וַיֹּאמֶר קַח־נָא אֶת־בִּנְךָ אֶת־יְחִידְךָ אֲשֶׁר־אָהַבְתָּ אֶת־יִצְחָק וְלֶךְ־לְךָ אֶל־אֶרֶץ הַמֹּרִיָּה וְהַעֲלֵהוּ שָׁם לְעֹלָה עַל אַחַד הֶהָרִים אֲשֶׁר אֹמַר אֵלֶיךָ׃
Abraham telah mendapatkan segala sesuatu yang baik dari TUHAN. Apa yang dijanjikan Tuhan telah didapatkannya. Abraham telah diakui keberadaannya oleh Abimelekh sehingga kehidupan Abraham dapat dilalui dengan kebahagiaan lahir dan batin. Saat merasa hidup yang dilimpahi apa yang dijanjikan dan diharapkan dari TUHAN sedang dinikmati secara tiba-tiba Tuhan berkata kepada Abraham untuk segera mengambil anaknya Ishak, segera secepatannya untuk dipersembahankan di Moria sebagai korban bakaran. Tuhan tidak meminta ternaknya atau kekayaan Abraham lainnya melainkan anaknya Ishak seorang yang dijanjikan kepada Abraham sehingga diharapkan melalui Ishak Janji Allah tergenapi.
Abraham diperintahkan menyerahkan anaknya yang tunggal, Ishak. Mengapa Ishak disebut anak tunggal padahal sudah ada Ismael sebagai anak pertama Abraham? Penjelasannya sederhana, yaitu karena setelah Ismael diusir bersama ibunya, anak Abraham yang tinggal bersamanya tinggal seorang yaitu Ishak jadi disebut tunggal. Bukan pengusiran itu sebuah tanda pemecatan hubungan dengan Abraham? Hal ini kemudian ditegaskan kembali dalam Perjanjian Baru, contoh :
- Roma 9:7-8 ~ tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.”
- Ibrani 11:17-18 ~ “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
Abraham disuruh Tuhan mempersembahkan Ishak di tanah Moria sebagai korban bakaran. Tanah Moria adalah daerah perbukitan di Kanaan dimana dalam perkembangan sejarah mendatang di Moria berdiri kota Yerusalem yang dikelilingi bukit-bukit. ( 2 Tawarikh 3:1 ~ Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.)
Pernyataan Allah langsung kepada Abraham tanpa perantara malaikat ( Nabi-nabi di Israel memang kecenderungan mendapatkan pernyataan Ilahi langsung dari Allah tanpa perantaraan malaikat) adalah sebuah bentuk ujian iman. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan: “Sebagai pemurnian terakhir imannya diminta pula dari Abraham “yang telah menerima janji itu” (Ibr 11:17), agar mempersembahkan puteranya, yang telah Allah berikan kepadanya. Imannya tidak goyah: “Allah sendiri akan menyediakan anak domba itu” (Kej 22:8), demikian Abraham berkata, karena “ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang, sekalipun dari antara orang mati” (Ibr 11: 19).
Demikianlah bapa orang beriman serupa dengan Allah Bapa (Bdk. Rm 4:16-21), yang tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya untuk semua orang (Bdk. Rm 8:32). Doa membuat manusia serupa lagi dengan Allah dan membiarkan ia mengambil bagian dalam kekuasaan cinta kasih Allah yang membebaskan banyak orang.
Christian Churches of God (Australia) menyatakan Pengorbanan Ishak merupakan prototaip pengorbanan Kristus, bedanya pengorbanan Kristus lebih besar lagi kemaknaan dan nilainya. Apa yang menjadikannya lebih bermakna ialah fakta bahawa Kristus sengaja tunduk kepada kehendak Bapa untuk dipersembahkan sebagai korban (Matius 26:39; Yohanes 6:38), sedangkan Ishak tidak tahu yang dialah korban itu. Justru, Kristus menunjukkan sifat rendah hati dan tidak mementingkan diri sepenuhnya yang melaluinya seluruh penciptaan didamaikan dan ditebus.
