Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 25 September 2017

Hormat Terhadap Orang Tua

Keluaran 20:12 “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.”

Teks di atas adalah isi hukum Taurat Musa yang mengatur hubungan dengan sesama manusia setelah hukum yang berisi hubungan dengan Tuhan dengan perintah aktif adalah kuduskanlah hari Sabat. Hukum Taurat ke-5 ini menempatkan hukum hubungan anak dengan orang tua ditempatkan dalam urutan pertama dan bersifat perintah aktif untuk menghormati orang tua sedangkan urutan selanjutnya adalah bersifat larangan dalam berhubungan dengan sesama manusia secara horizontal.

Hukum Taurat mengajarkan untuk menghormati orang tua. Apakah artinya menghormati orang tua?
  • Ellicott's Commentary for English Readers mengungkapkan dari semua tugas kita kepada sesama kita, yang pertama dan paling mendasar adalah tugas kita terhadap orang tua kita, yang merupakan akar dari semua hubungan sosial kita, dan inilah yang pertama kita alami menjadi sadar. Kehormatan, penghormatan, dan ketaatan adalah karena orang tua dari posisi di mana mereka berdiri pada anak-anak mereka :
    • ( 1) Seperti, dalam pengertian tertentu, penulis tentang keberadaan mereka; 
    • (2) sebagai tempat berlindung dan makanan mereka; 
    • (3) sebagai pelindung dan pendidik mereka, yang darinya mereka memperoleh dasar dari pelatihan moral mereka dan elemen pertama dari pengetahuan mereka. 
  • John Gill's Exposition of the Entire Bible, Dr. John Gill 1690-1771 menafsirkan sebagai Perintah ini bersifat moral dan merupakan kewajiban yang sifatnya abadi: perlu dimengerti bahwa menghormati orang tua bukan hanya sekadar menggunakan ucapan dan bahasa tubuh yang penuh hormat terhadap orang tua serta menaati mereka dengan penuh sukacita dan kerelaan, tetapi juga menghormati mereka dengan subtansi yang ada, memenuhi kebutuhan mereka akan sandang, pangan dan kebutuhan hidup lain yang mereka butuhkan; yang dilakukan sebagai sebuah pelayanan yang sepantasnya mereka terima, sebagai balasan atas biaya dan perhatian yang telah mereka curahkan serta berbagai masalah yang harus mereka hadapi tatkala membesarkan anak-anak mereka di dunia
  • Telaga.org berpendapat bahwa teks di atas mengandung makna:
    • Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orangtua. Di dalam hukum Taurat tertera perintah yang mengharuskan orang Israel untuk menjatuhkan sanksi berat-kematian-kepada anak yang mengutuki orangtuanya, "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri" (Imamat 20:9). 
    • Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orangtua. Tuhan Yesus menegur orang Yahudi yang menyelewengkan perintah Tuhan akan persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orangtua (Matius 15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk memelihara Maria, ibu-Nya (Yohanes 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa Tuhan menginginkan kita untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orangtua kita.
Hormat kepada orang tua melibatkan penghargaan, hormat dan dukungan. Itu berarti kita ada untuk mereka dan kita memperhatikan mereka melalui pelayanan, dukungan, keuangan, kunjungan, dll.


