-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Damai Sejahtera Tuhan Berdasarkan Injil Yohanes

Rabu, 24 Mei 2017 | Mei 24, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-24T13:31:57Z
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Matthew Henry berpendapat bahwa waktu Kristus hendak meninggalkan dunia, Ia membuat wasiat-Nya. Ia menyerahkan jiwa-Nya kepada Bapa-Nya. Ia mewariskan tubuh-Nya kepada Yusuf dari Arimatea, agar supaya dikuburkan dengan layak. Pakaian-Nya jatuh ke tangan para serdadu. Ia menyerahkan ibu-Nya kepada pemeliharaan Yohanes. Namun, apa yang akan ditinggalkan-Nya bagi murid-murid-Nya yang miskin, yang telah meninggalkan segalanya demi Dia? Emas dan perak tidak Ia miliki, tetapi Ia meninggalkan sesuatu yang jauh lebih berharga, yakni damai sejahtera-Nya. "Aku pergi, tetapi damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Aku bukan saja memberimu hak atasnya, tetapi menjadikan kamu sebagai pemiliknya." Ia tidak pergi dengan marah, melainkan dalam kasih, sebab inilah kata-kata perpisahan-Nya, Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, bagaikan seorang bapa yang menjelang ajalnya meninggalkan bagian kepada masing-masing anaknya. Dan warisan Kristus yang ditinggalkan ini merupakan bahagian yang pilihan dan terutama.

Alkitab memberikan penjelasan bahwa damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus adalah berbeda dengan yang diberikan oleh dunia. Hal ini ditegaskan dala, Yohanes 14:27 ( "Damai sejahteraKu, Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.") Damai yang diberikan adalah kedamaian yang sekalipun alami penganiayaan tetap hati dipenuhi damai. ( Yohanes 16:33 "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." ) Hanya Tuhan sanggup mengaruniakan damai sejahtera dan ketenangan kepada siapapun yang teguh hatinya untuk bertumpu pada Tuhan. Itulah yang menjadi dasar untuk menerima damai sejahtera yang berasal dari Tuhan dan bukan tergantung dari keadaan yang kita alami saat ini di dunia.

Janganlah gelisah dan gentar hatimu, atas semua kejahatan di masa lampau ataupun masa sekarang, janganlah gentar akan kejahatan apa pun yang akan datang. Perhatikanlah, orang-orang yang tertarik pada kovenan anugerah dan berhak menerima damai sejahtera yang diberikan Kristus, tidak boleh menyerah kepada dukacita dan ketakutan yang melandanya. Inilah yang menjadi inti dari seluruh permasalahan ini. Ia telah berkata (ay. 1), "Janganlah gelisah hatimu," dan di sini Ia mengulanginya lagi setelah memberikan alasan yang cukup.

Meskipun Yesus telah menyuruh jangan gelisah, tetapi saat Yesus disalibkan, dikubur dan telah mendengar kabar dari Maria Magdalena Yesus telah bangkit..... para murid berada dalam ketakutan. Yesus lalu mendatangi para murid-Nya dan menguatkan jangan takut. (Yohanes 20 19. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Murid-murid Kristus, bahkan dalam masa-masa yang sulit, tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah mereka (Ibr. 10:25). Kawanan domba itu tercerai-berai di dalam badai. Namun, domba-domba itu sifatnya hidup berkelompok, dan karena itu pasti akan berkumpul kembali. Bukan hal yang baru apabila perkumpulan murid-murid Kristus didesak sampai ke pelosok-pelosok dan terpaksa melarikan diri ke padang gurun

Yesus lalu mendatangi para murid-Nya dan menguatkan jangan takut. (Yohanes 20 19) Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!") Lalu delapan hari kemudian mengulangi hal serupa dimana saat tersebut Tomas berada bersama-sama murid-murid-Nya yang lain. ( 26. Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!")

Damai Sejatera adalah janji Tuhan kepada setiap murid Tuhan tetapi di sisi lain para murid harus bersedia diutus seperti Bapa telah mengutus Yesus Kristus (Yohanes 20:21. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.")
Yesus menunjuk para muridNya yang dalam situasi "mencekam" untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi, dan menyediakan diri untuk menyebarkan Injil-Nya, dan memancangkan kerajaan-Nya, di tengah-tengah manusia. Dia mengutus mereka dengan wewenang ilahi, diperlengkapi dengan kuasa ilahi, -- mengutus mereka sebagai duta-duta perjanjian damai, dan sebagai para pelopor untuk mengumumkannya, -- mengutus mereka sebagai hamba-hamba yang memberikan undangan perkawinan. Oleh karena itulah mereka disebut para rasul -- orang-orang yang diutus.

Dalam rangka memikul tanggungjawab melanjutkan pekerjaan Yesus Kristus maka mereka (para murid) diberikan Roh Kudus. (ay. 22): Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus." Hal ini melambangkan bagi mereka kehidupan dan kuasa ilahi yang harus mereka terima dari-Nya untuk melakukan segala pelayanan yang ada di hadapan mereka. Mungkin Dia mengembusi mereka secara bersama-sama, bukan satu per satu, dan meskipun Tomas tidak berada bersama mereka, Roh Tuhan tahu di mana harus menemukannya, seperti Dia menemukan Eldan dan Medad (Bil. 11:26). Dengan kuasa Roh Kudus mereka dapatkan damai sejahtera sekalipun alami penderitaan dalam pelayanan sebagai utusan Yesus Kristus.

Menerima kuasa Roh Kudus menolong tetap memiliki hati damai sebab itu adalah buah dari pekerjaan Roh Kudus sekalipun dikejar-kejar oleh orang yang tidak menyukai mereka. Di dalam kehidupan yang ditengah "serigala" maka hidup yang berserah dan patuh dipimpin oleh Roh Kudus adalah sesuatu keharusan sehingga hidup kudus dan berkenan kepadaNya. Membangun hidup yang damai sejahtera dalam segala situasi memerlukan keintiman dengan Tuhan, misal dengan berdoa dan membaca Firman serta percaya dan taat kepada perintahNya, sebab di luar Tuhan tidak ada damai sejahtera. ( “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” Yesaya 48:22 )
×
Berita Terbaru Update