Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 22 Desember 2022

Saat Melalui Lembah Maut

גַּ֤ם כִּֽי־אֵלֵ֨ךְ בְּגֵ֪יא צַלְמָ֡וֶת לֹא־אִ֘ירָ֤א רָ֗ע כִּי־אַתָּ֥ה עִמָּדִ֑י שִׁבְטְךָ֥ וּ֝מִשְׁעַנְתֶּ֗ךָ הֵ֣מָּה יְנַֽחֲמֻֽנִי׃
Walaupun aku berjalan melalui lembah maut yang gelap, aku tidak akan takut karena Engkau menyertai aku untuk menjaga dan membimbing aku sepanjang jalan. Mazmur 23:4 - FAYH

Teks di atas memberikan gambaran kepada kita sebagai umat yang digembalakan oleh Yesus TUHAN bahwa tidak selamanya membawa dan membaringkan di padang yang berumput hijau dan air yang tenang. Meski dalam pengembalaan yang dilakukan oleh TUHAN sebagai Gembala Agung memberikan kesegaran bagi Jiwa kita dan membawa dalam kebenaran yang memerdekakan. Sebagai gembala yang memiliki kedaulatan atas segala sesuatu maka IA sewaktu-waktu membawa juga ke lembah maut yang gelap.

Kata melalui / melintasi lembah maut yang gelap berasal dari kata בְּגֵ֪יא צַלְמָ֡וֶת - bə·ḡê ṣal·mā·weṯ dimana kata bə·ḡê memiliki konotasi melalui atau melintasi lembah dimana tanahnya menurun sedangkan kata ṣal·mā·weṯ berkonotasi: bayangan seperti kematian, bayangan yang dalam, kegelapan hitam, gelap, kegelapan pekat, bayangan pekat, kegelapan pekat. Terjemahan Firman Allah Yang Hidup terhadap kata bə·ḡê ṣal·mā·weṯ lebih mendekati makna sebenarnya dari pada hanya tertulis berjalan dalam lembah kekelaman (TB).

Kata bə·ḡê ṣal·mā·weṯ bukan saja mengambarkan keadaan yang menyusahkan dan bahaya ekstrim tetapi alami bayangan kematian yang nyata dalam kehidupan dimana tidak ada setitik terang pun dalam kehidupan yang dilalui. Keadaan yang tidak dapat berharap kepada siapa pun disekitar kita, semuanya serba tertutup yang menimbulkan depresi berat, lenyapnya motivasi, kesehatan fisik merosot dan mendorong tindakan mengisolasi diri dengan tidak seorangpun yang dapat memberikan pertolongan, dukungan keluar dari keadaan yang dihadapinya. Semuanya tidak ada yang dapat memberikan harapan sebab aktivitas yang dapat dipikirkan dan dilakukan semuanya hanyalah sia-sia

Melalui lembah maut yang gelap adalah situasi dimana yang dilihat oleh mata sesuatu yang seolah-olah berlawanan dengan sejumlah janji TUHAN padahal menjadikan TUHAN sebagai gembala yang membimbing hidup ini. Janji itu seperti: "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, "Ulangan 28:13

Ayub seorang yang saleh dan TUHAN melimpahi dengan segala kebaikan tetapi dalam waktu yang ditentukan karena Iblis menuntut untuk menampi maka Ayub alami kehidupan yang gelap dan TUHAN untuk jangka waktu tertentu membiarkan kegelapan yang pekat hadir dalam kehidupan Ayub meski dalam kasus Ayub, TUHAN tidak diizinkan Iblis menyentuh nyawa Ayub hingga alami kematian. Saat Ayub menderita Istri tidak memberikan penghiburan dan teman-teman Ayub yang rencana awal memberi penghibur kemudian berubah sehingga menghakimi Ayub dengan tuduhan yang keliru. Ayub pun berkata: "Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak, sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat, ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan." (Ayub 10:20-22) Masa kegelapan bagi Ayub berakhir setelah Ayub mencabut segala ucapannya yang keliru terhadap TUHAN serta tumbuh keyakinan bahwa ada Penebus yang menebus dirinya. Penebus itu hidup - bangkit dari kematian.

