Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 23 September 2017

Gereja Dan Transformasi Masyarakat Indonesia

Transformasi memiliki sejumlah makna. Makna kata transformasi adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb)
Untuk terwujudnya sebuah transformasi maka perlu mentransformasikan konsep transformasi menjadi fakta sehari hari. men·trans·for·ma·si·kan berarti mengubah rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb); mengalihkan
sinonim : alih bentuk, alterasi, konversi, modifikasi, permutasi, perubahan, renovasi, transfigurasi,transmutasi

Transformasi Indonesia saat ini didasari konsep kemerdekaan untuk mewujudkan cita cita perjuang bangsa yang dituang dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia , yang terbentuk dalam satu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Upaya pembangunan masyarakat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, tetapi haruslah merupakan upaya dan kerja bersama yang sinergis serta berkesinambungan agar lebih efektif dan tepat sasaran mencapai tujuan perjuang bangsa yang memiliki sasaran:
  • Melindungi seluruh tumpah darah
  • Kemajuan kesejahteraan
  • Kecerdasan kehidupan bangsa
  • Berperan aktif secara global yang damai dan berkeadilan sosial.
untuk mengembangkan visi pelayanan dan kerjasama yang sinergis serta berkesinambungan dalam sebuah arak-arakan solidaritas aksi bersama untuk pemberdayaan dan penguatan masyarakat, demi mewujudnyatakan kesejahteraan sosial, keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan, yang juga merupakan tugas panggilan orang-orang percaya dalam iman Kristen sebagai kawan sekerja Allah, khususnya kepada mereka yang miskin, lemah, tertindas, dan menderita sehingga ada perlindungan HAM, kesejahteraan, kecerdasan dan terlibat aktif di bangsa-bangsa dunia. [Yesaya 54:2-3 Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.]

