Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 16 Oktober 2017

Perpuluhan

Ulangan 14:29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu."

Wycliffe menulis sebagai tanggapan teks di atas sebagai sebuah penyempurnaan kecil terhadap peraturan persepuluhan hasil tanah, sesuai dengan perhatian Tuhan yang terkenal murah hati terhadap golongan miskin yang akan muncul dalam strata kehidupan sosial di Kanaan, adalah dimasukkannya subyek lain bersama-sama dengan orang Lewi dalam penggunaan persembahan persepuluhan tahun ketiga dan keenam. Lihat Bilangan 18:26-32 tentang pembagian persembahan persepuluhan ini yang harus dilakukan oleh orang Lewi.

Ellicott's Commentary for English Readers berkomentar Dan orang Lewi. -Rashi berkata, "Orang Lewi akan datang dan mengambil persepuluhan pertama (dijelaskan dalam Bilangan 18), dan orang asing dan yatim dan janda merupakan persepuluhan kedua." Tetapi tidak ada bukti apapun itu kecuali persepuluhan kedua yang disinggung di keseluruhan bagian ini. Orang Lewi selalu berbagi dengan orang miskin (lihat Ulangan 16:11 ; Ulangan 16:14 ). Pendapat Rashi patut diperhatikan terutama karena alasan berikut.
Beberapa kritikus modern bersikeras bahwa Hukum Ulangan bertentangan dengan Bilangan sehubungan dengan persepuluhan; Tetapi jika orang-orang Yahudi, yang memelihara keseluruhan Hukum dengan ketat, tidak hanya melihat tidak ada perbedaan, namun sebenarnya mengambil prinsip dalam Kitab Ulangan untuk menyiratkan prinsip dalam Bilangan, mengapa kita harus berusaha membuat kesulitan sekarang? Jika prinsip itu harmonis dan sesuai, mengapa mereka harus menjadi karya orang yang berbeda? Hampir tidak mungkin seluruh bangsa akan setuju untuk membayar persepuluhan ganda , dan mengakui kewajiban untuk melakukannya dengan berlalunya waktu, jika hukum yang memerintahkan persepuluhan bertentangan.
Yang pertama hanyalah tingkat biasa untuk dukungan pelayanan Lewi. Tidak ada kesakralan yang menyertainya. Yang kedua adalah perpuluhan yang diambil untuk TUHAN, "bahwa engkau mungkin belajar untuk takut kepada TUHAN, Allahmu, selama-lamanya" ( Ulangan 14:23 ). Persepuluhan adalah pesta sukacita bagi keluarga, atau pemberian khusus kepada orang miskin Allah. Ini melengkapi meja yang disebarkan oleh Allah Israel untuk hiburan para tamunya. Mengapa ini harus dibingungkan dengan tingkat biasa untuk pemeliharaan pelayanan Lewi, tidak mudah dimengerti.

Cambridge Bible for Schools and Colleges menambahkan ada perpuluhan lain yang dicatat dalam Perjanjian Lama yaitu menurut 1 Samuel 8:15 ; 1 Samuel 8:17 , seorang raja jika diberikan kepada Israel akan diharapkan - sesuai dengan praktik beberapa kerajaan kuno - untuk memberikan persepuluhan dari tanaman sereal, tanaman merambat, zaitun, ternak dan kambing ternak rakyatnya kepada raja. Meskipun aturan yang dibuat Samuel menjelang pelantikan Saul jadi raja diduga melambung berlipat kali saat Salomo dengan isteri dan pegawainya yang banyak memerlukan biaya yang besar untuk keperluan operasional kerajaan dan terus meningkat saat anaknya Salomo menjadi Raja misal Rehabeam

