Dalam teks di atas, kita diajar untuk bermegah dalam kelemahan yang melekat dalam kehidupan kita jika itu adalah keputusan yang dianggap baik oleh TUHAN. Paulus berdoa dengan sungguh dan mengulangi permintaannya itu. Ia berseru tiga kali kepada TUHAN. Jadi apabila doa pertama dan kedua tidak dijawab, kita harus bertekun dan bertahan sampai kita menerima jawaban. Kristus sendiri berdoa tiga kali kepada Bapa-Nya. Sama seperti masalah diizinkan datang untuk mengajar kita berdoa, demikian juga masalah itu terus berdatangan untuk mengajar kita terus berdoa. Paulus berdoa sampai ada konfirmasi dari TUHAN bahwa doanya demi kebaikan Paulus maka permintaannya ditolak meskipun hal itu adalah duri dalam daging.
Paulus berdoa dan didengar oleh TUHAN. Allah menerima doa yang lahir dari iman tetapi IA tidak selalu mengabulkan. Adakalanya Ia mengabulkan permohonan dengan marah, contoh: waktu bangsa Israel minta daging kepada TUHAN saat di padang gurun di bawah pimpinan Musa dengan membandingkan makanan di Mesir atau ketika Bangsa Israel meminta seorang raja kepada Samuel sehingga diurapilah Saul jadi raja.
Doa Paulus ditolak Allah dengan penuh kasih sehingga duri dalam daging tetap ada dalam kehidupannya. Tidak jelas apa yang dimaksud Paulus duri dalam daging secara spesifik, banyak yang memberikan penafsiran dari godaan yang tidak henti-hentinya, musuh yang keras kepala, penyakit kronis (seperti masalah mata, malaria, migrain, dan epilepsi), hingga ketidakmampuannya untuk berbicara seperti pengkhotbah lainnya. Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti apa sebenarnya “duri dalam daging” yang dialami Paulus ini. Tapi, bisa jadi jika duri tersebut adalah sebuah penyakit yang menyerang fisik Paulus.
Setelah berdoa dan TUHAN menjawab maka Paulus mengerti dan dapat bermegah karena memiliki duri dalam daging. Dua hal yang diketahui adalah:
- Tujuan dari duri dalam daging itu adalah untuk menjaga Paulus agar tetap rendah hati. Siapapun yang telah berjumpa dengan Yesus; telah berbicara dengan-Nya; telah diberi amanat khusus oleh-Nya secara alami akan menjadi "sombong / meninggikan diri." Apalagi, Paulus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis banyak kitab di dalam Perjanjian Baru dan banyak menanam gereja lokal di daerah berbahasa Yunani.
- Mengetahui bahwa penderitaannya berasal dari atau disebabkan oleh utusan Iblis. Sama seperti Allah mengijinkan Setan untuk menyiksa Ayub, Allah mengijinkan Setan untuk menyiksa Paulus, guna menggenapi tujuan-tujuan yang baik dalam keMahatahuan Allah, sehingga selalu berada di dalam kehendak Allah yang sempurna meski Iblis memberikan duri dalam daging untuk memadamkan semangat Rasul Paulus dalam pelayanannya bagi TUHAN. Dengan hadirnya duri dalam daging menimbulkan adanya pertolongan tambahan bagi Rasul Paulus
Matthew Henry berkomentar bahwa kasih karunia dalam kelemahan menandakan:
- Kehendak baik Allah kepada kita, dan hal ini sudah cukup untuk menerangi hati dan menghidupkan kita, cukup untuk menguatkan dan menghibur, dan menopang jiwa kita serta menggembirakan roh kita di tengah semua penderitaan dan kesusahan.
- Karya Allah yang baik di dalam diri kita, yakni kasih karunia yang kita terima dari kepenuhan di dalam Kristus, Kepala kita. Dari Dialah kita akan mengetahui hal yang pantas, sesuai, dan cukup bagi anggota-anggota tubuh-Nya. Yesus Kristus memahami masalah kita dan mengetahui kebutuhan kita. Dia akan menyesuaikan obat untuk penyakit kita, dan tidak saja menguatkan kita, tetapi juga memuliakan diri-Nya sendiri. Dalam kelemahanlah kuasa-Nya menjadi sempurna. Demikianlah kasih karunia-Nya dinyatakan dan dimuliakan. Ia memerintahkan puji-pujian keluar dari mulut kanak-kanak kecil dan bayi-bayi yang masih menyusui.