Paulus mengulangi perintah teks di atas dalam Efesus 6:2-3: “Hormatilah ayahmu dan ibumu" adalah perintah pertama dari Allah dengan janji, yakni: "Supaya engkau berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Yesus meringkas isi perintah tersebut serta apa yang akan terjadi bila perintah tersebut tidak ditaati: Markus 7:10 “Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.” Kata kerja “mengutuki” di sini adalah kata kerja bahasa Yunani “kakologeo” yang berarti “mengata-ngatai yang jahat”. Barang siapa mengata-ngatai yang jahat kepada ayah atau ibunya harus dihukum mati.
Sebuah contoh tindakan yang tidak menghormati orang tua, melalui kelanjutan dari ayat di atas: Markus 7:11-13 “Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban--yaitu persembahan kepada Allah--, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan." Kata “Korban” adalah sebuah kata bahasa Ibrani yang berarti “persembahan kepada Allah”. Kata inilah yang dipergunakan dalam Imamat 1:2.
Yesus menegur beberapa orang yang menghindari kewajiban untuk menyediakan kebutuhan materiil bagi orang tua mereka dengan mengklaim bahwa uangnya telah digunakan untuk "persembahan kepada Allah" (Matius 15:3–8, Markus 7:9–12; dalam perikop-perikop ini Yesus mengutip Yesaya 29:13). Menurut Injil Yohanes, ketika Yesus disalibkan, Ia meminta Rasul Yohanes untuk merawat ibu biologis-Nya dan ia menyanggupi permintaan-Nya.

Menurut Injil Matius, kewajiban untuk menghormati orang tua sendiri dibatasi oleh kewajiban seseorang kepada Allah: "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku" (Matius 10:37). Batasan tersebut, dan keutamaan perintah itu, membuat para akademisi menyimpulkan bahwa menghormati orang tua sendiri tidak berarti seseorang dapat melanggar hukum Allah (dengan berbuat dosa) atas perintah orang tuanya.

Selain menghormati orang tua tidak berarti setuju dengan ajaran orang tua yang berbuat dosa, Telaga.org juga memberi batasan lain dalam menghormati orang tua, yaitu:
  • Walaupun keluarga jasmaniah adalah penting namun bagi Tuhan terpenting adalah keluarga rohaniah. Pada waktu Tuhan tengah mengajar, ibu dan saudara Tuhan Yesus datang mengunjungi-Nya. Tuhan menegaskan, "Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku? . . . Sebab siapa pun yang melakukan kehendak bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku . . . dialah ibu-Ku" (Matius 12:46-50). 
  • Tanggung jawab kepada orangtua lebih bersifat fisik ketimbang emosional. Anak berkewajiban memelihara kelangsungan hidup orangtua di masa orangtua tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya. Namun anak tidak berkewajiban membuat orangtua senang secara membabi buta; menyenangkan orangtua mempunyai batasnya. Firman Tuhan mencatat, "Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, 'Tuhan, izinkanlah aku pergi terlebih dahulu menguburkan ayahku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka' " (Matius 8:21-22). 
  • Setelah kita menikah, kita harus mengutamakan keluarga sendiri tanpa harus melepaskan tanggung jawab kita sebagai anak kepada orangtua. Itu sebabnya Tuhan berfirman, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kejadian 2:24). Harus ada sebuah tindak pemisahan dan prioritas sehingga keluarga yang baru dapat berdiri dengan mandiri.
Yang Perlu diperhatikan:
Perintah menghormati orang tua adalah perintah pertama yang disertai janji dan janji itu sungguh luar biasa: umur panjang dan kebahagiaan! Bagi kebanyakan orang tidak ada lagi yang mereka inginkan selain kedua hal itu! Janji yang luar biasa, namun bukan tanpa syarat! Ada syaratnya, janji itu akan diberikan kepada mereka yang menghormati orang tuanya. Perintah menghormati orang tua begitu pentingnya sehingga orang yang berani mengata-ngatai yang jahat kepada orang tuanya akan mati. Memang, kita sekarang hidup di zaman anugerah, namun perintah Allah serta janji-Nya ini tetap berlaku. Dan inilah tantangan bagi kita semua.

Catatan:
Menurut iman Kristen, kita berbakti kepada orang tua dilakukan saat masih hidup, sedangkan apabila sudah meninggal dan ada kuburannya, ya kita bersihkan kuburan itu yang berarti kita masih mengingatnya. Saran-saran yang baik, pedoman yang pernah mereka berikan, kita perhatikan.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)