergesa-gesa melakukan hal yang pasti dicapai bahkan tidak dikejar batas waktu penyelesaiannya. Benjamin Franklin salah seorang tokoh Amerika menyatakan Tergesa-gesa membuat sampah (Haste makes Waste.). Anda terburu-buru pekerjaan Anda bisa berada dalam bahaya membuang-buang waktu dan materi bahkan celaka karena terburu-buru Anda menyelesaikannya menyebabkan kesalahan.
Disisi lain ada kata bijak yang mengambarkan bahwa tergesa-gesa bagian hidup manusia, misal: Ajahn Chah seorang biksu Budha dari Thailand; "Dunia berada dalam keadaan yang sangat tergesa-gesa. Pikiran berubah dari suka menjadi tidak suka dengan segala tergesa-gesaan yang ada di dunia". Christopher Morley seorang penulis, penyair dan wartawan menyatakan Salah satu hal aneh tentang tergesa-gesa adalah bahwa hal itu tampak sangat penting ketika Anda sendiri adalah penghancur dan sangat lucu ketika itu adalah orang lain.
Bangsa Israel diajarkan untuk tidak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu dan harus bertanya kepada TUHAN terlebih dahulu seperti yang di contohkan Musa. (Bilangan 9:8 Lalu jawab Musa kepada mereka: "Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan TUHAN mengenai kamu.") Tetapi ketika TUHAN membebaskan Israel dari Mesir maka bangsa Israel melalukan persiapan keluar dari Mesir dengan tergesa-gesa sesuai perintah TUHAN sebab Mesir dilanda kegentaran saat tulah ke-10 terjadi yaitu kematian anak sulung bangsa Mesir. Hal itu diperingati secara turun-temurun. (Ulangan 16:3 Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.) Saat Israel keluar dari Babel kembali ke tanah perjanjian, TUHAN tidak melakukan hal yang sama sehingga dapat dilakukan tanpa tergesa-gesa. (Yesaya 52:12 Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.) Baik keluar dari Mesir maupun kembali dari Babel mengunakan kata yang sama yaitu חִפָּזוֹן / chippazon yang berarti : "trepidation, hurried flight".
Dalam Alkitab ada tersirat kadang-kadang harus buru-buru melakukan sesuatu, misal:
Ada yang beranggapan bahwa tergesa-gesa adalah bentuk kepanikan yang berlawanan dengan “damai sejahtera” yang sempurna. Damai sejahtera Allah menolong kita untuk tidak tergesa-gesa. Secara umum kedamaian membuat tenang sehingga semuanya terkendali dalam manajemen waktu sehingga pengunaan waktu dapat maksimal dan tidak ada suatu tumpukan tugas / pekerjaan yang harus dikerjakan secara tergesa-gesa. Hal ini terjadi saat keadaan normal, dalam situasi terjadinya perubahan mendadak "revolusi" maka melakukan secara terburu-buru untuk adaptasi suatu kebutuhan. Dalam perubahah yang terburu-buru tetaplah hati dapat damai jika tahu itu adalah baik bagi kita.
Jika tergesa-gesa dalam ajaran Alkitab harus berhati-hatilah, sebab diajarkan seperti:
Sampah berupa kerugian atau kecelakaan datang ketika kita lalai untuk berhati-hati dan melakukan sesuatu sebelum mempertimbangkan adalah konsekuensi dari pilihan kita.
Bila kehilangan momentum karena terlambat melakukan sesuatu, bersabarlah dan berharaplah kepada TUHAN agar ada momentum kembali di hari depan. Selama kita hidup maka TUHAN dapat memberikan kesempatan kedua kepada kita. Kiranya kita berjalan sesuai dengan waktunya Tuhan, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat.
Disisi lain ada kata bijak yang mengambarkan bahwa tergesa-gesa bagian hidup manusia, misal: Ajahn Chah seorang biksu Budha dari Thailand; "Dunia berada dalam keadaan yang sangat tergesa-gesa. Pikiran berubah dari suka menjadi tidak suka dengan segala tergesa-gesaan yang ada di dunia". Christopher Morley seorang penulis, penyair dan wartawan menyatakan Salah satu hal aneh tentang tergesa-gesa adalah bahwa hal itu tampak sangat penting ketika Anda sendiri adalah penghancur dan sangat lucu ketika itu adalah orang lain.