Dalam upaya gereja lokal Indonesia terlibat dalam transformasi sampai menjangkau transnasional guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial haruslah berpedoman kepada Yesus Kristus yang adalah kepala gereja.
Kristus bertumbuh, Lukas mencatat "Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia". (Lukas 2:52) Pertumbuhan tersebut memiliki arti antara lain :
  • Pertumbuhan bentuk tubuh disebabkan perkembangan fisik.
  • "Dikasihi oleh Allah" dewasa rohani.
  • "Dikasihi oleh manusia" dewasa sosial.
  • Berhikmat. "pembelajaran dan ketaatan kehendak Bapa."
Yesus memberi teladan bagi gereja untuk menjalani proses kehidupan yang semakin dewasa dengan mencontoh kehidupan Yesus, antara lain :
  • Berhikmat dan mengamalkan hikmat yang dianugerahkan dalam peran dan fungsinya karena hikmat dan ketulusan dari pembentukan Allah di dunia yang kacau sehingga menjadi alat melakukan transformasi semakin baik dalam kehidupan di masyarakat, bangsa dan dunia.
  • Fisik bertumbuh sehingga dapat memimpin/mengkoordinasikan atau setidak tidaknya dapat melakukan sesuatu tindakan nyata proyek atau pekerjaan yang diimpikan dalam hikmat yang dimilikinya sehingga ide dapat dilakukan agar menjadi nyata.
  • Kerohanian bertumbuh sehingga makin berkenan kepada Bapa yang adalah Mahaadil, Benar, Kudus .... sehingga makin menyerupai Pencipta dan berperan dalam fungsi sebagai "iman, nabi dan rajani" agar kerajaan Allah hadir di bumi. Tanpa kekudusan tidak dapat seseorang melihat Allah. (Matius 5:8)
  • Sosial. Memiliki manfaat dan fungsi sosial dalam masyarakat yang tumbuh dalam pelayanan menjadi garam dan terang
Keteladan Yesus, Guru Agung cukup memadai dan sebagai alasan yang kuat untuk ikut terlibat dalam transformasi di masayarakat, bangsa dan dunia dan semua itu selaras dengan tujuan perjuangan bangsa yang tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.
Gereja mendapat panggilan untuk terlibat dalam aktivitas dengan memgigat sejumlah prinsip gereja, antara lain :
  • Jika biji gandum tidak jatuh ketanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan tumbuh menghasilkan banyak buah.
  • Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit pula dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula.
  • Dia harus makin bertambah dan aku harus makin berkurang,
Gereja memiliki tanggungjawab terhadap transformasi di masyarakat, bangsa dan dunia tetapi perlu transformasi internal Gereja dalam bergereja yang menjadi landasan untuk melakukan transformasi di masyarakat Indonesia dan atau secara global sehingga perlu adanya gerakan Gereja Apostolik Baru seperti yang dikatakan oleh DR. C. Peter Wagner, yaitu:
  • Dari Pemerintahan denominasi kepada pemerintahan apostolik atau rasuli.
  • Dari Reformasi Internal kepada pembaharuan apostolik.
  • Dari Visi gereja kepada visi kerajaan.
  • Dari Persekutuan gereja berdasarkan warisan (denominasi) kepada persekutuan gereja berdasarkan teritorial (kota).
  • Dari ekspansi gereja kepada transformasi masyarakat.
  • Dari bertoleransi pada setan kepada invasi terhadap kerajaan setan.
  • Dari Pendidikan theologia kepada memperlengkapi pelayan.
  • Dari muatan doktrin yang berat kepada muatan doktrin yang ringan.
  • Dari pengudusan Reformed kepada kekudusan Wesley.
Sedangkan Robert Fitts, pimpinan Outreach Fellowship International memberikan pandangan 40 tren perubahan terhadap transformasi gereja, sebuah buah pemikiran pada kealamiahan dan fungsi gereja:
  1. Dari kehidupan berpusat pada pertemuan kepada kehidupan berpusat pada Kristus. (teladan Yesus adalah melayani secara spontan, setiap hari, situasi dimana saja tanpa perencanaan, setiap saat.)
  2. Dari Kekristenan kepada Kristus. (Bukan sebuah filosofi, sistem, pergerakan atau agama, tetapi seorang pribadi . . . KRISTUS DALAM DIRIMU!)
  3. Dari gedung gereja kepada gereja di rumah. (Menjadi sederhana untuk mudah bermultiplikasi)
  4. Dari pertumbuhan yang meningkat hanya dari dalam kepada pertumbuhan dari dalam dan luar yang meningkat. (Baik akibat pertambahan maupun multiplikasi)
  5. Dari pelayanan seorang gembala (pendeta) kepada pelayanan lima jawatan (Kita memerlukan ke lima pelayanan jawatan tersebut.)
  6. Dari keimamatan khusus kepada keimamatan setiap orang percaya (Membawa Tuhan kepada orang-orang melalui kesaksian kita dan doa syafaat)
  7. Dari organisasi kepada organisme (Hati-hati! Lawan dari hirarki adalah anarki)
