Wycliffe menyatakan "Pemandangan takhta ini dijelaskan secara penuh dalam Wahyu pasal 4-20. Kelima ayat dalam Kitab Daniel ini secara jelas meliputi dasar yang sama seperti ketujuh belas pasal dalam Kitab Wahyu. Ini adalah pemandangan tentang penghakiman di mana Yang Lanjut Usianya, yang tidak lain adalah "Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya" (Yes. 57:15), mengambil alih kerajaan-kerajaan dunia melalui Anak Manusia, sebuah nama Tuhan kita yang jelas-jelas dinyatakan untuk Diri-Nya sendiri (Mat. 24:30). Tindakan dramatis di mana kerajaan binatang itu disingkirkan cocok dengan banyak nubuat Alkitab tentang tindakan Tuhan kita yang akan menghakimi bangsa-bangsa pada akhir zaman."
Sebelum Tuhan Allah mengambil alih seluruh pemerintahan di dunia, saat ini dipercayakan pemerintahan kepada setiap suku, kaum dan bangsa untuk memerintah sendiri bangsanya, dan Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Pancasila. Meskipun secara Christian eschatology sebelum semuanya diperintah oleh Tuhan sendiri, seluruh sistem pemerintahan dunia jatuh kepada anti kristus terlebih dahulu sehingga kita perlu syukuri keberadaan Pancasila sebagai waktu rahmat Tuhan bagi Indonesia.
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta India (kasta brahmana). Secara arti kata pancasila mengandung arti, panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata “pancasila” yang dimaksud adalah istilah “pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “pancasyiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna “lima aturan tingkah laku yang penting”
Secara umum, pengertian fungsi dan kedudukan Pancasila antara lain: Pertama, sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Kedua, sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia. Yang ketiga, sebagai Ideologi Bangsa. Sebelum Pancasila disahkan sebagai dasar filsafat, nilai-nilai Pancasila sudah ada pada diri bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan hidup, misalnya nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan keagamaan. Jadi kedudukan bangsa Indonesia dan Pancasila tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Butir-butir Pancasila dari setiap sila dari pancasila adalah yang merupakan jati diri bangsa adalah:
isi butir butir pancasila
- 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
- (1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- (2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- (3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- (4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- (5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- (6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- (7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
- 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- (1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- (2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- (3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
- (4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
- (5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- (6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- (7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- (8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
- (9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- (10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
- 3. Persatuan Indonesia
- (1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- (2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
- (3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- (4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- (5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
- (6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
- (7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
- 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
- (1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
- (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- (3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- (4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- (5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- (6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- (9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
- (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
- 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- (1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- (2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- (3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- (4) Menghormati hak orang lain.
- (5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- (6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
- (7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
- (8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- (9) Suka bekerja keras.
- (10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- (11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Pancasila dengan isi butir-butirnya telah menjadi payung bagi kemajemukan bangsa Indonesia. Ia mempunyai daya tarik emosional tersendiri, Ia menjadi ideologi, juga sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa, yang mencerminkan sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pancasila adalah jiwa, pandangan hidup serta falsafah hidup bangsa Indonesia. Sikap mental , tingkah laku bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri inilah yang dimaksudkan dengan kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Dari segi iman Kristen, kita dapat melihat ada hubungan yang cukup erat antara Pancasila dan Iman Kristen. Ini tercermin dari nilai- nilai yang dikandung dari keduanya. Kita percaya bahwa Tuhan yang mengutus agama Kristen ada di Indonesia dalam rangka pelaksanaan panggilan orang-orang percaya di segala tempat dan disepanjang masa untuk menjadi saksiNya. Umat Kristen dalam iman yang diyakininya mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan moral bangsa karena apa yang dijabarkan oleh Pancasila mengenai nilai-nilai hidup, tercermin dalam Iman Kristen. Dengan demikian Iman Kristen harus menjadi pedoman bagi warga gereja dalam mengamalkan Pancasila.
Dari segi iman Kristen, kita dapat melihat ada hubungan yang cukup erat antara Pancasila dan Iman Kristen. Ini tercermin dari nilai- nilai yang dikandung dari keduanya. Kita percaya bahwa Tuhan yang mengutus agama Kristen ada di Indonesia dalam rangka pelaksanaan panggilan orang-orang percaya di segala tempat dan disepanjang masa untuk menjadi saksiNya. Umat Kristen dalam iman yang diyakininya mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan moral bangsa karena apa yang dijabarkan oleh Pancasila mengenai nilai-nilai hidup, tercermin dalam Iman Kristen. Dengan demikian Iman Kristen harus menjadi pedoman bagi warga gereja dalam mengamalkan Pancasila.