Saat melewati lembah maut maka secara akal hanyalah bayangan kematian yang ada dalam pemikiran secara manusia kecuali TUHAN tidak mengizinkan kematian datang sebab belum waktunya atau masih ada rencana TUHAN terhadap orang tersebut dan atau ada kasih karunia khusus sehingga masih dapat hidup di dunia yang biasanya disertai tanda mujizat dan kemuliaan TUHAN dialami. Saat melewati lembah maut yang gelap maka diperhadapkan kepada penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN dengan keyakinan dan harapan bahwa kiranya yang terbaik dari TUHAN tetap berlanjut sebab kemurahan-Mu lebih dari hidup.

Saat alami masa gelap dalam hidup adalah masa dimana hidup kita diperhadapkan oleh TUHAN agar dapat melangkah bukan berdasarkan apa yang dilihat oleh mata melainkan hidup karena iman. Dalam masa ini orang yang hidup karena iman kepada TUHAN dapat melihat kehadiran TUHAN tetap nyata dan tetap berbahagia. Firman Allah menyatakan antara-lain:
  • Yohanes 20:29 - Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.
  • 2 Korintus 5:7 - Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat
  • Ibrani 10:38-39 - “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Dalam lembah maut yang gelap terkadang melihat kebesaran, kemuliaan dan penuntasan masalah dalam hidup. Ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir. Lalu kereta Firaun dan pasukannya mengejar sehingga seolah-olah tidak ada jalan keluar menghadapi bahaya dalam hidup. Di belakang pasukan Mesir dengan senjata perang siap menaklukan Israel dan didepan adalah laut yang tidak dapat dilalui karena tidak memiliki perahu. TUHAN adalah lembah bayangan maut membelah laut hingga bangsa Israel berjalan melintasi laut yang kering. Setibanya di seberang laut pun kembali ditutupi oleh air dan pasukan Mesir yang mengejar tenggelam di dasar laut. Pasukan Mesir dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau.

Kunci dalam menghadapi lembah bayang maut yang gelap adalah hidup bersama TUHAN dengan tetap berada dalam naungan TUHAN yang menjaga dan membimbing. TUHAN bersama kita saat bayangan maut yang kelam adalah hal terpenting. Untuk hidup bersama TUHAN maka harus beriman kepada-Nya meski mata jasmani tidak melihat hadirnya TUHAN sebab itu tandanya kita adalah orang benar di mata TUHAN - Tetap percaya sekalipun tidak melihat dan berkeyakinan apa saja yang terjadi dalam hidup ini, TERBAIK dari TUHAN itu yang didapat. Kematian jika diizinkan dan sesuai dengan kehendak-Nya itu pun adalah baik sebab mungkin rumah kita di surga sudah selesai didirikan untuk kita oleh Yesus TUHAN.

Dalam kondisi berada di lembah maut, Paulus memberikan contoh dalam hidupnya yang memiliki pandangan "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. (Filipi 1:21-22) Dalam lembah bayangan maut yang kelam kita sepenuhnya menjadikan TUHAN yang berdaulat dengan segala keputusan-Nya sebab ada kemuliaan-Nya menanti dalam hidup kita bila tetap memercayai dan bersandar kepada-Nya.

Pemazmur menyatakan bahwa kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu (TUHAN), dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. (Mazmur 139:12) Meski manusia menyatakan hari-hari yang dilaluinya adalah gelap bagi dirinya dan kesusahan dan sesuatu kondisi bahaya yang ekstrim menghadang, namun hal itu tidak berarti bagi TUHAN Sang Gembala yang Agung sebab DIA dapat mengembalakan umat kepunyaan-Nya dalam segala situasi. Dalam segala keadaan DIA dapat mendatangkan kebaikan bila kita sungguh-sungguh percaya, berharap dan mengasihi DIA dengan segenap kehidupan yang dikaruniakan oleh-Nya.

Saat melalui / melewati lembah bayangan maut yang kelam, gelap pekat bila itu diizinkan TUHAN dan TUHAN bersama kita maka ada sesuatu yang baik yang TUHAN siapkan bagi kita, entah saat hidup di bumi atau masuk dalam kemuliaan di surga. DIA gembala yang baik penuh keajaiban dimana jalan-jalan-Nya melampaui pengertian kita sehingga layak mengatur hidup kita sepenuhnya.

Firman TUHAN mengajarkan untuk jangan takut bila TUHAN sebagai Gembala terbaik mengizinkan dan membawa masuk ke lembah kekelaman. Yang harus kita lakukan hanyalah berada dalam bimbingan dan penjagaan sang GEMBALA sebab ada sesuatu yang besar DIA sediakan bagi kita dalam kemurahan-Nya.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)