Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Jumat, 20 April 2018

Kebenaran Hal Suci Hatinya Berdasarkan Perjanjian Lama dan Injil Matius

Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Suci hatinya adalah terjemahan dari kata καθαροὶ. Kata καθαρός, ά, όν berakar kepada makna : benar, "tanpa campuran" (BAGD); apa yang dipisahkan (dibersihkan), maka "bersih" (murni) karena tidak dicampur (tanpa unsur yang tidak diinginkan), (kiasan) rohani bersih karena dibersihkan (dimurnikan dengan Allah), yaitu bebas dari mengkontaminasi (mengotori) pengaruh dosa. Kata ini dapat diartikan : bersih, murni, jelas, tanpa noda, baik secara harafiah maupun seremonial atau spiritual, bersalah, bersalah, tegak.

Yesus menyatakan bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang berbahagia. Suci / murni hatinya adalah sangat kontradiksi atau berlawanan dengan kemunafikan, rekayasa jebakan. Murni hatinya bukan semata-mata sikap dan perbuatannya namun menembus hal yang terdalam dari jiwa dan roh seseorang yang menjadi dasar untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap benar dan sesuai dengan nilai, norma dan Firman.

Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary membedakan kemurnian hati dalam Perjanjian Lama menjadi kemurnian lahiriah dan batiniah, serta yang berkenan di hadapan Allah. Penulis berpendapat bahwa Perjanjian Lama memuat banyak kisah menarik tentang pentingnya kesucian hati, misal Daud. Daud memiliki keinginan yang besar yang lahir dari hatinya untuk membawa tabut perjanjian ke Yerusalem dan mendirikan Bait Allah. Saat Daud membawa Tabut perjanjian, dia lakukan seperti penghormatan kepada Allah sangat luar biasa. Dia mengerahkan seluruh kekuatan, kekayaan, kekuasaan dan menari-nari di hadapan TUHAN ~ tetapi semuanya harus dilakukan tanpa melalaikan hal yang terutama yang tertulis dalam Kitab Tuhan.

Segala sesuatu yang mendatangkan kemuliaan TUHAN disertai oleh kemurnian lahiriah, kemurnian batiniah serta sesuai dengan isi hati Tuhan /berkenan kepada Tuhan. Tanpa hal ini maka segala kesalehan adalah kain kotor yang menjijikan di hadapan TUHAN. {Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Yesaya 64:6}

Kesucian hati bukanlah tidak seperti kelakukan orang munafik dan atau semata-mata kerinduan yang keluar dari dasar hati yang terdalam untuk memuliakan TUHAN dengan segenap kekuatan, segenap akal budi..... namun juga harus mau sesuai dengan aturan dan cara dan waktu TUHAN tanpa perbantahan, Alkitab menulis semuanya kesalehan manusia seperti kain kotor sehingga berbahagialah orang yang diampuni dosanya.
Karena kesalehan manusia seperti kain kotor dan tidak mampu melihat TUHAN maka Firman mengenakan daging seperti manusia dan disebut Anak Manusia. Ken Gire, Windows of the Soul , Grand Rapids: Zondervan, 1996 halaman 36 mengutip pernyataan Elizabeth Barret Browning yang diterjemahkan:
  • Bumi penuh sesak oleh sorga
  • Dan seluruh semak menyala karena Allah
  • Tetapi hanya seorang yang melihat dan menanggalkan kasutnya
  • Yang lain duduk mengelilinginya dan memetik beri hitam.
Syair di atas adalah ratapan yang membawa kita kembali dalam perjumpaan ajaib ketika Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam semak yang menyala dan hadirnya visi yang jelas dari Tuhan untuk dirinya (Musa).
Mengapa hanya Musa yang dapat melihat peristiwa hal ini? Bukankah Musa seorang pendatang yang mengenal medan lokasi dari keluarga istrinya, Zipora dan mertuanya yakni Yitro? Mengapa harus menunggu 40 tahun mengembalakan domba sehingga telah melupakan statusnya sebagai pangeran dari Mesir? Dan mengapa Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya dalam bentuk api namun tidak membakar semak yang diduga sebuah tanaman beri yang tumbuh di sana.

