Masturbasi (istilah lainnya onani atau rancap) berasal dari kata Yang pertama adalah dari kata bahasa Yunani, mezea (μεζεα, bentuk jamak untuk penis) atau dari gabungan kata bahasa Latin, manus (tangan) dan turbare (mengganggu). Versi lainnya adalah gabungan dari kata Latin manus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti "mempermainkan penis dengan tangan". Masturbasi menurut Wikipedia adalah perangsangan seksualitas yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan suatu objek atau alat, atau kombinasi dari keduanya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun hal tersebut dapat pula dilakukan dengan bantuan orang lain.
Pada sebuah penelitian terungkap bahwa 95% pria dan 89% wanita pernah melakukan masturbasi. Masturbasi merupakan tindakan seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita, meskipun lebih banyak wanita yang telah melakukan sanggama sebelum mereka pernah melakukan masturbasi. Sebagian besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung selalu atau biasanya mengalami orgasme ketika bermasturbasi. Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua setelah sanggama, bahkan masih saja ada yang melakukan masturbasi meskipun telah memiliki pasangan seksual tetap.
Di masyarakat istilah onani lebih dikenal dibandingkan masturbasi. Sebutan ini, menurut berbagai ulasan yang ditulis Prof. Dr. Dr. Wimpie Pangkahila Sp, And, Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, berasal dari nama seorang laki-laki, Onan, seperti dikisahkan dalam Kitab Perjanjian Lama Tersebutlah di dalam Kitab Kejadian pasal 38, Onan disuruh ayahnya, Yehuda, mengawini isteri almarhum kakaknya agar kakaknya mempunyai keturunan. Onan keberatan, karena anak yang akan lahir dianggap keturunan kakaknya. Maka Onan menumpahkan spermanya di luar tubuh janda itu setiap berhubungan seksual (coitus interruptus). Dengan cara yang kini disebut sanggama terputus itu, janda kakaknya tidak hamil. Namun akibatnya mengerikan. Tuhan murka dan Onan mati.
Freud (1957) mengatakan ada 3 fase dari masturbasi, yaitu
Berdasarkan cara melakukannya, masturbasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Maobati.blogspot.co.id menulis ada 12 dampak onani pada perkembangan psikologi dan kesehatan mental, yaitu:
Meskipun tidak berbahaya tetapi sumber lain mengatakan jika sering dilakukan karena "kecanduan masturbasi" maka:
A. Kalangan dalam kristen yang menyatakan bukan masturbasi itu sendiri yang menyebabkan dosa, tetapi mengapa seseorang melakukannya.
B. Masturbasi adalah tindakan dosa tanpa harus melihat mengapa melakukan hal itu.
Pada sebuah penelitian terungkap bahwa 95% pria dan 89% wanita pernah melakukan masturbasi. Masturbasi merupakan tindakan seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita, meskipun lebih banyak wanita yang telah melakukan sanggama sebelum mereka pernah melakukan masturbasi. Sebagian besar pria yang melakukan masturbasi cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung selalu atau biasanya mengalami orgasme ketika bermasturbasi. Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua setelah sanggama, bahkan masih saja ada yang melakukan masturbasi meskipun telah memiliki pasangan seksual tetap.
Di masyarakat istilah onani lebih dikenal dibandingkan masturbasi. Sebutan ini, menurut berbagai ulasan yang ditulis Prof. Dr. Dr. Wimpie Pangkahila Sp, And, Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, berasal dari nama seorang laki-laki, Onan, seperti dikisahkan dalam Kitab Perjanjian Lama Tersebutlah di dalam Kitab Kejadian pasal 38, Onan disuruh ayahnya, Yehuda, mengawini isteri almarhum kakaknya agar kakaknya mempunyai keturunan. Onan keberatan, karena anak yang akan lahir dianggap keturunan kakaknya. Maka Onan menumpahkan spermanya di luar tubuh janda itu setiap berhubungan seksual (coitus interruptus). Dengan cara yang kini disebut sanggama terputus itu, janda kakaknya tidak hamil. Namun akibatnya mengerikan. Tuhan murka dan Onan mati.
