Teks di atas mengambarkan ketajaman dan kedalaman intuisi Yesus Kristus dalam bertindak terhadap semua orang yang datang kepada-Nya dan orang-orang yang dipimpin-Nya. Dalam kepemimpinan menyatakan bahwa seorang pemimpin harus memperhatikan hukum Intuisi tetapi Yesus jauh melebihi semua hal itu. Yesus memiliki pengetahuan jauh melampaui pengetahuan manusia. Yesus bahkan memiliki kemampuan mengetahui hal-hal di masa depan, sebelum semuanya itu terjadi. Yesus jauh melampaui hukum intuisi pemimpin ini. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Sebagai Firman, DIA mengetahui dan merasakan segala sesuatu dengan sempurna.
Hukum intuisi mungkin sulit dipahami. Mengapa? Karena hukum ini bergantung jauh lebih banyak dari pada sekedar fakta-faktanya saja. Hukum intuisi ini didasarkan pada fakta-fakta plus naluri serta faktor-faktor tak berwujud lainnya. Dan kenyataannya intuisi pemimpin sering kali merupakan faktor yang membedakan pemimpin besar dan pemimpin yang biasa-biasa saja. Para pemimpin terbaik membaca dan memberikan respon. Seorang pemimpin harus membaca situasi dan secara naluriah mengetahui harus menggunakan taktik bermain yang mana.
Para pemimpin mampu membaca sejumlah faktor tak berwujud diantaranya:
- Para pemimpin mampu membaca situasi
- Para pemimpin mampu membaca trend
- Para memimpin mampu membaca sumber-sumber daya mereka
- Para pemimpin mampu membaca orang lain
- Para pemimpin mampu membaca dirinya sendiri
- Mereka yang secara alami melihatnya
- Mereka yang dilatih untuk melihatnya
- Mereka yang takkan pernah melihatnya
Tampaknya Ouspensky memiliki kesadaran bahwa realitas di luar rasio belum tentu sebagai sesuatu ke-tidakbenar-an. Bisa jadi hanyalah ketidak-tahuan rasio manusia semata sehingga seseorang seyogyanya membuka diri pada hal-hal yang terkesan irasional sekalipun.
Pemikiran Ouspensky mengajak kita agar selalu berpositif thinking dalam memandang segala sesuatu yang masih menjadi tanda tanya besar yang seolah tidak masuk akal atau non-sense. Dengan postulat bahwa manusia itu lebih banyak yang belum diketahui daripada yang sudah diketahui mengenai apa yang terjadi dalam jagad raya. Positive Thinking harus dibarengi dengan sikap ragu-ragu. Namun bukanlah ragu-ragu yang menyepelekan, tetapi ragu-ragu agar menjadi tahu (skeptisisme). Dengan kata lain, Ouspensky secara tidak langsung mengatakan orang yang merasa paling tahu atau merasa diri telah mengetahui banyak hal sesunggunya ia orang yang tidak banyak tahu. Mafhum lah kita mengapa sikap para filsuf besar Yunani tampak paradoksal dengan mengatakan bahwa; semakin banyak tahu, justru dirinya merasa semakin banyak yang tidak diketahuinya.
Teori intuisi menyebutkan bahwa intuisi atau pengilhaman adalah semacam penglihatan yang amat tajam. Karena itu penulis-penulis dilihat sebagai seniman yang memiliki kemampuan berimajinasi atau mengembangkan perasaannya. Sehingga mereka dianggap genius-genius dalam spiritual. Sementara itu Pengertian intuisi menurut Webster Dictionary adalah kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan langsung tanpa melalui penalaran dan observasi terlebih dahulu.
Senada dengan itu menurut psikolog sosial dan sekaligus pengikut Guru Besar Psikologi Daniel Kahneman pada Princeton University, David G. Myers (Intuition; Its power and perils; 2002) pemikiran intuitif itu layaknya persepsi, sekelebat gambaran, dan tanpa usaha. Kalimat Kahneman yang menjadi pedoman Myers adalah ; ….kami mempelajari berbagai intuisi, beragam pemikiran dan preferensi yang mendatangkan pikiran secara cepat tanpa banyak refleksi.