Saat ini ajaran Perpuluhan adalah suatu konsep pengajaran Kristen yang sangat beragam dalam penafsiran sehingga dalam praktek bayar perpuluhan tidaklah sama dari sebuah gereja dengan gereja lainnya. Pengajaran itu diantaranya:
  • Sebuah gereja dapat memegang prinsip bahwa perpuluhan adalah bersifat wajib dan mengandung janji berkat tetapi bila tidak melakukan menimbulkan kutukan. Jika wajib ada yang mengajarkan perpuluhan diberikan sebelum dipotong pajak ada juga yang mengajarkan setelah dipotong pajak
  • Ada yang mengajarkan perpuluhan tidak bersifat wajib sebab segala sesuatu dilakukan / ditentukan oleh iman. (Roma 14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.) Bila memberi perpuluhan karena telah dimerdekakan oleh Kristus karena beriman dan karena iman memberi persepuluhan maka barulah memberian persepuluhan mendapatkan berkat, bila tidak dilakukan dengan iman maka perpuluhan sia-sia / perpuluhan bersifat tidak wajib. Dengan contoh Habel yang mempersembahkan karena iman maka korbannya diterima sekalipun mungkin lebih sedikit dari pada Kain (Ibrani 11:4)
  • Ada juga mengajarkan bahwa dalam Perjanjian Baru perpuluhan tidak berlaku lagi, sekalipun memiliki makna rohani bahwa segala sesuatu merupakan karunia dan Tuhan dan tidak boleh hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi tidak ada batasan minimal dan maksimal dalam memberi. (Kisah Para Rasul 4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.) menyebabkan ada yang memberi sumbangan sangat besar namun tidak memberi pun tetap tidak apa-apa (Kisah Para rasul 5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu)
Permasalahan utama dalam perpuluhan bukanlah terletak kepada apakah bersifat wajib, atau pilihan karena beriman untuk memberi perpuluhan atau bebas memberi berapa saja atau bahkan tidak sama sekali namun permasalah utama terutama bagi yang bersifat mewajiban adalah seringkali keliru melihat hubungan relasi antara teks dan konteks.
Ayat kegemaran dalam mewajibkan dengan alasan agar jemaat diberkati Tuhan adalah Maleakhi 3:8-10 yang berbunyi:
  • 3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! 
  • 3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! 
  • 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. 
Maleakhi terjadi dalam situasi Kaum Israel makmur tetapi orang Lewi dan Bait Allah sangat memprihatinkan. Apakah kondisi serupa terjadi saat ini di gereja dimana kondisi para hamba Tuhan hidupnya melarat dan sengsara tetapi kehidupan jemaatnya menikmati hidup layak dan atau mewah/kaya raya?
Dan juga saat ini jika membangun dan pemeliharaan gereja maka dibuat rekening / sumbangan pembangunan gereja dan untuk orang miskin diadakan sumbangan diakonia...dll. sedangkan dalam Perjanjian Lama untuk Bait Allah, Orang Lewi dan orang miskin..... semuanya berasal dari perpuluhan sehingga perpuluhan harus diatur sedemikian rupa dengan bijaksana jauh lebih rumit dibandingkan saat ini.
Tuhan wajar memberkati yang membayar perpuluhan di Perjanjian Lama sebab kebutuhan dan pengeluaran perpuluhan sangat banyak bukan sekedar untuk hidup orang Lewi.

Perpuluhan ada dalam perintah hukum Musa tetapi jarang sekali diangkat dan disinggung. Adanya Aturan Musa tentang perpuluhan yang lengkap adalah Kitab Ulangan 14:28-29 yang berbunyi:
  • 14:28 Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; 
  • 14:29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu." 
Uang perpuluhan bila dalam gereja atau sekitar gereja (orang asing) ada yang membutuhkan pertolongan agar dapat melanjutkan kehidupan sesuai standar kelayakan hidup manusia, diusaha untuk turut membagi bersama mereka (orang asing, anak yatim dan janda) meski mungkin tidak dapat memuaskan seluruh kebutuhan nilai kemanusiaan sehingga harus cerdik dan tulus dalam mendistribusikannya sebab perpuluhan bukan hanya untuk Orang Lewi yang mungkin dipersempit lagi untuk Gembala Jemaat dan atau kelancaran ibadah kecuali bila uang perpuluhan yang didapat tidak banyak bahkan minim karena tidak bersifat wajib atau jemaatnya sedikit/miskin (kelompok masyarakat bawah)