Kita mungkin tidak mengalami seperti Paulus dan Ayub dimana Tuhan mengizinkan Iblis membuat menderita sehingga dikatakan duri dalam daging karena aktifitas kita tidak menarik perhatian setan menghambat aktivitas kehidupan kita yang dipuji oleh TUHAN tetapi setiap orang memiliki keterbatasan baik secara genetika maupun peristiwa yang tidak dapat ditolak. Kita memiliki keterbatasan secara fisik, emosi dan intelektual tetapi keterbatasan dan kelemahan tidak seharusnya membuat minder, pesimis, takut. Banyak yang menjadi penyandang disabilitas, penyakit tidak dapat disembuhkan, kekurangan sisi finansial, pendidikan yang di bawah rata-rata, termasuk masalah kejiwaan yang membutuhkan psikolog dan psikiater. Kelemahan haruslah membuat rendah hati dan memohon kuasa TUHAN dinyatakan dalam kita lewat kasih karuniaNya yang cukup.
Nicholas James "Nick" Vujicic lahir 4 Desember 1982 dengan Sindrom tetra-amelia sehingga alami kelaian fisik yang membuat seolah-olah tidak ada masa depan tetapi saat berumur 17 tahun, Vujicic mulai menjadi pembicara di dalam kelompok doa dan membuat sebuah organisasi nirlaba yang bernama "Life Without Limbs". Vujicic lulus dari Universitas Griffith pada umur 21 tahun dengan dua gelar sarjana, yaitu akuntansi dan perencana keuangan. Beberapa lama kemudian dia menjadi motivator, berkeliling dunia dan berfokus terhadap permasalahan remaja. Vujicic sudah mengunjungi lebih tiga juta orang di lebih dari 44 negara dan lima benua, dia membawakan motivasi kepada kalangan bisnis, konggregasi, dan siswa di sekolah. Vujicic menerima kelemahannya sejak lahir dan menjadi berkat bagi umat manusia di bumi saat ini dan memuliakan TUHAN sekalipun cacat.
Tuhan tidak akan terkesan kepada orang-orang yang mengganggap dirinya kuat, pintar atau mampu melakukan segalanya dengan kekuatannya sendiri (Yeremia 17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!) Tuhan sangat tertarik kepada orang-orang yang mengakui dan menyadari keterbatasan, kelemahan atau ketidakberdayaannya lalu datang kepada TUHAN memohon kasih karuniaNya sehingga pada waktu kita lemah dalam diri kita, maka kita juga kuat di dalam kasih karunia Yesus Kristus Tuhan kita.
Kecacatan, ketidakmampuan, kekurangan fisik kita bukanlah suatu kecelakaan termasuk utusan Iblis yang menggocoh sekalipun. Semuanya itu merupakan rancangan Allah. Dia menggunakan setiap ketidaksempurnaan kita untuk kemuliaan-Nya. Kadang Cara Allah mengatasi sesuatu yang kita sebut "keterbatasan dan kelemahan" adalah tidak dengan menghilangkannya dengan melakukan mujizat, namun memberkatinya dengan kasih karuniaNya serta menggunakannya untuk kebaikan.
Jangan menangisi kelemahan kita tetapi berharaplah kasih karuniaNya yang cukup untuk kita dengan bergantung kepada TUHAN. Tuhan dapat menjadikan kelemahan menjadi kemegahan karena kuasa TUHAN hadir dalam hidup kita.
Kasih karunia TUHAN tidak hanya terbatas untuk hidup di bumi saja tetapi menghadirkan kehidupan setalah kematian dalam keabadian. Kelemahan adalah rancangan TUHAN agar merasakan betapa ajaib, heran dan bahagianya tinggal di surga dimana mengenakan tubuh kemuliaan. Bermegah dalam kelemahan yang sementara waktu selama ada didunia untuk dapat menceritakan betapa kebajikan dan karunia TUHAN cukup untuk memelihara hidup yang terbatas dan lemah di surga kelak.
- Tulisan lainnya:
- Iman Kepada Kekuatan Allah
- Allah Itu Mencukupi
- Allah dan Pembalikan Keadaan
- Kesetiaan Allah Dalam Kitab Roma
- Proses Kehidupan Orang Percaya