-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Manusia Dan Dusta Diri Sendiri

Selasa, 24 Oktober 2017 | Oktober 24, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-24T03:12:58Z
Amsal 13:5 Orang benar benci kepada dusta, tetapi orang fasik memalukan dan memburukkan diri.

Berdusta adalah aktivitas pikiran. John Milton menyatakan bahwa pikiran itu tempat tersendiri, yang dapat menjadi sorga dan dapat menjadi neraka. Berdusta / berbohong adalah sebuah pilihan untuk melakukan tindakan berbohong dan bila sudah dibiasakan maka sudah menjadi kebiasaan atau gaya hidup.

Teks di atas mengigatkan bahwa dusta berakibat memalukan dan memperburuk diri sendiri. Sekalipun dusta akan melahirkan rasa malu dan mempuruk diri sendiri mungkin tidak banyak yang menyadarinya tetapi pada umumnya mengetahui bahwa dusta yaitu ketidakjujuran merupakan sikap dan perilaku yang negatif namun acapkali dilakukan.

Beberapa konsep mengapa sulit berkata jujur sehingga berdusta antara lain?
  • Privasi.
  • Konsep diri negatif.
  • Rasa takut.
  • Kebiasaan.
  • Di dalam keyakinan tertentu atau budaya tertentu untuk hal tertentu dibenarkan berdusta.
Semuanya berakibat dan mengakibatkan hadirnya jarak antara orang yang berdusta dan yang menjadi korban dusta. Jarak yang tercipta membuka ruang ketidakpercayaan, tetapi berdusta / berbohong juga berakibat merusak diri sendiri sebab telah menghasilkan dusta terhadap dirinya sendiri.

Berbohong / dusta tidak dapat dipisahkan dengan kebohongan kepada dirinya sendiri. Jika ia percaya kepada sejumlah kebohongan yang dapat menghancurkan diri sendiri itu akan membawa dan menjadi penyebab utama masalah hidupnya sendiri.

Kepercayaan yang salah berakibat seseorang berbohong antara lain :
  • Aku harus sempurna.
  • Aku harus dikasihi dan didukung semua orang.
  • Menghindari masalah lebih baik daripada menghadapi.
  • Tidak sesuai dengan kehendak menyebabkan tidak bahagia.
  • Orang lain bersalah menyebabkan penderitaanku.
Kebohongan akibat tidak jujur membuat perasaan dan hati nurani rusak. Semakin banyak kebohongan yang disodorkan oleh pengajar-pengajar yang keliru dan atau dikelirukan dan dipercayai maka semakin bermasalah untuk keluar dari lingkaran dusta/bohong dalam hidup kita sehingga menyebabkan kita makin terperosok memalukan diri sendiri dan memperburuk diri sendiri.

Dusta tidak dapat dilepaskan faktor emosi yang lahir dan melahirkan kesulitan hubungan dan kemunduran rohani karena menipu diri sendiri. Demosthenes seorang filsup menyatakan tidak ada yang lebih mudah ketimbang menipu diri sendiri, karena apa yang kita harapkan, kita percayai yang seharusnya yang kita percayai adalah kebenaran. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada dusta dalam kebenaran sehingga jujur setidak-tidaknya kepada diri sendiri akan menjadi senjata ampuh tidak melakukan dusta terhadap identitas diri. I Yohanes 2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Bila mengamati teks di atas, penulis Amsal menghadirkan dua karakter orang yang berbeda yaitu:
  1. Karakter orang - orang benar yang berakibat hidup dalam kebenaran.
  2. Orang pendusta yang membenci orang benar dikemudian hari memalukan diri sendiri dan memperburuk diri sendiri.
Hal di atas disebabkan Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1:5) sehingga kebenaran akan mengalahkan dusta.

Karena dusta tidak dapat dilepaskan dari sikap yang mempercayai dusta dan memiliki harapan terhadap yang dipercayai sekalipun itu dusta maka manusia tidak dapat terlepas dari jerat dusta.... sebab meskipun tahu kebenaran pun jika diperhadapkan gejolak emosional dan hal lain dapat berdusta apalagi jika percaya kepada dusta. Adam dan Hawa yang telah terjebak dalam dusta Iblis melalui ular di Taman Eden menjadikan dirinya mendusta dirinya sendiri bahwa dirinya sanggup menjadi Allah yang berujung memperburuk keadaan dan mempermalukan diri sendiri. Hal demikian dapat terjadi kepada seluruh manusia tanpa kecuali... siapa pun orangnya.


Terang bercahaya dalam kegelapan. Terang menyebabkan dapat dengan jelas mengetahui sesuatu sehingga memiliki kepastian dan akurasi yang sangat tinggi. Kitab Efesus 5:9 menyatakan "karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," maka temannya dari kebenaran akibat dari terang adalah kebaikan dan keadilan sehingga kegelapan yang menghasilkan dusta akan menjadi memperburuk keadaan sebab kejujuran yang bagian dari kebenaran akan mengadili dan Allah akan menyatakan keadilannya sehingga dusta adalah pilihan yang menurut John Milton dapat menghadirkan neraka dalam perjalanan hidupnya.

Untuk dapat lepas dari dusta terhadap diri sendiri kita membutuhkan sikap ekspresi jujur terhadap diri sendiri dan bercermin kepada terang dan satu-satunya orang yang menyatakan Akulah (Yesus Kristus) Terang dunia. Ekspresi jujur membawa kepada pengakuan bahwa diriku telah berdusta kepada diri sendiri akibat memilih dusta dan atau mempercayai dusta dan memohon pengampunan dosa serta meminta kasih karunia-Nya menuntun kita kepada kebenaran-Nya dan membenarkan hanya oleh pengampunan-Nya saja dan kemudian berjalan dalam jalan-jalan yang dipimpin-Nya dalam kebenaran-Nya.

Kejujuran dan dusta manusia akibat dari pikiran dan dilahirkan oleh bibir. Siapakan yang dapat menjaga bibirnya sendiri? Raja Daud seorang senang bertindak dalam ekspresi jujur terhadap diri sendiri menyatakan tindak sanggup menjaga lidahnya sendiri. Pemazmur menyatakan Mazmur 141:3 Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!

Tuhan Yesus bersedia mengampuni dosa kita bila datang kepada-Nya dan Dia bersedia menolong untuk memperbaharui lidah kita dari hari lepas hari meskipun manusia tidak dapat sempurna menjaga lidah. Yakobus 3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Yesus sanggup mengampuni, membentuk dan menjadikan kita hidup dalam kebenaran dan Dia menantikan kita mengekspresikan keadaan hidup kita secara jujur di hadapan-Nya sehingga kita dibenarkan dan dijadikan orang benar dan kebenaran Tuhan yang sejati akan Dia perlihatkan kepada kita sehingga kita mengetahui kebenaran yang adalah Terang hidup manusia.

×
Berita Terbaru Update