Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Selasa, 27 Februari 2018

Motivasi Dalam Politik Praktis Dan Kekuasaan Yusuf

Kejadian 37:8 Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
וַיֹּאמְרוּ לֹו אֶחָיו הֲמָלֹךְ תִּמְלֹךְ עָלֵינוּ אִם־מָשֹׁול תִּמְשֹׁל בָּנוּ וַיֹּוסִפוּ עֹוד שְׂנֹא אֹתֹו עַל־חֲלֹמֹתָיו וְעַל־דְּבָרָיו׃

Yusuf yang memiliki mimpi dan menceritakan mimpinya. Kitab Kejadian menceritakan hal ini, yaitu:
  • 37:5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. 
  • 37:6 Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: 
  • 37:7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." 
Hal ini berdampak bagi Yusuf alami perlakukan yang tidak menyenangkan, saudara-saudara Yusuf tidak menolak berada di bawah kekuasaan Yusuf yang bermimpi tidak jelas dan hanya diketahui bahwa dia adalah anak kesayangan orang tuanya. Yusuf kecil saat itu hanya mengandalkan mimpi tidak dapat mengubah dunia yang dapat membawa saudara-saudaranya mau dipimpinnya dan berbeda saat yusuf telah menjadi wakil Firaun.
Joel Arthus Barker menyatakan bahwa "Visi tanpa aksi hanyalah mimpi. Aksi tanpa visi hanya melewati waktu. Visi dengan tindakan dapat mengubah dunia. "

Jawaban saudara-saudara Yusuf menandakan bahwa manusia sejak masa purba telah memiliki hasrat berkuasa yang secara alamiah melalui proses politik praktis. Setiap orang memiliki motivasi sendiri-sendiri dalam bertindak, tidak ada yang sama dan tidak akan pernah ada yang sama. Dapat saja orang bertindak karena faktor-faktor tertentu dalam ruang lingkup hasrat dan dorongan. Larry Wilson menyatakan "Perbedaan antara hasrat dan dorongan perbedaan antara mengekspresikan diri, dan membuktikan diri sendiri ,teks asli The difference between desire and drive is the difference between expressing yourself, and proving yourself. ." Terlepas apakah perbuatan itu baik atau buruk, hasrat dan dorongan memiliki dampak dalam melakukan tindakan praktis.

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignasius Suharyo menegaskan, berpolitik itu merupakan sesuatu yang mulia dan dipersembahkan untuk kepentingan orang banyak melalui perjuangan politiknya memperjuangkan kepentingan masyarakat yang didasari oleh nilai untuk kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan politik praktis, golongan, apalagi individu.
Pernyataan Uskup tersebut membedakan tindakan praktis berpolitik antara berpolitik idealis dengan berpolitik praktis yang sebenarnya sangat dipengaruhi oleh hasrat dan dorongan yang membentuk motivasi seseorang. Pernyataan Uskup benar jika mempertimbangkan bahwa masuk ke dalam dunia politik praktis tidak dapat dilepaskan dengan kendaraan politik yaitu partai politik sehingga memunculkan undang undang yang mengatur pemilu dan partai politik, sedangkan jika berpolitik memutuskan tidak memilih partai politik apapun dalam pemilu adalah sikap berpolitik juga.

Tujuan politik adalah tindakan politik. Untuk mencapai itu diperlukan pembelajaran untuk memperbesar kepekaan pembelajar sehingga ia dapat bertindak sehingga orang yang masuk dalam politik harus melakukan tindakan.

Robert Dahl menyatakan dunia politisi adalah dunia hari ini, dan hari esok yang dekat. Sedangkan kaum intelektual menaruh perhatian dalam tiga dimensi; hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Keputusan-keputusan dari politisi diuji dalam kenyataan tanggapan publik yang keras. Suara lebih dahulu, sedangkan azas belakangan. Tujuan pertama politisi praktis adalah memperoleh kekuasaan, maka kaidah kedua adalah mempertahanakan kekuasaan.