Hal perlu dicermati bila gereja yang mengajarkan bahwa perpuluhan bersifat wajib (misal ada ancaman kutuk..... dengan membuat antithesa dari kitab Maleakhi -- akan diserbu belalang.....) Pengajaran ini harus diimbangi oleh pengajaran Yesus tentang hal lainnya. Hal yang menarik bahwa Tuhan Yesus telah menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, yakni satu Tuhan Allah dan satu mamon sebab ia akan mengasihi yang satu lebih dari yang lain.

Orang Farisi dan tokoh agama Yahudi dikoreksi Tuhan dalam masalah ini. Bila Tuhan anggap / menilai ia mengasihi mamon/uang maka sekalipun hidupnya di Bait Allah, sekalipun mengajar Firman Tuhan bukan hamba Tuhan Allah melainkan disebut orang munafik. Jika bukan lebih mentaati dan mencintai Tuhan maka berarti memilih mencintai uang yang mengalir masuk ke kas Bait Allah (untuk orang seperti ini perhatikan peringatan Yesus (Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.)

Keadilan dan Kasih harus menjadi bagian tidak terpisahkan agar dapat memberi dan mengunakan uang perpuluhan yang berkenan di hadapan Bapa. Bila Uang perpuluhan tidak memadai barulah dibuka dana sosial namun dalam perpuluhan ada hak untuk dipergunakan yang bersifat sosial bagi orang asing, janda dan anak yatim sekalipun seandainya dana sosial dapat menunjang operasional sosial.

Orang miskin dalam Kitab Musa dimasukkan sebagai bagian dari orang asing.  Sehingga jika dicermati justru mungkin orang miskin lebih perperhatikan TUHAN sebab orang Lewi dapat makanan dari korban bakaran dll (https://werua.blogspot.co.id/2017/10/jaminan-sosial-dan-hukum-musa.html)
Uang perpuluhan menjadi hak sepenuhnya "orang Lewi" bila seandainya tidak ada orang miskin, orang asing, janda, anak yatim yang membutuhkan uluran bantuan, meski ada pengajaran theologis lain bahwa perpuluhan untuk orang Lewi tidak dapat dicampur adukan dengan perpuluhan bagi orang asing, anak yatim ....... tetapi pada dasarnya memiliki hakekat yaitu "kasihilah Tuhan dan sesamamu" dalam konteks keuangan.
Jika tidak dapat dicampur adukan perpuluhan untuk orang Lewi dengan perpuluhan untuk orang miskin, janda dan orang asing dan ditambah perpuluhan untuk raja dan juga harus menganggarkan dana untuk beribadah ke Yerusalem setahun 3 kali ( Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun) maka pastilah orang Israel akan diberkati TUHAN untuk kehidupannya sebab untuk hal itu saja dapat habiskan sekitar 40% dari pendapatannya.


Tuhan memberkati orang yang memberi apapun jenis pemberian itu... namun haruslah dilakukan dengan kerelaan hati dan kerendahan hati tidak dengan sedih atau paksaan melainkan dengan sukacita. Lihat https://werua.blogspot.co.id/2017/10/ajaran-memberi-sumbangan-berdasaarkan.html Perpuluhan silahkan renungkan dan putuskan sendiri apa mau memberi atau tidak .... tapi ada ajaran lain yaitu 2 Korintus 9:6. Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Perpuluhan dan sumbangan lainnya tidaklah menjamin menjadi kaya tetapi karena pengeluaran meningkat maka TUHAN dapat memeliharan kehidupan orang yang memberi dengan tulus dan harus diingat memberi itu tidak menjadikan mamon sebagai berhala.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)