Bila memperhatikan Katharos yang berakar kepada makna: - benar, "tanpa campuran" (BAGD); apa yang dipisahkan (dibersihkan), maka "bersih" (murni) karena tidak dicampur (tanpa unsur yang tidak diinginkan), (kiasan) rohani bersih karena dibersihkan (dimurnikan dengan Allah), yaitu bebas dari mengkontaminasi (mengotori) pengaruh dosa, maka untuk sampai titik suci hatinya maka diperlukan proses perjalanan waktu dan TUHAN dengan segala jalan-Nya yang sempurna menjadikan Musa dapat melihat api yang penuh kemuliaan TUHAN dan TUHAN hadir menyatakan diri-Nya kepada Musa.
Api kemuliaan-Nya itu kemudian hari dalam perjalanan keluar Bangsa Israel dari Bangsa Mesir memenuhi perkemahan dan atau perjalanan malam hari sebagai wujud pernyertaan TUHAN dimana TUHAN hadir. Api dari TUHAN berbeda dengan api yang dikenal oleh manusia yang bersifat membakar dan menghanguskan dan menimbulkan kerugian dan kematian. Api dari Tuhan penuh rahmat dan pengampunan serta kesetiaan.

Proses yang dialami Musa menyebabkan Musa bertumbuh dalam kesucian di hatinya hanyalah sampai tahap melihat Api TUHAN namun itu sudah jauh melampaui semua orang di zamannya dan dalam akhir perjalanan hidupnya, Musa tidak dapat masuk ke tanah perjanjian karena dianggap tidak menjaga hatinya namun Musa tetap mendapatkan pengampunan sehingga layak dalam Kerajaan-Nya di Sorga baka.
Musa yang pernah membunuh orang Mesir karena ingin membela bangsa Israel mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Jalan Tuhan yang sempurna menuntun Musa tumbuh dan dimurnikan oleh Tuhan.

Yesus yang mengajarkan berbahagia yang suci hatinya tidaklah diam dalam pertapaan yang hening dan jauh dari keramaian orang banyak. Matius 11:19 menyatakan, ".. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
Dia datang untuk orang yang tidak suci hatinya agar diubahkan oleh-Nya dan menerima pengampunan dari-Nya. Dia ingin Anda dan saya mengalami aneka peristiwa yang jalannya penuh kebenaran dan kesempurnaan, keadilan dan keajaiban yang membuat kita terpesona dan takjub sehingga lidah dapat memuliakan Allah dan masuk dalam kerajaan-Nya yang kekal dan mulia.

Yesus, Firman yang mengenakan daging menjadi Anak Manusia mengajar kepada orang banyak bahwa yang suci hatinya adalah orang berbahagia karena dapat melihat Allah. Apakah pernyataan ini aneh? Di dalam Dia ada pengampunan, ada jalan yang adil, benar dan sempurna yang menuntun setiap manusia mengalami Tuhan yang hidup dan melampaui segenap pengertian dan batas-batas kesempurnaan.
Menerima-Nya, tinggal bersama-Nya dan Berjalan bersama-Nya itu yang menguduskan hati kita, terlebih lebih oleh darah-Nya kita mendapatkan anugerah hidup dari Dia, untuk Dia dan oleh Dia menemukan dimensi baru.... yang tidak membosankan menjemukan sebab di dalam DIA setiap hari kasih dan rahmat-Nya selalu baru.

Musa, Daud menikmati hadirat Tuhan karena berusaha menjaga hatinya namun segala usahanya disertai dan didasari oleh pengampunan dalam rahmat dan kasih setia TUHAN yang besar sehingga menjadi orang berbahagia. Tuhan Yesus mengajarkan untuk bersedia di proses oleh-Nya seperti Dia telah melakukan-Nya terhadap Daud dan Musa..... demikian juga Dia ingin Anda dan saya menikmati berkat yang sama, menjadi orang berbahagia dalam TUHAN.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)