Apter menyatakan politisi adalah orang yang selalu optimis yang senantiasa tergugah oleh kemungkinan-kemungkinan yang dapat diperoleh dari kekuasaan sekalipun melakukan yang mengerikan sedangkan intelektual politik ini memandang terhadap kebutuhan ke depan, untuk meramalkan akibat tindakan politik maupun kebijaksanaan para politisi.
Jika para politisi memandang politik sebagai pusat kekuasaan publik, maka kaum intelektual memandang politik sebagai perluasan pusat moral dari diri. Dengan demikian politik sebagai ilmu menaruh perhatian pada dalil-dalil, keabsahan, percobaan, hukum, keragaman, pembentukan asas-asas yang universal

Motivasi politik praktis dibedakan memiliki kekuasaan untuk memuaskan hasratnya dan menjadikan kekuasaan sarana perjuangan visi sehingga keberhasilan tidak ditentukan oleh memiliki kekuasaan melainkan terwujudnya sebuah visi dengan menolak dan menyatakan tidak terhadap politik opportunisme.

Surabayapagi.com melaporkan sejumlah motivasi politik praktis di Indonesia, yaitu :
  • Toto Suparto mengatakan bahwa ada dua motivasi besar dalam kiprah para politisi di Indonesia saat ini. Pertama adalah kebutuhan biologis. Mengutip pendapat filosof politik Arendt, Toto Suparto mengatakan bahwa berpolitik dengan mengedepankan kebutuhan biologis akan menjadikan politikus seperti binatang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja. Secara singkat ia mengistilahkan sebagai politikus yang bekerja. Sedangkan motivasi kedua adalah motivasi berkarya. Yaitu motivasi yang berlandaskan nilai guna. Ukuran yang berlaku disini adalah kegunaan seorang politisi bagi rakyat luas. Inilah yang membedakan manusia dan binatang. Manusia dapat berkarya dengan memperlihatkan karyanya pada rakyat banyak 
  • Farid Poniman, Indra Nugroho dan Jamil Azzaini,mengelompokkan motivasi dalam tiga kategori dasar, yaitu to be, to have, dan valency dengan penjelasan To be adalah keinginan untuk menjadi. Dalam hal ini dikaitkan pada proses pengejaran prestasi pada tahap akhir. To have adalah keinginan untuk memiliki sesuatu. Dalam hal ini dikaitkan pada hasil akhir yang berupa materi. Sedangkan valency adalah tingkat kualitas diri seseorang dalam mengarahkan hidupnya. Dalam hal ini berkaitan dengan kapasitas yang ada dalam manusia itu sendiri. 
Yusuf, Daud mereka masuk dalam politik karena adanya dorongan. Yusuf melalui mimpi dari Tuhan, Daud melalui pengurapan Samuel sehingga hasrat untuk berkuasa dibangun berdasarkan aturan Tuhan dengan tujuan berkuasa untuk melakukan apa yang diinginikan oleh TUHAN.

Seperti Daud saat mengunakan kekuasaan-Nya untuk memuaskan diri-Nya sendiri karena dibangun bersama TUHAN maka segera Tuhan ambil keputusan menghukum Daud karena TUHAN sangat menjaga motivasi anak-anak-Nya yang terlibat dalam politik atau bila tidak mau dibina dalam batas kesempatan yang diberikan maka DIA dapat muntahkan.

