Peristiwa kematian Yesus ditandai oleh suatu peristiwa alam yang sangat aneh, sejak jam dua belas sampai pukul tiga diliputi kegelapan. Kegelapan disini adalah kegelapan total yang adalah situasi tidak ada cahaya sama sekali terlihat di cakrawala.
Sejumlah penafsir menafsirkan kegelapan sudah mulai dari pukul 6 pagi yang seharusnya matahari bersinar namun pancaran sinar matahari tidaklah bersinar sebagaimana biasanya sampai hadirnya kegelapan total pukul 12 sampai pukul 3 dengan gelap pekat.
Mengapa gelap saat matinya Yesus di salib? Sejumlah penafsir menyatakan terjadinya gerhana matahari total. Apakah itu mungkin? Bukankah peristiwa penangkapan, pengadilan Yesus yang dilakukan pada malam hari secara dadakan karena munculnya kesediaan Yudas melakukan penghianatan dilakukan pada bulan purnama, sebab perhitungan perayaan Paskah Yahudi selalu terjadi saat bulan purnama, yakni hari keempat belas dari bulan baru. Bulan purnama mengakibatkan rencana dapat baik karena terang bulan membantu segala aktivitas kegiatan di malam hari. [Imamat 23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.]Lukas 23:44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga
Bagaimana mungkin saat bulan purnama terjadi gerhana matahari dan lamanya konsep gerhana total sampai menhabiskan waktu tiga jam? Bila kita mengamati [Lukas 22:53 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."] maka ada suatu penjelasan yang menyebabkan timbulnya kegelapan saat Yesus mati disalib, yakni hadirnya segenap kekuatan kuasa kegelapan dalam proses penyaliban terhadap Yesus.
Siapa dan mengapa kuasa gelap hadir secara maksimal saat Yesus mengalami penderitaan, lalu disalibkan? Bukankah Yesus menyatakan diri-Nya sebagai terang yang menyinari kegelapan? [Lukas 1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."] Dimanakan pancaran terang sehingga sempat ditelan oleh kegelapan sekalipun beberapa saat? Bukankah kegelapan sangat cepat hilang saat ada cahaya karena kecepatan kegelapan bergerak lebih cepat dari pada kecepatan cahaya saat cahaya datang menerangi kegelapan? Mengapa menjadi gelap? Apakah karena itu bagian sebagai konsekuensi logis dari meminum cawan penderitaan dengan mengizinkan kegelapan berkuasa untuk sesaat? Gelapnya apakah karena terputusnya hubungan dengan Allah akibat dosa yang ditimpakan kepadaNya akibat tindakan-Nya memikul dosa manusia? Apakah gelapnya karena berkabungnya bumi ciptaan-Nya karena melihat sang Pencipta yang menjadi manusia menderita sampai menyerahkan nyawa dan terputus manusai yang hidup di bumi?
Injil Lukas mencatat beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan, antara lain:
- 11:34 Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu
- 11:35 Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
- 11:36 Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya."
- 12:3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.
Peristiwa kegelapan bukanlah berdiri sendiri. Kegelapan pun sirna dengan terjadinya gempa bumi yang membelah tirai Bait Allah sehingga manusia yang diwakili oleh Imam Besar hanya sekarang siapa pun dapat menghampiri tempat ruang Maha Kudus karena Dia telah tetap memancarkan Terang dengan memberikan pengampunan kepada semua yang terlibat dalam tindakan penyaliban karena Dia tahu mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya adalah dikuasai kegelapan.
Pengampunan memberikan kehidupan dan Terang tetap bersinar dan menyatakan kemuliaan Kasih Allah. (Lukas 23:43.) Manusia penghuni bumi memilih kegelapan namun Dia, Firman yang menjadi manusia telah kembali bersinar dan bangkit dari kematian sehingga setiap orang yang menerima menjadi anak-anak-Nya yang hidup kekal dan terang sejati dalam hidupnya.
Terang Sejati tidak dapat dipadamkan oleh pekatnya kegelapan yang paling pekat dan kelam dan bumi pun menerima kasih karunia demi kasih karunia dari Dia yang adalah Terang yang menang atas kegelapan.