-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Menjadi Buatan Allah , Tuhan Berkarya

Rabu, 24 April 2024 | April 24, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-24T12:51:36Z
αὐτοῦ γάρ ἐσμεν ποίημα, κτισθέντες ἐν Χριστῷ Ἰησοῦ ἐπὶ ἔργοις ἀγαθοῖς, οἷς προητοίμασεν ὁ Θεὸς ἵνα ἐν αὐτοῖς περιπατήσωμεν.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Ayat ini menerangkan bahwa kita adalah buatan Allah. Kata buatan berasal dari kata ποίημα (poiēma) yang memiliki arti: "sesuatu yang dibuat, suatu karya, pengerjaan yang memiliki unsur karya seni atau karya agung" Contoh dari sesuatu yang dibuat memiliki unsur seni yang dianggap sebuah karya agung adalah lukisan dan pahatan Michelangelo atau drama arahan Shakespeare atau musik gubahan Mozart.

Kita ini adalah buatan Allah menyatakan bahwa ALLAH dengan daya kreatifitas-Nya dan kasih sayang-Nya sengaja dengan melakukan perencanaan dengan membuat desain yang unik dan istimewa menciptakan sesuatu sesuai dengan tujuan dalam pikiran-Nya. Kita ada bukan hasil kebetulan semata-mata. Ada unsur pemberian TUHAN seperti bakat, talenta dan unsur cerita yang TUHAN ingin dimasukkan dalam kehidupan seseorang secara unik agar dapat menjadi kesaksian yang memuliakan nama-Nya. Unsur cerita itu termuat dalam visi dan misi seseorang hadir di bumi yang berasal dari rencana TUHAN dalam diri seseorang.

Seperti dalam perumpamaan telenta, ada yang diberi lima, ada yang diberi dua dan ada yang diberi satu. Talenta adalah bagian dari pemberian Allah yang memiliki potensi untuk diusahakan sehingga pemberian Allah itu bermanfaat dalam kehidupan seseorang dan sebagai persembahan kepada Tuannya yang memiliki kepercayaan memberikan talenta disamping ada cerita yang dapat menjadi kesaksian seperti hadirnya karunia untuk jadi rasul, nabi, penginjil, gembala, guru sehingga hidup memberi arti dalam melengkapi agar sempurna karya Allah di bumi dari orang-orang buatan-Nya.

Kita adalah buatan TUHAN karena TUHAN adalah Bapa bagi kami dan TUHAN juga seorang Panjunan yang membentuk tanah liat. (Yesaya 64:8) Hubungan Panjunan dengan tanah liat adalah:
  • Penciptaan dan Kepemilikan:
    * Panjunan dan Tanah Liat: Panjunan adalah pencipta dan pemilik tanah liat. Dia memiliki otoritas penuh atas tanah liat tersebut dan dapat membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
    * Allah dan Manusia: Allah adalah Pencipta dan Pemilik manusia. Dia memiliki otoritas penuh atas manusia dan dapat membentuk hidup mereka sesuai dengan kehendak-Nya.
  • Pembentukan dan Ketaatan:
    * Panjunan dan Tanah Liat: Panjunan membentuk tanah liat menjadi berbagai bentuk dan benda sesuai dengan desainnya. Tanah liat harus tunduk pada proses pembentukan ini agar mencapai tujuannya.
    * Allah dan Manusia: Allah membentuk hidup manusia melalui berbagai cara, seperti melalui pengalaman hidup, firman-Nya, dan Roh Kudus-Nya. Manusia harus tunduk pada proses pembentukan ini agar mencapai tujuan hidup mereka, yaitu memuliakan Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
  • Keunikan dan Keindahan:
    * Panjunan dan Tanah Liat: Panjunan dapat membentuk tanah liat menjadi berbagai bentuk dan benda yang unik dan indah. Setiap karya memiliki karakteristik dan keindahannya sendiri.
    * Allah dan Manusia: Allah menciptakan manusia dengan keunikan dan keindahan yang luar biasa. Setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi karya seni yang luar biasa bagi Allah.
  • Kepercayaan dan Ketergantungan:
    * Panjunan dan Tanah Liat: Tanah liat harus percaya dan bergantung pada panjunan untuk dibentuk menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat.
    * Allah dan Manusia: Orang percaya harus percaya dan bergantung pada Allah untuk dibentuk menjadi pribadi yang dewasa rohani dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Menjadi buatan Allah merupakan posisi orang percaya dalam kasih karunia. Mereka adalah secara paradoks produk jadi-Nya yang masih dalam proses! Sebagai buatan Allah dalam proses pembentukan maka, manusia yang percaya rentan terhadap pengaruh dan tipu daya iblis. Hal ini digambarkan dalam Alkitab sebagai pertempuran antara terang dan gelap, antara kebaikan dan kejahatan. Iblis memiliki strategi untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa dan menjauhkan mereka dari Allah sehingga desain Allah yang unik dan istimewa terhadap umat-Nya dapat meleset dari rencana-Nya.

