AUDIO "Pelangi Gambar Kemuliaan TUHAN" | |
---|---|
Indonesia |
English |
Chinese |
Hindi |
Yehezkiel 1:28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
כְּמַרְאֵ֣ה הַקֶּ֡שֶׁת אֲשֶׁר֩ יִֽהְיֶ֨ה בֶעָנָ֜ן ביֹום הַגֶּ֗שֶׁם כֵּ֣ן מַרְאֵ֤ה הַנֹּ֙גַהּ֙ סָבִ֔יב ה֕וּא מַרְאֵ֖ה דְּמ ֣וּת כְּבֹוד־יְהוָ֑ה וָֽאֶרְאֶה֙ וָאֶפֹּ֣ל עַל־פָּנַ֔י ואֶשְׁמ ֖ע קֹ֥ול מְדַבֵּֽר׃ ס
Busur Pelangi di awan pertama kali muncul zaman Nuh. Allah mengikatkan diriNya dengan manusia yang diwakili oleh Nuh dengan pelangi sebagai tanda bahwa segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Air tidak akan dipakai untuk memusnahkan segala makhluk hidup di darat. Zaman Nuh segala makhluk hidup dari burung diudara dan hewan di darat alami kematian masal tetapi setelah air bah maka tidak ada kematian masal disebabkan air. Tsunami yang besar tidak dapat dibandingkan dengan air bah yang sanggup menutupi puncak gunung tertinggi berbulan-bulan. Hukuman yang dahsyat saat cawan murka Allah tertumpah justru didahului dengan kemusnahan massal makhluk hidup dalam lautan (Wahyu 16:3) sedangkan manusia bersamaan dengan lenyapnya bumi oleh api.
Dalam Alkitab Terjemahan Baru yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia, kata pelangi di Perjanjian Lama hanya muncul dalam Yehezkiel 1:28 sedangkan dalam Kejadian mengunakan hanya kata busur saja sehingga "Pelangi gambar dari kemuliaan Allah". Kata yang secara tegas dituliskan dengan hanya mengandung arti kata "pelangi" muncul dalam kitab Wahyu, yaitu:
- Wahyu 4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
- Wahyu 10:1 Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
Pada pembiasan, cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek (misalnya biru dan ungu) akan dibelokkan lebih banyak daripada cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang (misalnya merah). Sebagai hasilnya, panjang gelombang yang lebih pendek akan tampak pada bagian dalam lengkungan pelangi, sedangkan panjang gelombang yang lebih panjang akan tampak pada bagian luar. Kisaran panjang gelombang untuk setiap warna dalam spektrum pelangi:
- Merah: Kisaran panjang gelombang sekitar 620-750 nanometer.
- Oranye: Kisaran panjang gelombang sekitar 590-620 nanometer.
- Kuning: Kisaran panjang gelombang sekitar 570-590 nanometer.
- Hijau: Kisaran panjang gelombang sekitar 495-570 nanometer.
- Biru: Kisaran panjang gelombang sekitar 450-495 nanometer.
- Nila: Kisaran panjang gelombang sekitar 420-450 nanometer.
- Ungu: Kisaran panjang gelombang sekitar 380-420 nanometer.
Warna pelangi oleh sebagian orang Kristen dianggap sebagai simbol kasih Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus. Rinciannya adalah:
- Merah: Warna merah sering kali dikaitkan dengan semangat, api, dan darah. Dalam tradisi Kristen, merah juga dapat melambangkan pengorbanan Kristus di kayu salib dan pengorbanan umat-Nya.
- Oranye: Oranye sering kali dikaitkan dengan kegembiraan dan keberanian. Dalam konteks keagamaan, oranye dapat melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan iman dan kegembiraan dalam pengharapan akan hidup kekal.
- Kuning: Warna kuning sering dikaitkan dengan kegembiraan, keceriaan, dan kehidupan baru. Dalam tradisi Kristen, kuning dapat melambangkan sukacita dan terang kasih Kristus yang menghidupkan.
- Hijau: Hijau sering dikaitkan dengan kehidupan, pertumbuhan, dan harapan. Dalam tradisi Kristen, hijau juga melambangkan penyertaan dan kemurahan Allah yang memberikan kehidupan yang berkelimpahan.
- Biru: Biru sering dikaitkan dengan kedamaian, kesucian, dan surga. Dalam konteks keagamaan, biru dapat melambangkan kesetiaan dan kehadiran Allah yang memberikan kedamaian dan harapan.
- Nila: Nila sering dikaitan dengan kedalaman spiritualitas penuh ketenangan yang melambangkan kemartiran Yesus seperti domba kelu yang dibawa ke pembantaian agar jadi tebusan banyak orang.
