Konsep kemiskinan dalam Kitab 2 Korintus tidak dapat dilepaskan dari kasih karunia Yesus. Kasih karunia Tuhan Yesus menjadikan diri-Nya yang kaya menjadi miskin dan kasih karunia Tuhan Yesus menjadikan umat-Nya yang miskin menjadi kaya. Apakah arti semuanya ini? Kata miskin yang berasal dari kata ἐπτώχευσεν. Kata " ἐπτώχευσεν "(eptōcheusen) adalah berarti "untuk menjadi pengemis, menjadi miskin" Kata "πτωχείᾳ" berarti "pengemis atau kemiskinan" (kata benda). Kata "πλούσιος" berarti "kaya (dalam bentuk kata sifat)" Kata "πλουτήσητε" berarti "untuk menjadi kaya" Sehingga kasih karunia Tuhan Yesus menekankan makna "kaya" dalam bentuk "kata sifat" sehinnga yang dihasilkan dari kasih karunia Yesus bagi yang miskin adalah "untuk memjadi kaya" juga penekankan sifat pula. Ia (Yesus), yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya sesuatu hal yang menarik.
Penulis menekankan Yesus menjadi miskin dalam bentuk kata benda sekalipun Ia kaya dalam bentuk kata sifat. Yesus, Firman yang datang menjadi manusia, adalah Pencipta langit dan bumi, pemilik segala sesuatu, namun Dia mengambil sikap untuk menjadi orang miskin yang untuk meletakan kepala-Nya pun tidak punya dan Dia kaya dalam sifat-Nya yang tetap adalah Firman yang Maha (tahu, kuasa, mengasihi....) sekalipun masuk dan tinggal dalam tubuh yang dibatasi ruang dan waktu...... Daud telah menulis tentang hal ini . [Mazmur 2:7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.] Keturunan Daud ada datang, hadir seorang yang secara fisik seperti Daud, yang menganggap dirinya miskin [Mazmur 40:18 Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!] sekalipun kemudian menjadi raja yang berkuasa.
Firman, Pencipta segala-Nya melakukan sesuatu perbuatan ajaib, Dia datang dalam bentuk manusia yang dibatasi tubuh mengenakan kemiskinan yang dilahirkan dari keturunan Daud yang sangat sederhana saat bangsa Israel dijajah pemerintahan Roma. Dia Firman menjadi miskin dalam bentuk kebendaan, namun Dia tetap melakukan pekerjaan yang besar yakni mengerjakan pekerjaan Bapa karena Dia memiliki sifat-sifat yang tidak berubah, dari dulu, saat ini dan akan mendatang. Dia empati, peduli, mengasihi dan berkuasa mengampuni dan hidup serta kuasa yang ajaib. Dalam kemiskinan, Yesus datang. Karena miskin, Ia menjadi hamba dan Dia mengenapi aneka nubuatan Perjanjian Lama. (Yesaya 53:2 - 10. {53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.})
Kasih karunia Yesus menjadikan kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Kita menjadi kaya dalam kaya dalam Yesus dalam sifat-Nya. Kitab 2 Korintus tidak menceritakan hal kaya dalam bentuk kepemilikan benda atau janji semakin melimpah menikmati kekayaan.
Hal itu dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut ini :
- II Korintus 8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
- II Korintus 9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
Pemberian dapat berupa penghiburan, pertolongan, pemikiran ..... Perjanjian Lama, Habakuk seorang yang kecewa dengan hasil jerih payah usahanya, namun dapat bergembira karena kasih karunia Allah telah memberikan pengertian kebenaran Allah bagi dirinya. [Habakuk 3:17-19. (3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)].
Allah tidak menjanjikan orang miskin menjadi konglomerat bila mengikuti-Nya sekalipun Dia mampu melakukan-Nya dalam pertimbangan dan kebijaksanaan-Nya, namun Dia juga senang bila kita bersukacita di dalam Dia dalam keadaan kita sekarang .... urusan masa depan apakah berlimpahan kekayaan atau tidak semata-mata tergantung kasih karunia-Nya sebab kasih karunia-Nya cukup untuk setiap anak-anak-Nya.
Hal menarik dalam perjanjian lama tentang kemiskinan terdapat juga di kitab Ratapan. Bila mengamati Ratapan 3:22-23 [ (22) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya (23) selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!] penulis ratapan menyadari kasih setia Tuhan sekalipun dalam kondisi menderita secara fisik. Sampai akhir kisahnya, penulis menantikan pemulihan secara fisik ( Ratapan 5:21), sekalipun Allah memberikan kekayaan-Nya secara batiniah kepada penulis, kasih setia TUHAN tetap dirasakan dalam keterbatasan secara ekonomi, sosial budaya ..... Kondisi terkadang memaksa manusia mengalami kemiskinan.
Allah datang memberikan penghiburan ditengah kemiskinan. Dia memberikan sesuatu yang tidak dimiliki dunia, kegembiraan dalam kesulitan, kemiskinan . Kesukaan Ilahi dalam setiap keadaaan melampaui pengertian manusia meski Dia juga dapat mengubah miskin harta menjadi kaya dalam harta, semuanya tidak mustahil, namun Dia beri yang terbaik menurut penilaian-Nya.