Menjadi buatan Allah haruslah memiliki hubungan yang harmonis yaitu serasi dan selaras dengan Allah, sedangkan secara umum ada hubungan antara manusia, Allah, dan iblis. Misal:
  • Manusia diciptakan dengan kehendak bebas: Allah memberi kita kemampuan untuk memilih antara mengikuti Dia atau menuruti godaan iblis. Kita tidak dipaksa untuk berbuat dosa, tetapi kita bertanggung jawab atas pilihan kita.
  • Iblis memiliki kuasa untuk mencobai: Iblis dapat menggoda kita dengan berbagai cara, seperti melalui keinginan duniawi, kesombongan, dan rasa takut. Dia berusaha menjauhkan kita dari Allah dan menjerumuskan kita ke dalam dosa.
  • Allah lebih berkuasa daripada iblis: Kekuatan Allah jauh lebih besar daripada kekuatan iblis. Dia dapat melindungi kita dari godaan iblis dan memberikan kekuatan untuk melawan dosa tetapi manusia harus tunduk kepada Allah dan melawan iblis.
  • Kasih karunia Allah tersedia bagi kita: Allah telah menyediakan kasih karunia-Nya melalui Yesus Kristus untuk menebus dosa kita dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya. Kita dapat menerima pengampunan dan kekuatan melalui iman kepada Yesus.
  • Pertempuran antara terang dan gelap: Kehidupan Kristen adalah pertempuran antara mengikuti kehendak Allah dan menuruti godaan iblis. Kita harus terus berjaga-jaga dan bersandar pada kekuatan Allah untuk mengalahkan dosa dan hidup dalam kebenaran.
Allah menjadikan kita sebagai buatan-Nya dengan produk sebagai standarisasi adalah Kristus Yesus karena ditentukan serupa dengan Kristus Yesus (Roma 8:29) Untuk serupa dengan Yesus Kristus maka kita diciptakan dalam Kristus Yesus sebagai identitas yang mengikat dan terikat pada Yesus Kristus. Kita diciptakan kembali dalam Kristus melalui iman kita kepada-Nya. Hal ini berarti kita memiliki hubungan yang baru dan spesial dengan Allah sebagai Bapa-Nya.

Diciptakan dalam Kristus tidak dapat dilepaskan dengan perkataan Yesus sendiri: 'Akulah Pokok Anggur, kamulah ranting-rantingnya. Tinggallah di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu.' Bila hidup kita seperti ranting yang melekat kepada pokok anggur dan pokok anggur itu Yesus barulah kita menjadi ciptaan dalam Kristus sehingga menjadi kesayangan Bapa sang pengusaha dari pokok anggur yang benar.

Tujuan penciptaan kita bukanlah semata-mata untuk kebahagiaan pribadi, tetapi untuk "melakukan pekerjaan baik" (Efesus 2:10c). Pekerjaan baik ini bukan hasil dari usaha kita sendiri, melainkan karunia Allah yang dipersiapkan sebelumnya untuk kita lakukan. Dia telah memperlengkapi kita dengan talenta, kemampuan, dan kesempatan untuk melayani Dia dan sesama dengan cara yang unik.

Melakukan pekerjaan baik adalah sikap yang rajin berbuat kebaikan yang kudus dalam sifat roh bukan bersifat manusiawi. Rajin berbuat kebaikan manusia dibagi dari yang bersifat manusiawi, dimensi roh dan sempurna. Hanya TUHAN saja yang rajin melakukan kebaikan yang kudus dalam tingkat sempurna. Karena ciptaan Allah maka diberi potensi oleh TUHAN untuk berada dalam tingkat roh karena Roh Kudus memberikan pertolongan agar ada kekuatan ekstra melakukan pekerjaan baik untuk dikerjakan.