  8. Dari penyembahan tiap minggu kepada penyembahan setiap saat. (Penyembahan itu lebih dari hanya sekedar menyanyi)
  9. Dari membawa orang ke gereja kepada membawa gereja kepada orang-orang. (Doa yang membakar. "Bapa, bawa aku ke dalam jalan salibMu hari ini, bawalah aku hari ini bertemu dengan orang yang lapar akan Engkau atau sedang membutuhkan . . . ")
  10. Dari simbolis kepada substansi perihal Perjamuan Makan (Suci) (Lakukan sesering mungkin)
  11. Dari denominasi kepada jejaring yang dipimpin Roh Kudus (Mengidentifikasi diri dengan gereja sekota)
  12. Dari kehormatan sosial kepada menjadi GARAM & TERANG (Menggonjang-ganjingkan dunia)
  13. Dari pertunjukan oleh kaum imam profesional kepada I Korintus 14:26. ("Setiap orang yang memiliki pengajaran. . .")
  14. Dari berdasarkan program kepada gereja berdasarkan rumah (Liturgi, Penginjilan, Informal)
  15. Dari sistem pendidikan seminari kepada sistem pemuridan (Sekolah Alkitab sederhana)
  16. Dari perpuluhan kepada memberikan semuanya sesuai Perjanjian Baru (Kedermawanan dengan janji penghargaan)
  17. Dari penundukan diri secara selektif (hanya pada denominasinya) kepada penundukan diri total (tunduk kepada otoritas yang ditunjuk Allah)
  18. Dari jabatan kepada fungsi ("Jangan memanggil seorang pun guru, ayah, rabi, dll. . .")
  19. Dari gereja independent kepada gereja inter-dependent (terhubung dengan gereja se-kota untuk saling menolong, menguatkan dan menasehati)
  20. Dari keanggotaan tersurat kepada anggota Tubuh Kristus (kita merupakan anggota dari seorang dengan yang lainnya)
  21. Dari sistem roda kepada pokok anggur (mengutus tim penanam gereja sederhana di rumah-rumah)
  22. Dari kesatuan organisasi kepada kesatuan rohani (hanya tinggal satu langkah menuju kesatuan. . .SALING MENERIMA)
  23. Dari Safeway atau Circle K kepada Safeway dan Circle K (menerima semua yang Tuhan terima). CATATAN: Safeway dan Circle K merupakan gerai mini market, maksudnya keragaman “nama” gereja modern.
  24. Dari “kita dan mereka” kepada “kita” (Menolak untuk mengizinkan roh pemecah belah dalam persekutuan kita)
  25. Dari hanya menanam gereja bergedung kepada menanam gereja dimana saja secara spontan. (menyadari ekklesia dapat bertemu dimana saja)
  26. Dari belenggu kepada kemerdekaan bagi kaum wanita (Kis 2:17-18 , Gal. 3:26-28)
  27. Dari sistem presbiteri (majelis) tanpa orang-orang kepada majelis bersama orang-orang (Kis 15:22)
  28. Dari kesewenang-wenangan kepada petunjuk alkitabiah dari penatua-penatua yang telah ditetapkan (I Tim. 3, Titus 1)
  29. Dari “gembala saya” kepada “gembala-gembala saya” (guru-guru, penginjil-penginjil, rasul-rasul, nabi-nabi)
  30. Dari membangkitkan pemimpin-pemimpin kepada mengangkat para hamba. (Kerajaan Allah bertanah rata)
  31. Dari visi lokal kepada visi dunia (tiga cabang kepercayaan dalam gereja)
  32. Dari membangun kerajaan saya kepada membangun KerajaanNya (Mari saya menolongmu untuk menggenapi visimu.)
  33. Dari gereja bertembok kepada gereja se-kota. (Mereka memenuhi Yerusalem dengan pengajaran mereka)
  34. Dari rasa takut mengalami pencurian domba kepada takut memiliki domba (Kis 20:28-31)
  35. Dari berpusatkan pada gembala kepada membuat semua orang menjadi gembala. (Kis 20:28-31)
  36. Dari menggunakan kata “gereja” kepada menggunakan frase “tubuh Kristus." (Kis 19:32-41)
  37. Dari pembatasan kepada persekutuan yang tidak dirintangi. ( Saya anggota dari tiap gereja di dalam kota.)
  38. Dari diliputi kelalaian kepada ketenangan. (tanaman tomat, api, starter motor)
  39. Dari tipe kuliah kepada tipe belajar Alkitab secara interaktif. (Tubuh melayani dirinya sendiri dengan kasih.)
  40. Dari piramid kepada kue pancake dalam pengertian kita akan penundukan diri terhadap otoritas. (Saya tunduk kepada Raja segala Raja dan setiap otoritas rohani yang Tuhan utus dalam hidup saya.)

Transformasi sangat mudah dan menarik diutarakan sehingga banyak pakar Teologi yang memiliki aneka pandangannya sendiri selain yang di tulis di atas, tetapi sulit untuk dilakukan. Transformasi menyebabkan keluar dari kenikmatan hidup yang memikirkan kesenangan untuk diri sendiri dan keluar memperhatikan sekitar kita sesuai dengan anugerah Tuhan yang didapat, seperti bakat, talenta, ketrampilan, kawanan "domba yang dipercayakan", ........... serta panjatkan permohonan agar hikmat dan kuasaNya yang mengubah segala sesuatu menjadi baru karena transformasi didalam Dia hadir menyertai sampai kesudahan alam.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)