Freud (1957) mengatakan ada 3 fase dari masturbasi, yaitu
- (1) pada bayi;
- (2) pada fase perkembangan yang paling tinggi dari perkembangan seksual infantile yaitu pada kisaran umur 4 tahun, dan
- (3) pada fase pubertas.
Berdasarkan cara melakukannya, masturbasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
- Masturbasi sendiri (auto masturbation); stimulasi genital dengan menggunakan tangan, jari atau menggesek-gesekkannya pada suatu objek
- Masturbasi bersama (mutual masturbation); stimulasi genital yang dilakukan secara berkelompok yang biasanya didasari oleh rasa bersatu, sering bertemu dan kadang-kadang meluaskan kegiatan mereka pada pencurian (stealing) dan pengrusakan (vandalism)
- Masturbasi psikis; pencapaian orgasme melalu fantasi dan rangsangan audio-visual.
Maobati.blogspot.co.id menulis ada 12 dampak onani pada perkembangan psikologi dan kesehatan mental, yaitu:
- Merasa bersalah pada diri sendiri
- Merusak sistem syaraf
- Kecenderungan selalu berpikir kotor dan negatif
- Ketergantungan/ ketagihan untuk melakukan onani/masturbasi
- Membuat jadi bodoh
- Mengurangi daya ingat
- Mempersulit mengendalikan emosi
- Mempersulit untuk berkembang di masa depan
- Meningkatkan resiko keterbelakangan mental tanpa disadari
- Merusak masa depan
- Kecenderungan menjadikan suka kesendirian
- Frustasi, stress serta gila
Meskipun tidak berbahaya tetapi sumber lain mengatakan jika sering dilakukan karena "kecanduan masturbasi" maka:
- Onani/masturbasi secara medis berbahaya bagi kesehatan akibat aktifitas yang berlebihan dari syaraf-syaraf tertentu sehingga menimbulkan ketidakseimbangan hormonal.
- Beberapa akibat efek samping onani adalah impotensi/lemah syahwat, kebocoran katup air mani dan rambut rontok/kebotakan. Onani juga menyebabkan tubuh lemah, loyo dan nyeri otot punggung dan selangkangan sehingga produktifitas kerja menjadi berkurang.
A. Kalangan dalam kristen yang menyatakan bukan masturbasi itu sendiri yang menyebabkan dosa, tetapi mengapa seseorang melakukannya.
- Jika seseorang melakukannya karena nafsu birahi yang dibangkitkan dari orang lain yang bukan istri (atau suaminya), melalui gambar-gambar maupun hanya imajinasi, menurut Matius 5:28, ini merupakan perbuatan dosa
- Jika seseorang melakukannya dengan tujuan mengontrol hawa nafsu, baik sebagai seorang bujang (atau perawan), ataupun karena si suami atau si istri yang sedang berpergian dalam jangka waktu yang lama, ini menjadi masalah ‘kebebasan orang percaya’ (Roma 14, 1 Korintus 10:23-33)
B. Masturbasi adalah tindakan dosa tanpa harus melihat mengapa melakukan hal itu.
- Masturbasi adalah membuang-buang sperma yang pada hakekatnya bertujuan untuk meberuskan proses penciptaan manusia. Jika kemudian terjadi mimpi basah, mungkin hal ini masih dianggap lumrah mengingat tubuh manusia ini seperti mesin otomatis yang akan dengan sendirinya membuang sesuatu yang dianggap berlebihan. Yang menjadi substansinya adalah sperma tidak bisa begitu saja dibuang karena ia adalah bagian dari karya Allah di dunia ini. Sperma haruslah dikeluarkan melalui hubungan seks yang seyogyanya diwujudkan dalam sebuah rumah tangga yang sah di mata Tuhan untuk menciptakan mahligai perkawinan yang penuh berkat, dan dilakukan dalam kemurnian dan kemuliaan. Nah, disinilah pandangan tentang masturbasi yang dianggap tidak natural karena menentang ketentuan Tuhan yang menjelaskan bahwa seks harus terjadi antar suami-istri.