Pekerjaan baik itu dipersiapkan Allah sehingga dituntun TUHAN bergerak dari kebaikan kepada kebaikan sehingga menjadi kesaksian yang hidup seperti matahari pada waktu siang. TUHAN menyusun acara dalam pekerjaan baik yang kita lakukan bukanlah sesuatu yang spontan atau acak. Sehingga jelas bahwa setiap kesempatan untuk melayani dan bertindak dengan kebaikan adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk hidup kita agar kita menjadi semakin serupa dengan Kristus Yesus.

Tujuan akhir dari penciptaan dan pekerjaan baik kita adalah "supaya kita hidup di dalamnya" (Efesus 2:10d). "Di dalamnya" merujuk pada kehidupan yang dipenuhi dengan kasih karunia, persekutuan, dan ketaatan kepada Allah. Ketika kita melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah untuk kita, kita semakin bertumbuh dalam hubungan kita dengan Dia dan mengalami kepenuhan hidup yang Dia sediakan.

Menjadi buatan Allah hanya dimungkinkan jika membiarkan TUHAN berkarya dalam hidup kita dengan cara seperti Yesus yaitu makananku adalah melakukan kehendak Bapa dimana bukan kehendak-ku yang jadi tapi kehendak Bapa yang terlaksana dengan menyerahkan kebebasan kita kepada TUHAN sehingga dapat berjalan serasi dan selaras dengan TUHAN ALLAH.


Catatan:
Ada upah saat setia melakukan kebaikan yang disediakan Allah, yaitu hidup berlimpah dan kekal. Untuk memahami hal ini yang jadi dasar pemikiran:
  1. Kebaikan adalah Kehendak Allah dimana Dia adalah Allah yang baik dan penuh kasih. Dia ingin manusia hidup dalam kebaikan dan kasih sayang satu sama lain. Melakukan kebaikan sesuai dengan kehendak Allah dan membawa kemuliaan bagi-Nya.
  2. Melakukan kebaikan menghasilkan upah baik di dunia ini maupun dalam kekekalan:
    • Upah Rohani:
      * Sukacita dan damai sejahtera: Melakukan kebaikan membawa sukacita dan damai sejahtera bagi yang melakukannya dan bagi orang lain.
      * Pertumbuhan rohani: Melakukan kebaikan membantu kita bertumbuh dalam iman dan kasih kepada Allah dan sesama.
      * Hubungan yang lebih baik: Melakukan kebaikan memperkuat hubungan kita dengan Allah, sesama, dan komunitas.
    • Upah Duniawi:
      * Kebahagiaan dan kepuasan: Melakukan kebaikan sering kali menghasilkan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.
      * Kesehatan yang lebih baik: Penelitian menunjukkan bahwa melakukan kebaikan dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
      * Keberhasilan dan kesejahteraan: Allah sering kali (biasanya) memberkati orang yang melakukan kebaikan dengan keberhasilan dan kesejahteraan.
    • Upah Kekal yang Tak Ternilai bagi orang yang melakukan kebaikan sesuai program dari-Nya Di surga, orang percaya akan hidup dalam kebahagiaan dan kemuliaan yang kekal bersama Allah. Mereka akan dibebaskan dari semua penderitaan dan menikmati sukacita yang tak terbayangkan.
  3. Melakukan kebaikan dengan motivasi yang tepat, yaitu karena kasih kepada Allah dan sesama, bukan karena mencari imbalan. Ketika kita melakukan kebaikan dengan motivasi yang benar, kita akan mengalami sukacita dan kepuasan yang lebih dalam, dan Allah akan memberkati kita dengan cara-cara yang tidak terduga.





Tulisan lainnya:
Yesus Pokok Anggur Yang Benar
Manusia Baru Karakter Ilahi
Menjadi Seperti Kristus
Tinggal Dalam Kristus
Rajin Berbuat Baik
Kabar Baik Dasar Bertindak


×
Berita Terbaru Update