Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Sabtu, 16 September 2017

Karunia Memberi Dan Ajaran Alkitab.

.....Jawab malaikat itu: "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengigat engkau. ( Kisah Para Rasul 10:4b )

Teks di atas adalah kisah Kornelius seorang perwira pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan banyak memberi sedekah serta senantiasa berdoa kepada Allah. Atas perbuatannya yang naik kehadirat Allah maka Kornelius dipertemukan oleh TUHAN dengan Petrus dan Petrus menjelaskan keselamatan dan pengampunan dosa dalam nama Yesus Kristus ( Kisah Para Rasul 10:43 ) Ditengah-tengah Petrus menjelaskan hal tersebut Roh Kudus turun dan memenuhi mereka yang berkumpul di rumah Kornelius sehingga mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah lalu dibaptis.

Kornelius memberi bantuan kepada orang Yahudi yang membutuhkan dengan disertai doa dan takut akan Tuhan, tetapi sehingga keselamatan dari TUHAN diberitakan melalui Petrus yang penuh urapan sehingga mendapatkan keselamatan. Hal ini menandakan bahwa segala perbuatan baik yang dilakukan dengan benar haruslah disertai dengan pengampunan dosa dalam nama Yesus Kristus agar mendapatkan keselamatan kekal. Keselamatan kekal adalah anugerah dari Tuhan Yesus yang telah memikul dosa manusia .... melalui iman kepadaNya manusia tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Setelah memperoleh keselamatan ..... Tuhan tetap mengharapkan kita untuk memberi, tetapi bukan untuk supaya selamat melainkan sebagai ucapan syukur atas berkat yang TUHAN telah berikan kepada kita.

J. Hampton Keathley memberi petunjuk dalam memberi, diantaranya:
  • Melalui Karya AnugrahNya: Melalui hubungan dengan Dia, memberi merupakan hasil karya anugrah Tuhan dalam hidup sehingga itu menghasilkan komitmen hidup seseorang pada Tuhan dengan pemberian yang mengalir keluar dari komitmen itu (2 Kor. 8:1-2, 6-7; 9:9-11). 
  • Dalam Iman: Dia telah berjanji untuk mencukupi seluruh kebutuhan kita; pemberian kita tidak akan membuat kita kekurangan (2 Kor. 9:7; Fil. 4:19). 
  • Dengan Memiliki Tujuan: Kita memberi dengan perencanaan yang seksama dan dibawa dalam doa. “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya” (2 Kor. 9:7).
  • Secara Teratur: “Dihari pertama setiap minggu” menolong untuk mendorong ketekunan dan disiplin dalam memberi. Ini menciptakan konsistensi dan keteraturan yang menyatakan niat kedalam tindakan (1 Kor. 16:2). 
  • Secara Pribadi: “Biarlah setiap kamu” memenuhi kebutuhan setiap orang percaya dengan membuat pemberian sebagai tanggung jawab pribadi yang diberikan Tuhan (1 Kor. 16:2).
  • Secara Sistematis: “sisihkan dan simpan” menimbulkan kebutuhan untuk memiliki metode atau sistem dimana uang untuk pekerjaan Tuhan secara khusus disisihkan, disimpan untuk diberikan, sehingga tidak digunakan untuk hal lain (1 Kor. 16:2).
  • Secara Proporsional: Dalam Perjanjian Baru, menyisihkan sebagian untuk diberikan (sebagai persepuluhan) telah digantikan oleh prinsip anugrah pemberian, secara sukarela, bertujuan, dan proporsional. Standar baru sekarang ini adalah 
    • Sesuai berkatNya” (1 Kor. 16:2), 
    • “Memberi menurut kemampuan mereka” (2 Kor. 8:3), 
    • “Memberi itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.…” ( 2 Kor. 8:12-15, Mark 12:41-44), 
    • “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan” (2 Kor. 9:7).
      • Dalam Pemberian yang Proporsional: 
        •  MOTIF KITA dalam memberi adalah berkat Tuhan, untuk meningkatkan buah dan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan (2 Kor. 9:8-15). 
        • UKURAN KITA dalam memberi adalah berkat material dari Tuhan (1 Kor. 16:2). 
      • Ilustrasi mengenai Pemberian yang Proporsional: Orang percaya A memiliki pendapatan $20,000 setahun dan dia memberi sepuluh persen, yaitu $2,000. Orang percaya B memiliki pendapatan $50,000 setahun dan memberikan sepuluh persen, yaitu $5,000. Orang percaya B telah memberi $3,000 lebih banyak dalam setahun tapi ini tidak proporsional karena Orang percaya A hanya memiliki $18,000 untuk dihidupi dan Orang percaya B masih memiliki $45,000, dua kali lebih banyak. Orang percaya B bisa memberi 20 persen ($10,000) dan masih memiliki $40,000 tetap dua kali lebih banyak dari Orang percaya A. Orang percaya B tidak hanya harus memberi lebih banyak tapi secara proporsi juga harus lebih banyak.
        • Ligon Duncan menyatakan Penyerahan diri Kristus kini menjadi standar bagi pemberian kita! Kita mulai dari dasar perpuluhan dan bertujuan untuk meneladani pengorbanan diri-Nya. Pemberian kita seharusnya diinspirasikan dan diajarkan melalui karunia Kristus yang tak terkatakan.
Kepada Siapa Kita Harus Memberi?
  • Gereja Lokal. “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu” (Gal. 6:6;  1 Tim. 5:17-18). Jika gereja lokal akan membentuk pusat pelayanan keluar, maka sudah sewajarnya jika itu menjadi prioritas pertama anda dalam memberi. 
  • Organisasi lain dan Individu. Ini termasuk misi, kelompok para-church dan individu yang terlibat dalam pelayanan ini (3 Yohanes 5-8). 
  • Sesama Orang Percaya yang Membutuhkan. Mereka yang tidak mampu menyokong diri sendiri atau yang menghadapi masalah serius harus ditolong sebisa mungkin. Mereka yang menolak bekerja jangan didukung (1 Yohanes 3:17; Yakobus. 2:15-16; Galatia. 6:10; Ibrani. 10:33-34; 13:1-3 bandingkan dengan 2 Tesalonika. 3:6-10). 
  • Orang Belum Percaya yang Membutuhkan. Prioritas pertama kita adalah mereka yang seiman, tapi kita juga menjangkau orang lain yang membutuhkan sebisa mungkin (Gal. 6:10). 
Dalam memberi, ada aturan seperti dalam Matius 6:3 "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu" sehingga memberi yang berkenan kepada Tuhan acapkali tidak diketahui asalnya dari mana. Memberi sifatnya sangat tertutup dan pribadi sampai hal itu dikatakan oleh orang lain..... bukan oleh dirinya sendiri dan akan membebani keuangan kita.

