-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Manajemen Waktu Menurut Alkitab

Sabtu, 20 Mei 2017 | Mei 20, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-07T08:16:43Z
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12).

Musa menyadari benar bahwa hidup di dunia begitu singkat. Dia berkata: masa hidup kami (rata-rata) tujuh puluh tahun dan jika kami kuat delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru dan kami melayang lenyap (mazmur 90:10). Kita mendapat pengajaran penting dari kehidupan Musa.  Tahap hidupnya dapat dibagi dalam 3 periode/fase:
  • Fase 40 tahun pertama, dia hidup sebagai pangeran yang tinggal di istana penuh kemewahan. Di dalam segala kehebatannya, Musa meninggikan diri dan berkata: I am something.
  • Fase 40 tahun kedua, dia harus meninggalkan segala kemewahan dan kejayaan, karena telah bersalah membunuh seorang Mesir. Dia lari ke Midian dan harus hidup di padang menjadi seorang gembala kambing domba. Dia harus menjalani proses, sampai dia berkata: I am nothing, aku bukan apa-apa.
  • Fase 40 tahun ketiga, setelah Musa menyadari keterbatasannya sampai pada titik nol, barulah Tuhan bekerja memberikan pengharapan kepadanya, sampai akhirnya harus mengaku: God is everything, Allah adalah segala-galanya. Hanya bergantung pada Tuhan dalam segala hal.
Di dalam Mazmur 90, kerinduan hati Musa yang terdalam adalah memiliki hati yang bijaksana. Dia tahu, hal ini hanya dapat dicapai jikalau manusia mengerti menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Pdt. Stephen Tong dalam bukunya (Waktu dan Hikmat) memberi beberapa pengertian tentang waktu:
  • Waktu adalah hidup; berapa panjang hidup kita itulah panjangnya waktu kita; selesai hidup kita selesai pula waktu kita; berhentinya eksistensi kita ditentukan oleh berhentinya waktu yang ada pada kita. Maka kalau kita mencintai diri kita, cintailah waktu yang ada pada hidup kita sendiri, apa yang dapat kita kerjakan sekarang, jangan tunda sampai besok, lusa dst. Apa yang bisa kita pelajari di masa muda, jangan tunggu sampai tua. Banyak orang menyesal setelah tua, tapi tak ada guna. 
  • Waktu adalah kesempatan (kairos). Sebenarnya waktu lebih dari kesempatan, tetapi setiap kesempatan tidak mungkin berada di luar waktu. Semua kesempatan berada di dalam waktu. Ada ungkapan, orang bodoh selalu membuang kesempatan; orang biasa menunggu kesempatan; orang pandai (bijak) mencari kesempatan. Hidup kita hanya sekali; kita tidak kembali setelah mati. Sebab waktu tidak pernah terulang seperti lingkaran, tetapi waktu terus berjalan secara linear. 
  • Waktu adalah catatan; yakni catatan segala sesuatu di dalam pribadi kita masing-masing. Tidak ada yang lebih serius dibandingkan dengan waktu, karena segala sesuatu di catat dalam waktu; segala sesuatu akan dan harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Pencipta, Penebus dan hakim kita yang agung. Kita tidak mengetahui hidup kita di dunia berapa lama, marilah kita masing-masing menanyakan diri sendiri, sebelum saya pergi menuju kekekalan, apa yang sudah saya persiapkan dan yang akan saya persembahkan kepada-Nya?
Matthew Henry menyatakan “Tuhan, ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian (ay. 12). berarti Tuhan, berilah kami anugerah sepantasnya untuk dapat mengingat betapa sedikitnya hari-hari itu, dan betapa singkatnya hidup yang kami jalani di dunia ini.” Perhatikanlah:
  1. Sungguh merupakan keahlian yang luar biasa untuk dapat mengingat hari-hari kita dengan benar sehingga tidak keliru menghitung seperti orang yang menyangka masih akan berumur panjang tetapi malam itu juga nyawanya diambil. Kita harus senantiasa menjalani kehidupan dengan memperhitungkan betapa singkat dan tidak pastinya hidup ini, serta betapa semakin dekatnya kematian dan kekekalan. Kita juga harus menghitung hari-hari kita untuk dibandingkan dengan pekerjaan yang telah kita lakukan, memperhatikannya dengan ketekunan yang ditingkatkan seperti orang yang tidak punya waktu lagi untuk bermalas-malasan.
  2. Orang-orang yang mampu menghitungnya harus berdoa untuk memperoleh pengajaran ilahi. Mereka harus datang kepada Allah dan memohon kepada-Nya untuk mengajarkannya melalui Roh-Nya, memampukan mereka untuk mengingatnya, dan memberi mereka pemahaman yang baik. 
  3. Kita telah menghitung hari-hari kita demi tujuan yang baik apabila hati kita kemudian tertuju dan terlibat dengan hikmat sejati, yakni menjalani kesalehan dengan sungguh. Hidup beragama berarti hidup dengan bijaksana. Ini adalah hal yang perlu kita terapkan di dalam hati, yang membutuhkan dan layak menerima penerapan yang ketat. Sering memikirkan ketidakpastian kelangsungan hidup kita di dunia dan menyadari kepastian bahwa kita akan dipindahkan dari sini, akan sangat membantu.
Waktu adalah milik Allah yang diberikan kepada manusia dengan jangka waktu tertentu sehingga dalam mengunakannya harus mentaati Allah dengan motivasi murni Mengunakan waktu sebaik-baiknya adalah mengunakan waktu sesuai kehendak Tuhan dalam hidup ini, (1 Petrus 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah )

Arthur Dunn, Alkitab membedakan antara chronos (kronos) dan kairos.
  • Chronos adalah kata Yunani untuk waktu kronologis. Merupakan jumlah waktu yang tersedia. Urutan kejadian yang disusun berdasarkan waktu: Dulu, Sekarang dan Nanti. Sekarang akan menjadi dulu, nanti akan menjadi sekarang. Begitu seterusnya.... Time management erat berkaitan dengan chronos. Waktu adalah sumber daya unik, walau demikian tidak mungkin dikumpulkan, juga tidak dapat dihentikan dan dijalankan kembali sesuka hati. Waktu tidak dapat diganti atau dikejar, waktu terus berdetak dan kita tahu enam puluh (60) detik dalam setiap menit sangatlah berharga. Telat satu detik aja, kereta sudah menutup pintunya dan tak seorangpun diijinkan masuk. Kesibukan dan produktivitas biasanya merupakan aktivitas chronos, 
  • Spiritualitas dan kontak manusia dalam berelasi biasanya merupakan aktivitas kairos. Kairos: More Than Just A Time. Kairos adalah moment. Waktu terbaik. Kesempatan berharga. Ingat Segala sesuatu ada moment-nya! Esensi dari Kairos adalah berapa banyak nilai yang Anda dapatkan dan bukan berapa banyak kronos yang Anda letakkan dalam waktu yang tersedia. Kairos adalah waktu yang signifikan: penuh makna, vertical, waktu yang berkualitas, waktu yang bersifat momentum, kesempatan yang tidak terulang dua kali. 
Kronos terkait dengan Manajemen waktu dan Manajemen aktifitas (Activity Management)
  • Manajemen waktu adalah suatu proses yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu maupun sasaran ( yang sesuai dengan kehendak Tuhan ) yang sebelumnya telah ditentukan untuk bisa dicapai dalam suatu periode tertentu
  • Manajemen aktivitas adalah upaya untuk meminimalisir pergumulan dan penyesalan dalam hidup. Ujung-ujungnya, kita tidak lagi dikendalikan waktu tetapi mengendalikannya.  Manajemen aktivitas membawa hidup bahagia, bermakna, tidak stress. Dengan mengatur aktifitas, kita bisa mengalami terobosan-terobosan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti rohani, keuangan, pelayanan, keluarga, hobi, minat, pekerjaan, pendidikan, dan pasangan hidup tentu saja.
Raja Salomo dalam Pengkotbah 3:1-8 menyatakan “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.”

Howard Hendricks dalam bukunya: Langkah-langkah Keberhasilan menguasai Waktu, menyatakan ada 6 prinsip untuk mengatur waktu:
  1. Mempunyai tujuan yang jelas; tujuan akan menentukan hasilnya. 
  2. Milikilah rencana/planning yang rinci. 
  3. Buatlah daftar kerja setiap hari (contoh: Mahasiswa membuat Rencana Kegiatan Belajar atau RKB) 
  4. Tetapkan prioritas. 
  5. Tanganilah suatu tugas hanya satu kali sampai tuntas. Belajarlah berkata ‘tidak’ untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. 
  6. Kembangkan perasaan memprioritaskan tugas, dengan prinsip: Lakukan sekarang!
Akhir kata adalah "Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." Efesus 5:16.

×
Berita Terbaru Update