- Karena tindakan masturbasi terarah pada diri sendiri, serta pada hakikatnya tidak mampu mengekspresikan cinta dan kepedulian terhadap orang lain, maka dipandang sebagai distorsi penggunaan karunia seksualitas. Hal ini terutama terlihat ketika masturbasi menjadi kecanduan. Pada dasarnya, praktik pemuasan diri dipandang tidak menghormati tujuan dari karunia seksualitas yang diberikan Allah.
- Masturbasi Terkait Erat dengan Pornografi.
- Gotquestions.org berpendapat
- Alkitab mengajar kita untuk menghindari percabulan (Efesus 5:3). Masturbasi tidak bisa dianggap termasuk dalam kategori ini. Kadang cara yang baik menguji apakah sesuatu dosa atau tidak adalah: apakah Saudara bangga dan menceritakan apa yang Saudara lakukan pada orang lain. Jika itu membuat Saudara malu saat orang lain mengetahuinya, besar kemungkinan itu adalah dosa.
- Alkitab mengajarkan kita, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31). Jika ada keraguan apakah sesuatu itu menyenangkan Allah atau tidak, lebih baik tidak melakukannya. Soal masturbasi ini, jelas ada keragu-raguan. “Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa” (Roma 14:23). Alkitab tidak memandang masturbasi sebagai kegiatan yang memuliakan Allah.
- Masturbasi PASTI mempengaruhi hubungan suami istri
- Terbiasa masturbasi sebelum menikah, mereka merasa bersalah biasanya punya pendapat yang salah tentang seks. Karena secara tidak sadar, mereka menganggap seks identik dengan masturbasi, dan masturbasi identik dengan rasa bersalah. Saat dia masuk ke dalam pernikahan, dia tidak bener-bener bisa menikmati seks, karena dia dikejar oleh rasa bersalahnya.
- Sekali kita pernah masturbasi dan merasakan orgasme di dalam masturbasi itu, itu akan membuat kita lebih mudah KECEWA dengan hubungan seks dalam pernikahan.
- “Kamu tidak bisa lepas.”, -> Yoh 8 : 36
- “Kamu sudah parah, tidak bisa diperbaiki”, -> 2 Kor 5 : 17
- “Kamu sudah jatuh terlalu dalam.” Atau “Ah cuman begitu saja, tidak apa-apa.” -> 1 Kor 6 : 9
- “Lebih baik saya masturbasi daripada saya berzinah!”, -> Mat 5 : 28
- “Saya tidak perkosa orang.”, -> Mat 5 : 28
- “Tidak ada yang tahu.”, -> Lukas 12 : 2, 2 Samuel 12 : 11-12
- “Ini tidak berbahaya.”, -> Yak 1 : 15
- “Secara medis ini baik-baik saja.”
Masturbasi adalah perbuatan dosa yang menyebabkan onan dihukum Tuhan sehingga kita perlu bertobat dan datang kepada Tuhan dan percaya kepada janji-janji-Nya bahwa DIA sanggup melepaskan kita dari ketergantungan / kecanduan dari masturbasi.
Dengan terbuka kepada Tuhan dan juga kepada mentor rohani serta pergumulan doa yang serius maka suatu saat dapat lepas dari ikatan kuasa masturbasi karena kasih dan kuasa TUHAN.
Menurut Jerry White adalah bahwa nafsu seks dapat disalurkan dengan cara lain misalnya kegiatan olahraga atau kegiatan persahabatan yang sehat yang meredam birahi yang bergejolak. Dengan cara ini hawa nafsu dapat dikendalikan dan dikuasai.
“Tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis maka ia akan lari daripadamu.”
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.”