Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Selasa, 17 Oktober 2017

Kasih Setia Tuhan Berdasarkan Ratapan

Ratapan 3:22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,

Penulis Ratapan, Nabi Yeremia yang meratap terhadap kehancuran Yehuda dengan ibukota Yerusalem yang sudah terasa diawal kitab Ratapan 1:1 namun sejak Ratapan 3:21 timbul pengharapan dalam situasi yang tidak baik dan titik balik pengharapan sangat tegas dalam Ratapan 3:22 yang menyatakan kasih setia Tuhan tidak berkesudahan........

Apakah Rahmat-Nya yang selalu baru adalah penghiburan belaka? Apakah teks di atas hanyalah sekedar menguatkan iman orang Israel yang dijajah dan diangkut ke Babel menjadi tawanan Raja Nebukadnezar ? Mengapa ada kasih setia Tuhan tidak berkesudahan dan apakah yang menjadi landasan berpikir demikian? Bukankah situasi sangat amat buruk dengan hancurnya segala infrastuktur yang ada serta menjadi tahanan dan jajahan bangsa lain?
Bukankah Israel alami tidak adanya kasih dan rahmat Tuhan hal itu tercermin dari ayat sebelumnya,? Misal:
  • Ratapan 2:2 Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.
  • Ratapan 2:17 TUHAN telah menjalankan yang dirancangkan-Nya, Ia melaksanakan yang difirmankan-Nya, yang diperintahkan-Nya dahulu kala; Ia merusak tanpa belas kasihan, Ia menjadikan si seteru senang atas kamu, Ia meninggikan tanduk lawan-lawanmu.
  • Ratapan 2:21 Terbaring di debu jalan pemuda dan orang tua; dara-daraku dan teruna-terunaku gugur oleh pedang; Engkau membunuh mereka tatkala Engkau murka, tanpa belas kasihan Engkau menyembelih mereka!
Sesuatu yang bersifat paradoks muncul saat masih dalam menghadapi tekanan dan musibah. Kasih setia dan rahmat Tuhan tidak berakhir! Mengapa demikian? Bukankah bangsa Yehuda kembali sepi, sunyi senyap karena anak-anak dan usia produktif semuanya dibawa dan di tawan di Babel? Apakah kebaikan dari tindakan Tuhan? Namun bila mengamati Imamat 26:43 Jadi tanah itu akan ditinggalkan mereka dan akan pulih dari akibat tahun-tahun sabat yang dilalaikan selama tanah itu tandus, oleh karena ditinggalkan mereka, dan mereka akan membayar pulih kesalahan mereka, tak lain dan tak bukan karena mereka menolak peraturan-Ku dan hati mereka muak mendengarkan ketetapan-Ku maka keputusan Tuhan itu tepat dan baik sehingga pertanian dapat berkelanjutan karena pulihnya kondisi tanah (lihat dan bandingkan http://werua.blogspot.co.id/2017/10/pemulihan-kondisi-tanah-berdasarkan.html dan juga ada kemungkinan seratus tahun mendatang lumpur lapindo menjadi lahan pertanian yang baik) Tuhan yang memberikan hukum dalam keadilan dan bijaksana.

Kitab Ratapan menyatakan:
  • 3:32 Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.
  • 3:33 Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia.
  • 3:34 Kalau dipijak-pijak dengan kaki tawanan-tawanan di dunia,
  • 3:35 kalau hak orang dibelokkan di hadapan Yang Mahatinggi,
  • 3:36 atau orang diperlakukan tidak adil dalam perkaranya, masakan Tuhan tidak melihatnya?
  • 3:37 Siapa berfirman, maka semuanya jadi? Bukankah Tuhan yang memerintahkannya?
  • 3:38 Bukankah dari mulut Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik?
  • 3:39 Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!
  • 3:40 Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN
Dalam kehancuran Yehuda, Yeremia penulis Ratapan menyatakan bahwa kasih setia Tuhan dan Rahmat-Nya selalu baru Diangkutnya orang-orang muda dan kaum bangsawan ke Babel serta kehancuran Yerusalem justru cara TUHAN agar tanah terjadi pemulihan... tanah perlu waktu untuk pemulihan karena melalaikan hukum Tahun Sabat dan juga hukum-hukum Tuhan lainnya yang dilanggar tetap kasih setia Tuhan dialami oleh kaum Yehuda. Di tempat pengasingan TUHAN memunculkan antara lain: Daniel, Ratu Ester, Mordekhai
Di dalam kondisi pengasihan Tuhan yang selalu baru.... maka bentuk kasih setia Tuhan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat menjadikan pengalaman masa lampau menjadi standar hal serupa terjadi dimasa sekarang dan atau masa depan. Apakah hal yang baru yang Tuhan berikan kepada bangsa Yehuda sebagai tanda kasih setia Tuhan dan Rahmat-Nya yang tidak berkesudahan?

Bila mengamati Kitab Daniel, maka diketahui bahwa dalam kerajaan Babel yang menawan bangsa Yehuda, di sana ada Daniel dan kawan-kawan yang melalui mereka kasih Tuhan dan Rahmat Tuhan yang selalu baru dalam tindakan, bentuk ..... sehingga disanapun kaum Yehuda mengalami kasih setia Tuhan dan Rahmat Tuhan yang baru dan tidak berkesudahan sambil menantikan pemulihan tanah perjanjian sehingga dapat menghasilkan hasil yang menguntungkan. Lihat kitab Daniel:
  • 1:5 Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.
  • 1:6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
  • 1:7 Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.
  • 1:8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
  • 1:9 Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu
Setelah Daniel lalu muncul Ester yang menjadi Ratu

Yehuda mengalami penindasan dari Babel dan menjadi tawanan namun Tuhan adalah adil dan setia penuh rahmat sehingga sekalipun alami penindasan dan kehancuran ada kasih setia Tuhan dan Rahmat Tuhan yang baru yang tidak pernah dialami sebelumnya karena Dia Ajaib dalam setiap jalan-Nya yang penuh rahmat sekalipun alami permasalahan yang sepertinya tidak ada harapan. Dalam seolah-olah tidak ada harapan, Tuhan masih mendengar doa kita sekalipun mungkin perlu waktu melihat jawaban doa terjawab. Ratapan 5:21 Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!


Seruan doa penulis Ratapan yang melihat hancurnya tanah perjanjian dalam kurun waktu tertentu dijawab Tuhan. Tuhan penuh kasih setia dan Rahmat namun kita perlu mengikuti cara dan waktu Tuhan menjawab seruan permohonan kita yang sungguh-sungguh beriman dan berharap kepada-Nya. Jawaban doa terlalu sederhana di simpulkan karena cara Tuhan menjawab berdasarkan kasih setia dan rahmat-Nya adalah selalu baru.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)