Dalam tiori kepribadian, manusia dibedakan menjadi tipe kolerik, plegmatis, sanguin dan melankolis dimana orang yang memiliki intuisi kuat dimasukkan ke dalam tipe melankolis. Florence Littauer, Personality Plus mengambarkan bahwa melankolis adalah sosok yang setia, mendengarkan keluhan, dapat memecahkan masalah orang lain,..... dalam berteman, tetapi Osho - guru spiritual India dalam Intuition, knowing beyond logic intuisi terbuka bagi semua orang. Intuisi membuka pengalaman hati sedangkan kecerdasan sebuah pengalaman pikiran. Intuisi tidak dapat diraih dengan kecerdasan. Osho menyatakan insting berada di pusat ketidaksadaran dan kecerdasan di pusat kesadaran.
Insting memaksa kita melakukan meskipun bertentangan dengan keinginan kita sedangkan kecerdasan membantu menemukan jalan jika kita ingin atau tidak ingin sesuatu. Jika dapat mengikuti insting bekerja (jika insting tepat) maka dapat mengikuti intuisi bekerja dan intuisi berfungsi dalam lompatan kuantum.
Dalam tiorinya Osho membatasi bahwa meditasi sebagai membuka jalan intuisi yang berbeda dengan pengajaran Yesus Kristus, Firman yang menjadi manusia yang digambarkan oleh Yesaya sebagai (Yesaya 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.--- sebagai Penasihat Ajaib maka ketepatan intuisinya sempurna)
Osho menberikan saran untuk menfungsikan intuisi. Saran itu adalah :
- Kupas kulit bawang.
- Kepribadian seperti bawang, memiliki banyak lembaran yang menjadi filter, mengkorupsi, menghalangi, dan menyembunyikan
- Menghargai feminitas dengan jalan lebih banyak mengunakan otak kanan, banyak memberikan cinta, dekat dan percaya.
- Bergerak dari pikiran ke perasaan
- Rileks dengan jalan tidak mengandalkan pikiran denga ncara mengistirahatkan
- Menemukan pembimbing sejati dengan jalan ikuti kata hati.
- Buat kebahagiaan sebagai kriteria dengan jalan tidak menjadikan materi sebagai ukuran sukses
- Berteman dengan puisi
Intuisi dibangun dengan pemulihan hubungan roh manusia dengan TUHAN ALLAH dalam kemanunggalan sehingga menjadi satu kesatuan. (Yohanes17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku // Teks ini berbicara kemanunggalan seluruh umat-Nya dengan Allah bukan kemanunggalan sesama umat Allah)
Intuisi tidak dapat dilepaskan adanya pembimbing sejati dalam hati manusia tersebut dimana manusia tersebut menyerahkan arah dan tujuan hidup kepada pembimbing sejati yang dalam iman kristen bahwa kehendak bebas manusia telah jatuh ke dalam dosa sehingga kata hati manusia memiliki kecenderungan yang berbeda dengan maksud dan tujuan penciptaan manusia, untuk itu sangat diperlukan ROH ALLAH hadir dan memberikan petunjuk sehingga alami ilmuninasi dan pengilhaman. Dengan berjalan dalam Roh dan intim bersama-Nya maka intuisi akan bertumbuh dan berperan.
Melalui intuisi papar Osho maka alami hidup yang berarti, kegembiraan, kemegahan dan rahmat. Intuisi membawa kepada Anda masuk ke rahasia kehidupan, keheningan yang dashyat dan ketentraman yang tidak dapat diganggu dan diambil. Bila Osho melalui meditasi membuka intuisis menemukan terang cahaya penuh, maka melalui Yesus yang adalah Terang Sejati (Yohanes 1:4,5 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya) Melalui Yesus yang adalah Firman dan Pembaptis Roh Kudus, maka terang sejati menerangi sehingga dapat berjalan dalam jalan benar benar jalan yang benar dan hidup. Institusi sebenarnya bagian dari hidup beriman, jika beriman dengan aktif.
Berjalan dalam iman adalah berjalan dalam Roh Allah maka intuisi akan mengarahkan dan melakukan lompatan iman hidup dalam dimensi yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telingga dan tidak pernah timbul dalam hati, itu tersedia bagi umat-Nya yang mengasihi dan berjalan bersama-NYA.