Abraham dalam contoh ini merupakan prototaip Allah Bapa. Dia menunjukkan ketidakpentingan diri sepenuhnya dalam kesanggupannya untuk menyerahkan anaknya demi kepentingan lebih besar. Menyerahkan seorang anak, apa lagi anak tunggal, mungkin merupakan tugas paling berat yang diminta daripada seorang ibu/bapak. Namun begitu, Abraham sudi melakukannya tanpa soal. Melalui teladan Abraham, Tuhan memberi kita pandangan sekilas akan kasihNya untuk setiap dan semua ciptaanNya.
Mentaati perintah ini, Abraham, Ishak, dan dua bujang muda bangun awal pagi untuk memotong kayu bagi mezbah pengorbanan itu, dan untuk memasang pelana keledai-keledai mereka sebelum perjalanan mereka ke tempat di mana Tuhan beritahu Abraham persembahan itu akan dilakukan.
Kemudian selepas perjalanan tiga hari, Abraham dapat melihat tempat untuk pengorbanan itu dan berhenti untuk menyuruh dua bujangnya itu untuk tinggal di situ dengan keldai-keldai, sementara dia dan Ishak pergi untuk sembahyang. Abraham membawa pisaunya dan api sementara Ishak memikul kayu yang atasnya dia akan dikorbankan ke tempat itu (Kejadian 22:3-10).
Christian Churches of God menyatakan terdapat banyak persamaan antara korban Ishak dan korban Kristus, yaitu:
- Ishak memikul kayu atas mana dia akan dikorbankan, melambangkan Kristus memikul kayu atau pancang atas mana dia akan disalibkan (Yohanes 19:17).
- Kedua-duanya, baik Kristus dan Ishak taat sampai mati (atau hampir mati dalam keadaan Ishak).
- Abraham sanggup mengorbankan anak tunggalnya, sementara Tuhan mengizinkan pengorbanan satu-satunya anakNya yang lahir.
- Korban domba jantan di tempat Ishak yang berlaku kemudiannya merupakan simbolisme jasmaniah untuk korban pendamaian yang akan disediakan oleh Kristus Mesias.
- 11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
- 11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
- 11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
- 22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
- 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
- 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
- 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
- 22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
- 22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Audy Santoso menyatakan; " Rahasia keberhasilan Abraham adalah [iman] kebergantungan total kepada Allah yang Mahakuasa. Kemahakuasaan Allah pertama-tama dimengerti Abraham ketika ia menerima Ishak, anak perjanjian melalui rahim Sara yang telah mati. Ini adalah kuasa creatio ex nihilo. Kemahakuasaan Allah kemudian dimengerti Abraham ketika ia mempersembahkan Ishak. Ibrani 11:19 menjelaskan bahwa Ia ‘menerima’ kembali Ishak melalui kuasa ‘kebangkitan’ Tuhan Allah. Kemahakuasaan Allah diimani dan diamini oleh Abraham".
Abraham yang melangkah dengan iman bertindak dengan iman menjawab tantangan iman dan atau ujian iman sehingga Abraham kemudian diberikan berkat dari Tuhan. Berkat intu adalah seperti yang tertulis dalam Alkitab. (Kejadian 22:16-18 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.")
Yesus hadir sebagai Anak Domba Allah yang jauh lebih sempurna dari Ishak, yang ketaatan-Nya melampaui Abraham telah mati menanggung hukuman yang seharusnya ditanggung oleh manusia berdosa sebagai korban penebus salah dan korban bakaran yang sempurna sebab hanya Allah yang mampu sediakan dan Allah adalah yang menyediakan dengan sempurna. ( Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.)
Berkat Abraham yang menghadirkan berkat bagi semua bangsa di bumi telah hadir melalui Yesus Kristus. Manusia diperhadapkan pilihan untuk menerima-Nya dan atau berjuang dengan caranya sendiri mendapat berkat bagi dirinya. Dengan menerima Yesus maka berkat Abraham bagi banyak bangsa-bangsa di bumi, yakni keselamatan dan hidup kekal diperoleh. Pilihan ada di tangan saudara.