-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Puncak Kasih - Mencintai Standar Ilahi

Senin, 08 Mei 2017 | Mei 08, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-07T19:05:04Z
Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Puncak kasih yang besar adalah memberikan nyawa bagi sahabat-sahabatnya. Memberi nyawa adalah tindakan maksimal yang dapat diberikan manusia yang terbatasi usia selama di dunia.

Dalam 1 Korintus 13:4-7 menjabarkan prinsip dan karakter dari kasih sejati, yaitu : “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”

Bagaimana dengan kasih saudara terhadap orang yang dikasihinya / dicintainya? Apakah benar mengasihi / mencintai dia? Apakah anda dapat menjawab pertanyaan di bawah ini dengan satu kata “ya” itulah saya. Penyataan itu adalah : Saya dapat menemukan kebahagiaan tanpa dicintai oleh orang lain. Sekalipun orang-orang lain tidak menyukai anda, anda dapat berbahagia. Meskipun orang yang sayangi menolak saya tidak selalu ada sesuatu yang tidak beres dengan saya. Meskipun seorang yang saya cintai tidak mencintai saya tidak berarti saya tidak layak mendapatkan cinta. Dikucilkan dari orang-orang tidak otomatis tidak bahagia.

Yohanes 3:16;
” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kasih Allah adalah standar ideal dari kasih sejati. Dia mengarunia yang dinamakan Anak-Nya yaitu Firman yang menjadi manusia untuk menyatakan rencana kasih-Nya yang sudah diberitahukan jauh hari.

Kitab Yesaya mencatat kasih ALLAH yang dinyatakan dalam Firman yang menjadi manusia.
Yesaya 53:2-11, yang tertulis:
“ Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

Kasih menjadikan seseorang berani memberikan yang terbaik kepada yang dikasihi sekalipun yang menerima kasih menolaknya. Firman yang menjadi manusia melakukan segala hal yang baik, positif dan membangun. Menyembuhkan yang sakit, memberi makan orang banyak, mengajar dengan semangat dan tulus..... namun dibenci oleh pemuka agama saat itu... dan disalibkan dengan disejajarkan penjahat besar.

Firman yang menjadi manusia, DIA datang untuk manusia sekalipun banyak yang menolak-Nya namun kasih-Nya tetap DIA berikan. Dia datang dengan kasih sekalipun kasih-Nya banyak ditolak, IA tetap dalam misi kasih. Yohanes 1:10-12 tertulis: “ Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”

Bagaimana dengan kasih / cinta anda? Apakah lebih kasih/cinta itu hanya untuk memuaskan kepentingan diri sendiri, atau kasih / cinta adalah sesuatu yang dibagikan untuk yang dicintainya? Kasih sesuatu yang perkasa. Kidung Agung mencatat: “......karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.”

Bila putus cinta berarti kiamat sehingga depresi.... Apakah cinta itu cenderung memberi atau menerima? Jika kasih / cinta untuk memiliki keberanian memberi... berilah tanpa perlu penyesalan karena telah mengasihi dan bila ingin dibalas kasih / cinta anda ... carilah yang lain yang bersedia memberi juga kepadamu terhadap pemberian kasih/cintamu padanya.
Bila telah menikah... pegang komitmen pernikahan sebab pernikahan komitmen keputusan cinta yang suci.
×
Berita Terbaru Update