Wycliffe menyatakan bahwa dengan demikian Allah secara tegas jelas melarang bangsa itu untuk terlibat dengan salah satu dewa berhala di Kanaan. Dia sungguh-sungguh akan dengan cemburu mempertahankan kehormatan nama-Nya (ay. 15).
Dari teks di atas ada banyak yang dinamai dengan alah-alah atau tuhan-tuhan di sekitar bangsa Israel, tetapi ciri Allah Israel adalah Allah yang ECHAD / אֶחָֽד yang diterjemahkan Yang Esa ( Ulangan 6:4)
Dari dulu manusia ingin mengenal Allah secara fisik sehingga manusia menggunakan berbagai cara untuk bisa mengenal-Nya, salah satu cara yang dipakai manusia adalah membuat patung untuk disembah (Ulangan 4:15-17; Roma 1:23). Cara ini tidak menyenangkan Allah karena Allah itu Roh dan tidak bisa disamakan dengan ciptaan yang lain, sehingga Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Untuk mengenal Allah bukanlah dengan cara mempersonifikasikan Allah dalam wujud patung atau benda yang lain, karena Allah telah memberi manusia cara untuk mengenal-Nya, yaitu:
a. Melalui ciptaan / alam semesta (Maz. 19:2,3)
Manusia dapat mengenal Allah melalui buah karya-Nya di alam semesta ini. Dikatakan bahwa melalui langit dan cakrawala (alam semesta) manusia dapat melihat keagungan dan kemuliaan Tuhan dan mengetahui bahwa betapa hebatnya Tuhan itu.
b. Melalui Firman-Nya
Alkitab begitu jelas mencatat mengenai siapa Allah itu. Melalui Alkitab kita bisa mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah dan apa yang tidak dikehendaki-Nya. Itu sebabnya kita harus mempelajari dan mendalami Firman-Nya sehingga kita bisa lebih mengenal Allah dan lebih dekat dengan-Nya.
c. Melalui Perjalanan Hidup bersama-Nya. Ayub semakin mengenal Tuhan setelah alami pencobaan. Sedangkan Paulus menyatakan “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Filipi 3:10)
Ketika kita mengenal Allah dengan benar, berbagai macam cobaan dan badai hidup tidak akan dengan mudah membuat kita kecewa kepada Allah dan membuat kita menjadi pahit hati. Urapan yang ada dalam diri kitalah yang akan membuat kita menang atas segala permasalahan hidup kita.
Sedangkan Rasul Paulus sebelumnya adalah orang yang mencari Allah melalui hal-hal lahiriah (Filipi 3:4b-6). Semuanya itu membanggakan secara hukum agama bangsa Yahudi. Namun, sejak Paulus mengenal Allah dengan benar, semuanya itu dianggap rugi. Filipi 3:7-8 mengatakan, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,”
Dalam Hosea 6:3 dinyatakan dampak dari mengenal Tuhan. (Hosea 6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, s seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.) Dampaknya adalah:
a. Allah akan muncul seperti fajar dalam kehidupan orang yang mengenal-Nya.
Fajar berbicara mengenai pertolongan dan harapan hidup (Yes. 58:8). Semua manusia ketika berada dalam kegelapan pasti mengharapkan terang karena dalam kegelapan manusia tidak dapat melakukan apa-apa. Hanya orang yang tidak punya keinginan dan tujuan hidup yang tidak mengharapkan fajar. Dalam hidup orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah, Dia akan selalu ada untuk memberi pertolongan ketika umat-Nya berada dalam kesulitan dan masalah.
b. Allah akan datang seperti hujan (ay. 3)
Hujan berbicara mengenai berkat (Yeh. 34:26-29). Hujan juga berbicara mengenai kemakmuran (Kis. 14:17). Orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah akan memperoleh berkat-berkat yang berkelimpahan sesuai janji Tuhan. Allah juga akan memberkatinya dengan kesejahteraan dalam hidupnya sehingga dapat memberi meskipun dianggap / dikatakan miskin.
Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang sungguh-sungguh mengenal-Nya. Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya, dan Dia akan memberikan pertolongan pada waktunya. Allah berkata, “Carilah Aku, maka kamu akan hidup! (Amos 5:4).
