Theologi kebebasan menghadirkan pemikiran untuk memahami ketergantungan, ketidakadilan, pemerasan dan pertentangan kelas sebagai masalah dasar dunia ketiga; secara struktural masalah dunia dan mendorong solidaritas terhadap rakyat miskin dan tertindas.
Theologi pembebasan mencakup setidak-tidaknya ada tiga aspek macam pembebasan. Pembebasan itu terkait satu sama lain. Hal itu antara lain:
- Pembebasan dari belengu penindasan ekonomi, sosial dan politik (Gutierrez) atau alienasi kultural (Galilea) atau kemiskinan dan ketidak adilan (Munoz)
- Pembebasan dari kekerasan yang melembaga yang mengalangi terciptanya manusia baru dan digairahkannya solidaritas antar manusia (Gutierrez) atau lingkaran setan kekerasan yang menangtang orang berperan serta dalam kematian Yesus (Galilea) atau pratik-pratik yang menentang usaha pemanusiaan manusia sebagai tindakan pembebasana Tuhan (Munoz).
Keberatan terhadap theologi pembebasan antara lain :
- Teologi pembebasan adalah bagian dari teologi tradisional yakni teologi Kerajaan Allah.
- Teologi Pembebasan merekomendasikan revolusi eksklusif politik dan mengesampingkan pembebasan total dari kuasa dosa.
- Teologi pembebasan mempergunakan analisis Marxis yang merancangkan pertentangan kelas, dan mengesampinkang penyesaian kooperatif./li>
- Teologi pembebasan mengesampingkan kemiskinan injili dan sebagai gantinya mempergunakan konsep kemiskinan proletariat.
- Teologi kemiskinan mengingkari hierarki dengan Megisteriumnya dan sebagai gantinya memakai analisi Marxis ( Tinjauan kekhususan dari sudut pandang Katolik Vatikan).
- Teologi pembebasan menutup mataterhadap kandungan "totalitarian" dalam masyarakat sosialis yang dicita-citakan dan terlalu agresif mengkambing hitamkan kapitalisme.
- Teologi mengangkat perhatian gereja bagi yang tertindas, sambil mengusahakan bentuk format lebih Alkitabiah dalam memandang kemiskinan dan ketidakadilan yang ada di masyarakat.
Manusia telah rusak akibat dosa dan memerlukan pemulihan sempurna dari Pencipta Sempurna. Segala usaha manusia termasuk kalangan teolog dengan menghadirkan teologi kebebasan, teologi politik, teologi Injil-Sosial, teologi deprivatisasi ....sampai teologi tuhan mati, tidak dapat dengan sempurna mengatasi masalah sebab Yang Sempurna datang maka lenyap semua yang tidak sempurna, dan dunia sudah jatuh dalam dosa - rusak sehingga tidak akan ada suatu sistem yang sempurna [bila ada maka orang yang terlibat dalamnya {sistem super} telah terjun dalam kesombongan dan menolak adanya Allah yang melampaui manusia] dan tidak dapat meraih kesempurna selain dalam kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus.
Teologi pembebasan mengigatkan kepedulian terhadap kelompok miskin dan tertindas. Kelompok ini ada di dalam hati Allah untuk diselamatkan dalam karya-Nya yang sempurna. Hanya dengan pertolongan Firman Tuhan dan Roh Allah, bergerak membebaskan kelompok marginal dapat melalui proses yang benar untuk menghasilkan kontribusi positif sekalipun tidak tuntas dan tidak sesuai dengan keinginan dan konsep manusia.
Kerajaan Allah, Kerajaan Kebenaran tidaklah sama dengan aneka sistem di dunia yang akan binasa.