-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antara Teologi dan Antropologi

Jumat, 06 Juli 2018 | Juli 06, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-05T21:35:42Z
Orang Kristen mempercayai bahwa Alkitab adalah wahyu dan firman-Nya berkenaan dengan sesuatu kenyataan dan benar. Segala sesuatu tercipta karena Allah, termasuk manusiapun adalah ciptaan Allah yang diciptakan segambar dengan Allah. ( Kej 1:26,27)

Budaya manusia pun tercipta karena kemampuan Allah berikan kepada manusia yang kreatif itu. Namun keberdosaan manusia telah mengakibatkan banyaknya distorsi terhadap relasi Allah - Budaya dan Manusia.

Antropologi mempelajari manusia beserta budayanya. Ada perbedaan antara Teologi dengan ilmu sosial termasuk antropologi. Teologi berdasarkan otoritas tertinggi adalah Allah sedangkan antropologi adalah manusia. Patokan kebenaran teologi dalam adalah Firman Allah sedangkan antropologi adalah penemuan empirik. Dalam teologi maka pembatasan berasal dari Allah sedangkan dalam antropologi batasan dari alam dan psikologi atau budaya. Dalam teologi minat adalah keabsolutan sedangkan antropologi adalah kerelatifan hidup. Kejahatan berdasarkan Theologi sepenuhnya kepada manusia sedangkan dalam antropologi terletak kepada sistem. Perbedaan antara teologi dan antropologi mengakibatkan masing masing memiliki keunggulan dan kelemahan dari sudut pandang keilmuan.

Adanya usaha usaha mengkombinasikan kekuatan kekuatan teologi dan antropologi dengan asumsi:
  • Menolak relasi Allah - manusia tanpa budaya akan menghasilkan teologi ekstrim.
  • Menolak relasi manusia - budaya tanpa Allah atau meminimalkan Allah akan menghasilkan antropologi atheis.
Kombinasi teologi dan antropologi sesuatu fenomena yang banyak ditemui di dunia. Manusia melalui budayanya berusaha menjalin relasi dengan Allah dan Allah memakai budaya manusia agar menusia mengenal Allah. Asumsi-asumsi Christian Etnotheology menurut Dr. Kraft adalah :
  • Allah itu mutlak. Dalam hal ini Allah selain absolut juga suprakultural, sedangkan malaikat dan Iblis tidak absolut namun superkultural, dan manusia nonabsolut dan kultural.
  • Manusia makhlut terbatas karena diciptakan terbatas untuk berkondisi seperti itu. Terbatas oleh ruang, waktu, genetik, budaya dan pengalaman. Allah berkomunikasi komunikasi dengan manusia dengan memakai pola komunikasi manusia.
  • Allah memakai budaya manusia.
  • Alkitab penuh makna.
Permasalah dasar budaya manusia dalam konteks teologi kristen adalah kondisi start awal manusia telah jatuh kepada Iblis sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Start awal lazimnya ditandai oleh : "Satanic captivity, ignorance/error dan non-Christian allegiance" yang seharusnya berada dalam "Growing Relationship to God and His People" sebagaimana sebelum manusia jatuh dalam dosa. Untuk kembali ke kondisi awal Firman telah menjadi manusia dan memerdekakan manusia dari perbudakan Iblis, tetapi secara antropologi perlu adanya kebutuhan / keinginan dari orang beriman dan masuk proses yang melibatkan peran aktif manusia merespon pekerjaan Roh Kudus yang memerdekakan.

Dalam keterbatasan memadukan teologi dengan antropologi, Allah menyapa manusia dalam budayanya yang unik sekalipun seluruh budaya manusia telah tercemar oleh dosa. Roh Allah bekerja yang menghasilkan pertobatan bagi memberi respon positif dan menjadi ciptaan baru.

×
Berita Terbaru Update