Berbahagia dalam teks di atas berasal dari kata μακάριος, α, ον / makarios yang berarti bahagia, terberkati, beruntung. Jadi bukan hanya berbahagia saja melainkan diberkati dan juga beruntung orang yang menderita karena dianiaya kebenaran karena empunya Kerajaan Sorga.
Pengajaran khotbah di bukit berbeda dengan standar kebahagiaan yang menjadi tolak ukur manusia. Kebahagiaan sorgawi adalah jika dianiaya karena kebenaran. Full Life menyatakan penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran.
- Mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam (pasal Wahy 2:1-29; 3:1-4,14-22), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam Penganiayaan dan pertentangan akan datang dari dunia (Mat 10:22; 24:9; Yoh 15:19) dan bahkan kadang-kadang dari orang yang mengaku diri anggota gereja (Kis 20:28-31; 2Kor 11:3-15; 2Tim 1:15; 3:8-14; 4:16). Pada saat mereka mengalami penderitaan ini, orang Kristen hendaknya bersukacita (ayat Mat 5:12), karena mereka yang paling menderita akan diberikan berkat yang terbesar oleh Allah (2Kor 1:5; 2Tim 2:12; 1Pet 1:7; 4:13).
- Orang Kristen harus waspada terhadap pencobaan untuk berkompromi dengan kehendak Allah supaya dapat mengelak keadaan yang memalukan, dan bahkan kerugian (Mat 10:33; Mr 8:38; Luk 9:26; 2Tim 2:12). Prinsip Kerajaan Allah tidak pernah berubah, "...setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2Tim 3:12). Kerajaan Sorga dan pahala-pahala sorgawi telah dijanjikan kepada mereka yang menderita dan tabah dalam penganiayaan demi kebenaran.
- dianiaya, diburu, dikejar, dibunuh bagaikan binatang berbahaya, dicari-cari untuk dibinasakan. Seolah-olah orang Kristen itu caput gerere lupinum -- memakai kepala serigala, yakni sebutan bagi seorang buronan, sehingga siapa saja yang menemukannya boleh membantainya. Mereka dicampakkan bagaikan sampah, didenda, dipenjarakan, dibuang, dirampas kekayaannya, disingkirkan dari semua tempat keberuntungan dan kepercayaan, dicambuk, disakiti, disiksa, diserahkan kepada maut, dan diperlakukan sebagai domba yang siap disembelih. Ini adalah akibat dari perseteruan keturunan ular itu dengan keturunan yang kudus, mulai dari Habel, orang benar itu. Hal ini juga disebutkan dalam Perjanjian Lama, seperti yang bisa kita baca dalam Ibrani 11:35, dst.
- dicela dan dianiaya, serta difitnahkan segala yang jahat. Julukan dan sebutan nista dilontarkan kepada mereka, kepada orang-orang tertentu, dan kepada keturunan orang benar secara umum untuk membuat mereka tampak menjijikkan. Terkadang mereka disudutkan sedemikian rupa agar dapat diserang habis-habisan. Mereka dituntut dengan tuduhan yang bahkan tidak mereka ketahui (Mzm. 35:11; Yer. 20:18; Kis. 17:6-7).
- Mereka berbahagia, sebab sekarang, selagi masih hidup, mereka menerima segala yang buruk (Luk. 16:25), dan menerimanya karena sesuatu yang baik. Mereka berbahagia, karena ini merupakan kehormatan bagi mereka (Kis. 5:41). Mengalami berkat merupakan kesempatan untuk memuliakan Kristus, untuk melakukan kebaikan, mengalami penghiburan istimewa, dan lawatan anugerah serta tanda kehadiran-Nya (2Kor. 1:5; Dan. 3:25; Rm. 8:29).
- Mereka akan mendapat upah. Kerajaan Sorga akan menjadi milik mereka. Pada masa sekarang ini pun mereka sudah mendapat kepastian mengenai hal ini dan merasakan cicipan manisnya lebih dulu, dan tidak lama lagi mereka akan memperolehnya dengan seutuhnya.