Dalam Amsal 9:10-11 dikatakan bahwa mengenal Tuhan akan mendatangkan pengertian. ( Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian)
Mengenal Tuhan juga tidak dapat dilepaskan pekerjaan Roh Kudus yang menuntun kita mengalami Tuhan dalam hidup. Kitab Yohanes 5:39 menyatakan" Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku" tetapi tidak datang percaya kepada Yesus Firman yang menjadi manusia. Kerendahan hati dan pekerjaan Roh Kebenaran memungkinkan datang kepadaNya untuk memperoleh hidup itu melalui pembacaan Alkitab yang benar sesuai kehendak Tuhan.
Mengenal Tuhan dalam Efesus 4:13 menentukan kedewasaan rohani karenanya Paulus pun ingin lebih mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan dan persekutuan dalam penderitaan. ( Filipi 3:10) Paulus, yang dalam keadaan tersiksa dalam penjara, justru yang menjadi kehendaknya adalah untuk mengenal Allah. Pengenalan terhadap Allah menjadi penentu tindakan dan perbuatan kita, dan hal itu juga yang menjadikan kuasa kebangkitan terjadi dalam kehidupan kita. Pengenalan yang benar akan Allah dari seseorang tidak dapat dilihat berdasarkan lamanya dia menjadi Kristen namun dilihat dari apa yang telah dia perbuat bagi Allahnya selama dia hidup. Jadi, jika kita mengenal Allah yang benar, maka kita mampu hidup seturut dengan Firman Tuhan. Itulah pentingnya kita mempunyai pengajaran Firman tentang Allah yang benar, karena pengajaran yang benar akan diikuti oleh roh yang benar, perbuatan yang benar, dan kuasa yang benar. Pengenalan akan Allah harus berdasarkan motivasi yang benar pula. Ketika motivasi hati kita benar, maka kuasaNya akan diberikan dalam hidup kita secara berlimpah-limpah.
Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita saat kita memasuki proses penderitaan. Semua proses itu bukan bertujuan untuk mematikan kita, tetapi untuk memunculkan motivasi kita. Ketika kita taat, berserah, dan mematikan daging kita sendiri, kuasa Allah akan nyata dalam hidup kita sehingga kita menjadi serupa dengan AnakNya,dan hidup kita bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. Oleh sebab itu jangan takut akan penderitaan, karena semuanya tidak akan melebihi kemuliaan Allah. Justru kita akan menjadi serupa dengan Allah melalui persekutuan dalam penderitaanNya.
Mengenal Tuhan haruslah "dikenal Tuhan" sebab jika "tidak dikenal Tuhan karena melakukan kejahatan" maka sesungguhnya tidak mengenal Tuhan. ( Matius 7:23 ) Karena itu untuk mengenal Tuhan perlu sekali dosa-dosa kita diampuni terlebih dahulu oleh Penebusan Darah Kristus dengan percaya dan menerima Dia dalam hidup ini. kita telah jatuh dari standar kekudusan yang dituntut Allah untuk bisa bersatu dengan-Nya. Alkitab juga menyatakan kalau konsekuensi dari dosa adalah maut (Rom 6:23). Kita akan binasa tanpa Allah, kecuali kita percaya dan menerima janji keselamatan Yesus di kayu salib. Dengan mengenal Tuhan maka kita memperoleh hidup yang kekal ( Yohanes 17:3)
Mengenal Allah dengan sungguh-sungguh membutuhkan komitmen kita untuk mematuhi apa yang kita baca dalam Alkitab. Karena sesungguhnya, kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik (Ef 2:10), untuk menjadi bagian dari rencana Allah dalam menyatakan diri-Nya kepada dunia. Kita membawa misi untuk menghidupi iman percaya kita kepada Allah. Selain itu perilaku hidup kita akan berpengaruh besar, seperti berkomitmen untuk berdoa, bersaksi, mengikuti persekutuan, dan melakukan penyembahan. Namun, hal itu hanya terjadi jika kita menerima Yesus dan janji-Nya dalam hidup kita. Hidup kita harus diisi oleh Allah, sehingga kita dapat mengenal Dia secara dekat dan pribadi dalam kemanunggalan dengan Tuhan Allah.