- Ungu: Ungu sering dikaitkan dengan keagungan, kehormatan, dan raja-raja. Dalam tradisi Kristen, ungu juga melambangkan kerajaan Allah dan pengharapan akan kedatangan Kristus yang agung.
- Barnes' Notes on the Bible memberi catatan terhadap bahwa pelangi gambaran kemuliaan dan kemegahan tidak dapat dilepaskan dari "awan" dan "hujan". Pesan yang disampaikan melalui Yehezkiel adanya pengampunan dan belas kasihan sekalipun ada penghakiman. Janji pemulihan disampaikan memberi harapan saat memasuki masa penghakiman.
- Benson Commentary dengan komentarnya mengatakan di tengah penghakiman yang berat, Allah akan mengingat belas kasihan, dan tidak melupakan perjanjiannya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub; salah satu bagiannya adalah agar keturunan mereka tidak punah, tetapi memberikan kepastian bahwa bangsa Yahudi tidak akan dimusnahkan seluruhnya, meskipun harus mengalami penghakiman yang sangat pedih. Penglihatan ini juga merupakan representasi nyata dari FIRMAN yang akan menjadi daging, yang inkarnasinya akan menjadi dasar dari perjanjian belas kasihan Allah dengan umat manusia. Pelangi simbol dan tanda belas kasihan, adalah pelayan yang sangat cocok untuk itu.
- Matthew Henry's Concise Commentary menulis bahwa Yehezkiel 1:26-28 adalah gambaran dari Pribadi kedua dalam Tritunggal yang mengambil kodrat manusia. Yehezkiel mengamati singgasana sebagai tahta kemuliaan, tahta kasih karunia, tahta kemenangan, tahta pemerintahan, tahta penghakiman. Tahta itu dikelilingi oleh pelangi, lambang perjanjian yang terkenal, yang melambangkan kemurahan Allah dan kasih perjanjian kepada umat-Nya. Api murka Allah sedang berkobar melawan Yerusalem, tetapi batas-batasnya harus ditetapkan; dia akan melihat ke arah busur, dan mengingat perjanjian itu.
- Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary berkesimpulan busur … dalam … hujan—lambang perjanjian belas kasihan yang pasti bagi anak-anak Allah yang diingat di tengah penghakiman atas orang fasik; seperti air bah pada zaman Nuh. "Seperti bergelantungan dari singgasana Kekal sejumput kedamaian, memastikan semua bahwa tujuan Surga adalah untuk melestarikan daripada menghancurkan. Bahkan jika pekerjaan ilahi membutuhkan banjir murka, tetap saja kesetiaan Tuhan hanya akan bersinar seterusnya semakin cerah pada akhirnya bagi anak-anak yang dijanjikan, sebagai akibat dari kesengsaraan yang diperlukan untuk mempersiapkan kebaikan tertinggi"
- Tuhan Allah dipandang sebagai sumber belas kasihan dan kemurahan hati yang luar biasa. Ketika seseorang melakukan pelanggaran atau dosa, Tuhan Allah dengan kemurahan hati memberikan pengampunan kepada mereka yang bertobat.
- Tuhan Allah sebagai Sang Pencipta yang mampu memulihkan dan memperbaiki segala sesuatu yang rusak atau hancur. Allah memiliki kekuasaan untuk mengubah situasi yang putus asa dan kutuk menjadi berkat dan kehidupan yang baru.
Janganlah kita mengulang orang-orang di zaman NUH yang mendapatkan ajaran dan ajakan dari NUH untuk bertobat dan masuk bahtera tetapi menolaknya. Yang harus disadari bahwa banyak manusia walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.(Roma 1:32). Pelangi kemuliaan TUHAN menjadi milik kita bila bertobat dan menerima pengampunan dari TUHAN dan mengikatkan diri denganNya sampai pemulihan segala sesuatu dikerjakan oleh TUHAN ALLAH. Yesus telah datang menjadi Mesias, bila menjadikan DIA sebagai raja dalam hidup ini maka pelangi kemuliaan jadi warisan yang tersedia dan nama kita tercatat sebagai warga kerajaan surga abadi.
- Tulisan lainnya:
- Apakah Air Bah Pernah Menutupi Seluruh Bumi
- Aneka Kisah Bahtera Nuh
- Allah Setia Terhadap Nuh
- Kemuliaan Yesus Kemuliaan Allah
- Diampuni Menurut Perjanjian Lama Dan Injil Lukas
- Kasih Setia TUHAN Berdasarkan Ratapan