Bangsa Israel diajarkan untuk tidak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu dan harus bertanya kepada TUHAN terlebih dahulu seperti yang di contohkan Musa. (Bilangan 9:8 Lalu jawab Musa kepada mereka: "Tunggulah dahulu, aku hendak mendengar apa yang akan diperintahkan TUHAN mengenai kamu.") Tetapi ketika TUHAN membebaskan Israel dari Mesir maka bangsa Israel melalukan persiapan keluar dari Mesir dengan tergesa-gesa sesuai perintah TUHAN sebab Mesir dilanda kegentaran saat tulah ke-10 terjadi yaitu kematian anak sulung bangsa Mesir. Hal itu diperingati secara turun-temurun. (Ulangan 16:3 Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir.) Saat Israel keluar dari Babel kembali ke tanah perjanjian, TUHAN tidak melakukan hal yang sama sehingga dapat dilakukan tanpa tergesa-gesa. (Yesaya 52:12 Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.) Baik keluar dari Mesir maupun kembali dari Babel mengunakan kata yang sama yaitu חִפָּזוֹן / chippazon yang berarti : "trepidation, hurried flight".
Dalam Alkitab ada tersirat kadang-kadang harus buru-buru melakukan sesuatu, misal:
- Keluaran 12:11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN.
- 1 Samuel 21:8 Berkatalah Daud kepada Ahimelekh: "Tidak adakah padamu di sini tombak atau pedang? Sebab baik pedangku maupun senjataku, tidak dapat kubawa, karena perintah raja itu mendesak."
- 2 Samuel 15:14 Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: "Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!"
- 2 Tawarikh 24:5 Ia mengumpulkan para imam dan orang Lewi dan berkata kepada mereka: "Pergilah kamu ke kota-kota Yehuda dan kumpulkanlah uang dari seluruh orang Israel untuk memperbaiki rumah Allahmu setiap tahun. Lakukanlah hal itu dengan segera!" Tetapi orang Lewi itu tidak melakukannya dengan segera.
- Zakaria 8:21 Dan penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun akan pergi!
- Matius 28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
- Lukas 14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
Ada yang beranggapan bahwa tergesa-gesa adalah bentuk kepanikan yang berlawanan dengan “damai sejahtera” yang sempurna. Damai sejahtera Allah menolong kita untuk tidak tergesa-gesa. Secara umum kedamaian membuat tenang sehingga semuanya terkendali dalam manajemen waktu sehingga pengunaan waktu dapat maksimal dan tidak ada suatu tumpukan tugas / pekerjaan yang harus dikerjakan secara tergesa-gesa. Hal ini terjadi saat keadaan normal, dalam situasi terjadinya perubahan mendadak "revolusi" maka melakukan secara terburu-buru untuk adaptasi suatu kebutuhan. Dalam perubahah yang terburu-buru tetaplah hati dapat damai jika tahu itu adalah baik bagi kita.
Jika tergesa-gesa dalam ajaran Alkitab harus berhati-hatilah, sebab diajarkan seperti:
- Mazmur 37:7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
- Amsal 25:8 jangan terburu-buru kaubuat perkara pengadilan. Karena pada akhirnya apa yang engkau dapat lakukan, kalau sesamamu telah mempermalukan engkau?
- Pengkhotbah 5:2 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
- Pengkhotbah 7:9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
- 1 Tesalonika 5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
- 1 Timotius 5:22 Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.
- Yakobus 1:19-20 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
- Pertimbangkan Konsekuensi Jangka Panjang
- Luangkan Cukup Waktu untuk berpikir / mempertimbangkan keputusan
- Siaplah Menerima Nasihat
- Indahkan Hati Nurani yang Terlatih Baik
- Amsal 14:29 Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
- Amsal 18:13 Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.
- Amsal 21:5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.
- Amsal 28:20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.
- Amsal 29:20 Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.
- Karena tuntutan dan budaya yang serba cepat kita produk akibat budaya serba cepat.
- Tidak memiliki kesabaran
- Tidak disiplin
- tidak mengijinkan Tuhan mengintervensi, memimpin, mengarahkan hidup kita.
Sampah berupa kerugian atau kecelakaan datang ketika kita lalai untuk berhati-hati dan melakukan sesuatu sebelum mempertimbangkan adalah konsekuensi dari pilihan kita.
Bila kehilangan momentum karena terlambat melakukan sesuatu, bersabarlah dan berharaplah kepada TUHAN agar ada momentum kembali di hari depan. Selama kita hidup maka TUHAN dapat memberikan kesempatan kedua kepada kita. Kiranya kita berjalan sesuai dengan waktunya Tuhan, tidak terlalu cepat dan tidak terlambat.
- Tulisan lainnya:
- Nasehat Salomo Untuk Budaya Instan
- Pembinaan Warga Jemaat Dewasa
- Berhadapan Dengan Orang Bebal
- Pemikiran Terhadap Free Thinker
- Rajin Berbuat Baik
- Manusia Baru, Karakter Ilahi