Memberi juga harus disertai dengan ketekunan dalam berdoa seperti Kornelius. Jika memberi disertao Berdoa agar Allah menunjukkan kepada anda, orang-orang dan proyek yang Dia inginkan untuk anda berkati. Uang yang diberikan kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat akan memberikan nilai kekal yang tidak terkatakan dan memberkati baik yang memberi maupun yang menerima.

The DCI Trust menyatakan karunia memberi adalah bukan untuk semua orang, tetapi jika setelah anda membaca semua ini, anda merasa yakin bahwa ini adalah karunia anda, maka melangkahlah dalam iman dan hikmat dan mulailah memberi dengan murah hati – ketaatan akan membawa kepada sukacita dan kesenangan bukan hanya bagi yang menerima tetapi juga bagi anda! Karena Alkitab berkata dalam Roma 12:8 jika ini adalah karunia anda, maka berilah dengan murah hati.

Janji Tuhan untuk Pemberi yang Murah Hati
  • Lukas 16:10-11: Umumnya, Tuhan tidak mempercayakan kekayaan yang lebih banyak pada kita sampai kita terbukti setia dengan apa yang kita punya sekarang.
  • 2 Korintus 9:8-11: Pemberian kita tidak akan membuat kita kekurangan; Tuhan tidak saja menyediakan apa yang telah kita berikan, tapi dia akan meningkatkan kemampuan kita dalam memberi saat kita memberi dengan limpah. Tujuannya disini bukan untuk meningkatkan kekayaan pribadi, tapi pemberian.
Dalam memberi haruslah dengan tulus dan murah hati sebab jika memberi untuk tujuan yang tidak Tuhan berkenan dapat mendatangkan celaka seperti yang dialami oleh Ananias dan Safira. ( Kisah Para Rasul 5:4. Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.")
Dengan memberi dengan murah hati dan tulus maka kita tidak berharap Tuhan membalas jasa kita atas pemberian yang telah kita lakukan..... meskipun TUHAN sanggup untuk tidak berhutang kepada kita.

Philip Yancey menyatakan sikap memberi mengingatkan kita bahwa kita hidup oleh kasih karunia Allah, sama seperti burung dan bunga. Makhluk-makhluk itu tidak khawatir tentang masa depannya; begitu pula seharusnya kita. Dengan memberi, kita mendapat kesempatan untuk menyatakan keyakinan kita bahwa Allah akan memelihara kita sebagaimana Dia memelihara burung pipit dan bunga bakung (Mat. 6:25-34).


Uang tak lagi berkuasa atas kita ketika kita tak lagi enggan untuk memberi.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)