Piet Go O Carm, dkk (Katolik) dalam buku Etos dan Moral Politik, mengatakan "berpolitik adalah pengabdian untuk mengupayakan bonum cammune (kesejahteraan umum). Ini menyangkut orang banyak, bukan hanya orang per orang atau kelompok. Tujuannya adalah mensejahterakan seluruh bangsa bahkan sebagian besar umat manusia sedangkan Tom Minnery Sebagai orang Kristen, panggilan supaya membumbui masyarakat tempat tinggal dengan garam hikmat moral, garam keadilan dan garam belas kasihan. Hukum, tradisi, seluruh kebudayaan seharusnya diperbaiki oleh kebajikan orang-orang Kristen yang hidup di dalamnya dan yang menyodorkan pengaruh kesalehan mereka kepada masyarakat Setiap kali orang-orang Kristen berusaha mempengaruhi masyarakat agar menuju kebaikan, mereka ternyata terlibat dalam bidang politik, karena di negara demokrasi, arena politik adalah dua tempat permasalahan umum untuk diperdebatkan dan diselesaikan.
Dan dalam praktek politik, ada banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Jadi tidak mengejutkan bila orang Kristen, yang berjuang dengan tujuan moral yang sama, mempunyai strategi politik yang berbeda dalam mencapai tujuan tersebut. Contohnya, semua orang Kristen setuju bahwa manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, tak ternilai harganya dan seharusnya dihindarkan dari kengerian perang nuklir. Bagaimanapun, apakah ada tindakan menolak ciptaan Allah yang lebih dahsyat daripada tindakan membinasakan ciptaan itu? Demikianlah banyak orang Kristen menjadi sangat prihatin atas perlombaan senjata nuklir di Amerika dan di seluruh dunia. Sehingga dalam Kristen tidaklah wajib masuk dunia politik praktis sebab memperhatikan peran terang dan garam dunia yang berdampak lebih besar dari aktivitas politik.

Motivasi Yusuf menerima tugas dari Firaun karena adanya visi dari TUHAN sebagai dorongan dan bukan dari hasrat untuk menjadi penguasa hebat, terkenal dan sukses melainkan menerima tugas tersebut sebagai panggilan hidup dari TUHAN yang unik / khusus. Yusuf tidaklah masuk dalam pernyataan "Perbedaan antara hasrat dan dorongan perbedaan antara mengekspresikan diri, dan membuktikan diri sendiri." dari Larry Wilson melainkan tindakkan Yusuf hanyalah melakukan apa yang dirancangkan TUHAN melalui dirinya bagi banyak orang karena percaya bahwa TUHAN memiliki rencana yang sangat indah bagi dirinya. (Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.)
Yusuf melakukan apa yang harus dikerjakan sesuai dalam jalur yang TUHAN kehendaki sehingga memetik kebahagiaan sampai kekekalan. (Matius 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.)

Yusuf memiliki kekuasaan besar setelah Firaun adalah contoh nyata dari karya Tuhan dalam mengenapi janji-Nya. {II Tawarikh 16:9 Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."} Yusuf melampaui politikus yang merintis dan berjuang membangun karier politiknya secara profesional baik dampak yang disumbangkan maupun kedudukan yang diraihnya. Yusuf dapat melakukan apa yang dilakukan Seorang politikus yang profesional yang cakap membawa aspirasi masyarakat dengan isu-isu yang mencuat kepermukaan yang perlu dipecahkan ke arena politik dengan menggunakan etika politik dan menjadi idaman bagi rakyat yang akan membawa aspirasi, dan memperbaiki nasibnya karena tangan dan hikmat TUHAN menyertainya.

Kesejahteraan bangsa secara operasional dipengaruhi oleh motivasi politikus praktis yang sedang berkuasa. Bagaimanakah Motivasi Dalam Politik Praktis Dan Kekuasaan Yusuf disinya saat ini? Terlepas dari apa yang para pemimpin kekuasaan politik pikirkan dan kerjakan.

Akhir kata hal Motivasi Dalam Politik Praktis Dan Kekuasaan, saya kutip perkataan Mark Hatfield, seorang pendeta dalam makalahnya menjelaskan: sejak mulanya, bangsa Amerika telah dipengaruhi oleh iman Kristen. Pada Constitutional Convention tahun 1787, doa dipanjatkan oleh para pemimpin untuk meminta hikmah dan petunjuk bagi pembentukan sebuah negara republik. Politisi juga memperhatikan masalah rohani di bidang penatalayanan ..... Mark Hatfield menemukan bahwa doa bagi politikus yang berkuasa memiliki dampak bagi bangsa dan memunculkan Yusuf yang cakap serta tidak kalah dengan kaum politik profesional di negara ini.

Marilah berdoa serta lakukan sesuatu agar motivasi dalam perpolitikan dan kekuasaan ada di jalan berkenan di hati Tuhan serta sejahtera Tuhan hadir melalui politisi di Indonesia.


Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)