Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Kamis, 28 September 2017

Hamba Tuhan Yang Menderita.

Yesaya 53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

Teks di atas oleh Full Life dikatakan sekalipun Yesus adalah Mesias Allah, banyak orang akan memutuskan untuk tidak percaya kepada-Nya sehingga dengan demikian gagal menerima keselamatan Tuhan (lihat. Yohanes 12:38; Roma 10:16). Kurang sekali di antara orang Yahudi yang percaya sungguh ketika Yesus datang pertama kali. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya interpretasi Yahudi saat Yesus datang ke dunia sebagai Mesias yang berbeda dengan ajaran rabi sebelumnya karena dijajah oleh bangsa Romawi, lalu dilanjutkan terutama  abad pertengahan Masehi atau saat ini menganggap "Hamba" yang dahulunya dikenakan untuk Mesias, ini dikenakan sebagai metafora untuk bangsa Yahudi, meskipun berdasarkan:
  1. Kitab Talmud Babel (atau Talmud Babilonia) mengatakan, “ Mesias, siapakah namanya? Para Rabi menjawab, namanya adalah Dia Yang Kena Penyakit Kusta, seperti dikatakan, ‘tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah (penyakit kusta), dipukul dan ditindas Allah...’” (Sanhedrin 98b) dan 
  2. Midras Kitab Rut (atau Penafsiran Kitab Rut) menyatakan, “Penjelasan lain (mengenai Rut 2:14): Dia berbicara tentang Raja Mesias; ‘Datanglah kemari,’ yang berarti mendekatlah ke takhta; ‘makanlah roti ini,’ yang maksudnya adalah roti dari kerajaan-Nya; ‘dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini,’ mengacu pada penyiksaan-Nya, seperti yang tertulis, ‘Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan atau kita,’”
  3. Targum Jonathan ben Uzziel (atau Penjelasan mengenai Alkitab Ibrani oleh Jonathan ben Uzziel) menyatakan, “Sesungguhnya, hambaku Mesias akan berhasil, dia akan dinaikkan dan ditinggikan dan akan menjadi teramat kuat.”
Jelas sekali setelah peristiwa Yesus Sang Mesias ditolak oleh tua-tua bangsa Israel berdasarkan Injil Yesus Kristus maka penafsiran terhadap Yesaya 53 yang dulunya dianggap nubuat terhadap Mesias ditolak dan kemudian dikenakan kepada bangsa Yahudi.
Mengapa? Apakah karena akibat pernyataan dari tua-tua bangsa Yahudi yang bersikap bersedia menanggung darah Yesus yang disalibkan oleh desakan mereka ( Matius 27:25 ; Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!") Mesias yang menderita berdasarkan Talmud Babel, Midrah Kitab Rut serta Targum Jonathan ben Uzziel darah-Nya harus ditanggung orang Yahudi karena keputusan pengenapan penderitaan Mesias justru lahir dari desakan pemimpin Yahudi saat itu berakibat bangsa Yahudi harus mengalami penderitaan yang seharusnya tidak perlu sehingga saat ini.

Bernhard Duhm dalam Komentari mengenai Kitab Yesaya yang ditulisnya tahun 1892. Menurutnya, ada 4 nyanyian (atau sajak) tentang Hamba Yahweh yang Menderita (bahasa Inggris: suffering servant of YHWH) di antara pasal 42 sampai 53 Kitab Yesaya. Allah memanggil hamba-Nya ini untuk memimpin bangsa-bangsa, tetapi dia disiksa dengan kejam. Hamba ini mengorbankan dirinya, menerima hukuman yang seharusnya untuk orang lain, dan akhirnya, dia diberi pahala. Keempat bagian itu adalah:
  1. Yesaya 42:1-9 >> Di sini Allah berfirman tentang pilihan-Nya atas seorang hamba yang akan membawa keadilan di dunia. Hamba ini akan menjadi alat Allah, seperti seorang raja yang menegakkan keadilan, tetapi bukan dengan proklamasi atau kekerasan. Hamba ini "tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.", melainkan bergerak dengan diam-diam dan penuh keyakinan untuk mendirikan ajaran yang benar. Allah telah membentuknya dan memberinya menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
  2. Yesaya 49:1-12 >>  menceritakan panggilannya oleh Allah sebelum dia lahir untuk memimpin Israel dan bangsa-bangsa. Dia digambarkan sebagai seorang nabi Tuhan yang dipanggil untuk memulihkan hubungan bangsa itu dengan Allah. Namun, nantinya dihubungkan dengan nyanyian ke-4, dia nampaknya telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatannya dengan sia-sia dan tak berguna; namun, haknya terjamin pada TUHAN dan upahnya pada Allah, karena kesuksesannya bukan dengan gerakan politik maupun militer. Allah akan membuatnya "menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi". Kemenangannya ada di tangan Allah
  3. Yesaya 50:4-9 >> Bagian ini ditulis dengan penggambaran betapa "Hamba" ini dipukuli dan disiksa. Di sini sang "Hamba" merupakan guru dan sekaligus murid yang mengikuti jalan Allah tanpa ragu-ragu. Sebagai gema dari nyanyian pertama yang mengatakan bahwa "buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya"[7], dia menopang orang yang lemah dengan kata-katanya. Kebenarannya diletakkannya di tangan Allah.
  4. Yesaya 52-53 >>Nyanyian ke-4 , dari Yesaya 52:13 sampai Yesaya 53:12, berisi kesengsaraan yang dialami “hamba yang menderita”
Sejumlah pakar (termasuk Barry Webb) menganggap Yesaya 61:1-3 sebagai nyanyian ke-5, meskipun kata "hamba" tidak disebutkan dalam bagian itu. Para pengikut Yesus Kristus percaya bahwa nyanyian/sajak ini merujuk kepada kesengsaraan yang dialami Yesus sebagai Mesias, Juruselamat untuk orang-orang lain. Ini masih termasuk ke dalam "Tradisi Yahudi bahwa hamba ini diidentifikasikan dengan figur Mesias yang dinantikan.

