Tujuan propaganda dilakukan dengan cara :
- Menyebarluaskan gagasan, kepetingan, barang, peristiwa tertentu, dan menamankannya sedemikian rupa kepada sasaran.
- Melumpuhkan gagasan, kepentingan, barang dan peristiwa dll dipihak lawan sedemikian rupa hingga mencapai tujuan.
Strategi perang yang dilancarkan oleh bangsa Falestin telah menghancurkan moral dan semangat tempur bangsa Israel. 1 Samuel 17:32 :"Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Orang Falestin pada saat itu dengan jitu membatasi pemilihan model jenis pertempuran perang, kecuali dari seperangkat altenatif, yang secara sengaja ditawarkan... perang satu lawan satu dan siapa yang menang dialah pemenangnya ... suatu jenis peperang individu menganti peperangan kolektivitas yang merupakan kelaziman pada masa itu. 1 Samuel 17:9-10 : Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami." Pula kata orang Filistin itu: "Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang.
Peperangan antara Goliat dengan tentara Saul terjadi setelah Saul ditolak Tuhan untuk terus menjadi raja. Kepercayaan Saul alami kemorosotan, terlebih-lebih Goliat memaksa (kursif) Saul berperang. Argumentasi Goliat cukup beralasan tetapi membuat peperangan menjadi berat sebelah dan menimbulkan kepanikan di tentara Saul yang menghancurkan eksistensi / reputasi dan prestasi sekaligus menguntungkan dalam segala hal di pihak Goliat.
Reputasi dan prestasi Saul yang sudah rusak sebelum terjadinya perang, lihat --> [1 Samuel 15:26 Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel." ] semakin parah.
Daud tanpa sengaja mendengar ucapan propaganda Goliat yang berhasil mempengaruhi tentara Israel. Daud mendengarnya, lalu bangkitlah Daud untuk berperang dengan Goliat. 1 Samuel 17:26 :"Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" Daud memutuskan terjun ke medan perang, karena ia mengetahui kebenaran -- kebenaran bahwa Allah adalah MahaKuasa, yang telah melindungi dan membuat ia menang melawan singa, beruang saat menjaga domba gembalaannya.
Kebenaran karena fakta dan peristiwa hidup yang dialami bahwa TUHAN ALLAH sanggup lakukan segala sesuatu telah mematahkan belenggu yang ditebarkan oleh musuh, membuat kepercayaan berperang Israel hancur. Karena mengenal kebenaran, Daud mendapatkan kekuatan dan kemenangan menghadapi Goliat sang pahlawan perang. Kebenaran membuat semua propaganda yang menghalalkan cara, membuat atau bersifat berat sebelah dan mengabaikan obyektifitas bahwa Allah adalah Panglima Perang Perkasa yang telah berjanji menyelamatkan Israel.
Pertempuran saat ini bukan terjadi dalam lingkungan militer, manun dalam berbagai aspek, misal ekonomi, sosial ..... yang beranekaragam. Propaganda, opini seringkali melemahkan, sekalipun fakta terkadang berbeda dengan apa yang didengar.
Mengenal kebenaran hal sebenarnya membuat bijak -- meraih sesuatu lebih baik. Kebenaran itu membebaskan dari kekuatiran dan kecemasan yang tidak perlu dikuatirkan dan ditakutkan.
Dalam kebenaran melihat segala sesuatu dengan jelas, utuh dan memberikan harapan dalam segala keadaan yang ada keberpihakan yang tidah adil dan bersifat melemahkan.
Carilah dan tinggalah dalam kebenaran yang membebaskan dari semua propaganda yang membuat tidak berdaya sekalipun memiliki daya tahan dan kesempatan maraih kemenangan. Tuhan MahaKuasa jika dipihak kita maka TUHAN sanggup memberikan terobosan sehingga meraih kemenangan.