Pertunjukkan drama dalam ibadah mulai berkembang pada zaman Kontantinus membuat kekeristenan dihargai maka berbondong-bondong pezirah mendatangi tempat tempat bersejarah terutma di Yerusalem dan seni drama berkembang hingga abad pertengahan antara tahun 900 – 1500 M dengan mendapat pengaruh dari Gereja Katolik. Dalam pementasannya terdapat nyanyian yang dilagukan oleh para rahib dan diselingi dengan koor. Kemudian ada pagelaran ‘pasio’ seperti yang sering dilaksanakan di gereja menjelang upacara Paskah sampai saat ini. Lakon yang dimainkan mula-mula peristiwa kenaikan Yesus ke surga, sekitar cerita Natal, cerita-cerita dari bible, hingga lakon tentang para orang suci (santo-santo) tetapi Ketika muncul reformasi sekitar tahun 1600 M, perkembangan drama abad pertengahan mengalami kemunduran hingga lenyap sama sekali. gereja tidak memperbolehkan mementaskan drama di dalam gereja, maka drama kemudian dipentaskan di jalan- jalan dan di lapangan. Hal ini berpengaruh pada perubahan tema lakon yang lebih cenderung tentang kebajikan, kekayaan, kemiskinan, pengetahuan, kebodohan, dan sebagainya. Pementasan drama seperti ini disebut drama moral, karena mengajarkan adanya pertarungan abadi antara kejahatan dengan kebaikan dalam hati manusia. Di tengah pementasan, biasanya dimasukkan unsur badut untuk memancing tawa penonton karena jenuh menyaksikan pementasan yang berjalan lamban.
Drama di Inggris sempat mengalami kemunduran ketika kaum Puritan yang berkuasa menutup dan melarang segala bentuk kegiatan pementasan drama. Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali kegiatan drama. Fase ini disebut zaman restorasi.
Ciri-ciri teater abad Pertengahan adalah sebagai berikut:
- Dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.
- Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling menyusuri jalanan.
- Dekor panggung bersifat sederhana dan simbolis.
- Lirik-lirik dialog drama menggunakan dialek atau bahasa.
- Dimainkan di tempat umum dengan memungut bayaran.
- Tidak memiliki nama pengarang secara pasti untuk lakon yang dipentaskannya.
Religious Product News menyatakan hasil maksimal dari pelayanan drama bisa kita dapatkan jika kita mengerjakan dan menyadari bahwa pekerjaan dan kerja keras saja tidaklah cukup. Secara mendasar, kita harus memastikan bahwa pekerjaan kita didasarkan pada karya Tuhan Yesus Kristus di dalam dan melalui kita. "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya (Allah di dalam Kristus), yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:29)
Drama dapat menghidupkan suasana pada waktu ibadah, seperti pada waktu penyampaian pengumuman, mengajak jemaat untuk beribadah, mengundang orang menyampaikan pokok doa atau memimpin doa, membagikan firman Tuhan, menambah dimensi lain pada musik penyembahan, menjadi bagian dari acara anak-anak dan menyampaikan renungan, dan menetapkan tema untuk khotbah.
Kenneth O. Gangel mengungkapan manfaat drama dalam ibadah antara lain:
- Drama bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk menunjukkan solusi yang tepat atas masalah-masalah yang dihadapi oleh orang-orang dalam kehidupan nyata.
- Drama juga bisa digunakan untuk meningkatkan pengalaman penyembahan. James Warren mengingatkan kita, "Drama selalu dikaitkan erat dengan penyembahan di gereja.
- Fitur dari drama yang lain yang juga berguna adalah kemampuannya menstimulasi pikiran mengenai masalah-masalah penting. Dalam hal ini, drama bisa digunakan sebagai katalisator dalam diskusi kelompok.
- Drama bisa membantu menyingkapkan pemahaman karakter dan kepribadian seseorang yang digambarkan dalam drama.
- Drama bisa membantu gereja dalam penginjilan.
Drama dalam Ibadah Kristen mulai hadir sejak Konstantin memgadakan perziarahan ketempat sejarah dan sekarang hadir kembali sebagai bagian yang dapat ditampilkan sewaktu-waktu dalam ibadah selain pemutaran film yang merupakan perkembangan dari seni drama. Kita harus memastikan bahwa kita telah menjalankan dan mengelola pelayanan drama kita karena Allah telah mengarahkan dan memimpin kita untuk melakukannya. Kita bisa memaksimalkan pelayanan ini jika kita mengetahui bahwa kita memiliki pelayanan ini karena kepemimpinan Allah, bukan hanya karena seseorang di tempat lain memiliki kesuksesan besar dengan pelayanan ini.
Contoh Drama singkat gereja
Contoh Drama singkat gereja