Mesias harus menderita itu juga yang dikatakan Yesus, sebagai Mesias.
  • Lukas 24:26. Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
  • Lukas 24:46. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
  • KisahParaRasul 26:23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."
Rabi Moshe Kohen Ibn Crispin mengatakan, “Rabi ini mengatakan bahwa mereka yang menafsirkan Yesaya 53 sebagai acuan kepada Israel sebagai mereka yang “meninggalkan pengetahuan dari Guru kita, dan condong kepada “kedegilan hati mereka sendiri,’ dan pada pendapat mereka sendiri, saya senang untuk menafsirkannya, sesuai dengan ajaran dari Rabi kami, sebagai Raja Mesias. Nubuatan ini disampaikan oleh Yesaya, sesuai perintah ilahi dengan tujuan untuk memberi tahu kita mengenai sifat dari Mesias di masa depan, yang akan datang dan membebaskan Israel, dan hidupnya dari saat dia tiba dengan kebijaksanaannya sampai kedatangannya sebagai penebus, agar jika ada orang yang datang dan mengaku dirinya sebagai Mesias, kita dapat bercermin, dan melihat apakah dia memiliki kesamaan dengan ciri-ciri yang dijelaskan di sini. Jika memang ada kesamaan, maka kita boleh percaya bahwa dialah Mesias, Kebenaran kita. Jika tidak, kita tidak boleh percaya.”

Yesus telah menyatakan diri-Nya sebagai Mesias yang harus menderita karena ditolak oleh tua-tua bangsa Yahudi. Dia mengenapi seluruh isi nubuat Yesaya sebagai hamba yang menderita, oleh-Nya kita diselamatkan.
  • Pertama: 52:13-15. Bagian pendahuluan ini menyimpulkan bahwa hamba Allah yaitu Mesias harus mengalami direndahkan dan dihina sebelum ia ditinggikan dan dimuliakan. 
  • Kedua: 53:1-3. Hamba Allah (Mesias) ini sejak awal pelayanannya sudah menderita penolakan yang dahsyat dari orang-orang yang dilayaninya. 
  • Ketiga: 53:4-6. Orang-orang itu menyangka dia (Mesias) jahat dan berdosa sehingga ia (Mesias) menderita dihukum Allah, padahal dosa-dosa merekalah yang dipikulnya. 
  • Keempat: 53:7-9. Demi menyelamatkan orang-orang itu, ia (mesias) tidak memberontak ketika ia (mesias) diperlakukan seperti penjahat. Kematiannya pun dianggap sebagai kematian yang pantas bagi orang jahat. 
  • Kelima: 53:10-12. Bagian penutup ini mengungkapkan keberhasilan hamba Allah (mesias) tersebut dalam misinya. Kematiannya tidak sia-sia karena merupakan kurban penebus salah di hadapan Allah. Kematiannya berkhasiat memerdekakan para tawanan dosa. Ia bangkit kembali bagaikan pahlawan yang menang perang sehingga ia berhak menerima jarahan, yaitu para musuh.

Mesias sebagaimana yang diungkapkan "Nabi" Ayub  bahwa DIA akan bangkit ( Ayub 19 25. Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.) maka Yesus pun bangkit dari kematian setelah alami penderitaan yang amat sangat menderita. sebagai dampak dari tindakan-Nya yang menanggung dosa banyak orang termasuk di dalamnya untuk pemberontak-pemberontak (Yesaya 53:12)
Dalam Perjanjian Baru dan sampai sekarang hanya Yesus satu-satunya yang menggenapi Nyanyian Hamba menderita ini. Oleh karena itu, Dia saja yang patut menerima pujian, hormat, dan sembah semua umat tebusan Allah.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)