Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”, yang berarti:
- Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
- Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuanyang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Integritas berkenaan dengan jati diri. Integritas berbicara mengenai kesejatian bukan kemunafikan, kemurnian bukan pura-pura. Yesus dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut, namun Ia tidak berkompromi dengan sikap orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka diumpamakan seperti kubur yang dilabur putih. Dari luar tampak putih bersih, namun di dalamnya penuh tulang belulang.
Yesus mencari manusia yang berintegritas meskipun sulit ditemukan
Persoalan integritas diawali dari kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa. Krisis identitas terjadi dengan rusaknya citra Allah dalam diri Adam dan Hawa. Adam dan Hawa menutupi ketelanjangannya dengan daun daun ara dan pikiran mereka saling menuduh. Krisis identitas cenderung menyembunyikan hal-hal yang dirasakan kurang sempurna.
Tanda integritas seseorang berdasarkan Ted W Engstrom adalah:
- Tidak bisa dibeli.
- Perkataannya bisa diandalkan.
- Lebih menhargai karakter daripada kekayaan.
- Mempunyai pendapat sendiri dan berkemauan keras, yang lebih besar dari jabatannya.
- Tidak gentar untuk mengambil resiko.
- Tidak kehilangan individualitas dalam perkumpulan massa.
- Jujur terhadap soal soal kecil, maupun besar.
- Tidak berkompromi dengan yang jahat.
- Tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
- Tidak mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu karena "orang lain juga melakukannya".
- Setia kepada kawan kawannya dalam keadaan susah dan senang.
- Tidak percaya bahwa kelicikan, keras kepala dan tipu muslihat adalah cara cara untuk mencapai sukses.
- Tidak malu atau takut berpegang kepada kebenaran, meskipun tidak populer.
- Dapat berkata "tidak" dengan tegas, meskipun seluruh dunia berkata "ya"