Kejadian 16:4 Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
Sarai yang frustasi tidak dapat melahirkan keturunan dari pernikahannya dengan Abram. Setelah waktu penantian yang sangat panjang, Sarai tiba-tiba memberikan Hagar, seorang budaknya yang diperoleh selama 10 tahun yang lalu dari Firaun raja Mesir. Abram di bawah pengaruh istri dan sistem sosial masyarakat yang ada, menghampiri Hagar sehingga mengandung/hamil.
Tindakan hal ini serupa dilakukan oleh Rahel dan Lea {Kejadian 30:3 Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia aku pun mempunyai keturunan." dan Kejadian 30:9 Ketika dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya.}
Tetapi ada satu perbedaan yang muncul antara budak Rahel dan Lea dengan budak Sarai. Hagar budaknya Sarai memandang rendah posisi Sarai dan diduga dapat mengarah kepada kudeta posisi istri yang sah Abram, dan hal ini berbeda dengan Bilda dan Zilpa yang memiliki keturunan dari Yakub namun anaknya dinamakan anak dari Rahel dan Lea sesuai dengan aturan main dalam sistem sosial masyarakat saat itu sekalipun dalam konteks pengajaran Firman Tuhan tidak dibenarkan untuk melakukan hal itu sebab pernikahan bersifat monogami bukan poligami.
Indikasi pertikaian dalam hak waris keturunan antara Sarai dan Hagar sangat jelas terjadi saat Hagar mengandung/hamil menyebabkan terjadinya gejolak hati yang memandang rendah sang nyonya rumah, Sarai dan pertengkaran kemudian berlanjut dengan Sarai menindas Hagar atas izin Abram, sehingga ia lari meninggalkannya tetapi Hagar kemudian diperintahkan oleh malaikat untuk kembali ke Sarai (Kej 16:9)
Tindakan Hagar dan Sarai yang meminta TUHAN menjadi hakim antara mereka (kej 16:5) menjadikan mereka berdua dalam posisi sejajar, yakni dinilai secara langsung oleh TUHAN ALLAH, sehingga manusia.... siapapun orangnya dalam keadaan yang tidak dapat menentukan dan memberi penilaian terhadap tindakan mereka, yakni Sarai, Hagar dan termasuk Abram sebab segala sesuatu harus ditentukan oleh Tuhan.
Tindakan yang membuat posisi sejajar dalam sistem nilai budaya karena meminta Tuhan menjadi Hakim bukan sistem sosial masyarakat yang berlaku membuat posisi Hagar secara lahiriah berbeda dengan budaknya Lea dan Rahel yakni Zilpa dan Bilha yang keturunannya tetap dinamakan keturunan Rahel dan Lea tanpa membawa nama Zilpa dan Bilha sekalipun ada garis hubungan darah.
Tindakan Hagar membuat anak yang dilahirkan diakui sebagai keturunan Hagar bukan Sarai. Tindakan ini menyebabkan keadaan pengecualian / pengkhususan dalam sistem sosial budaya saat itu dan menyebabkan nama Hagar tetap melekat bagi anaknya yakni Ismael.
Sarai diduga sangat kuat terkejut dengan manuver yang dilakukan Hagar sehingga terjadi penindasan dan Ismael tidak menyandang sebagai anak Sarai yang pada mulanya tujuan Sarai memberikan Hagar agar Sarai mendapatkan keturunan dari Hagar melalui suatu celah aturan dari sistem nilai budaya dan sosial waktu itu.
Segala bentuk perbuatan Sarai, Hagar dan Abram oleh sepengetahuan mereka semua diduga keras diserahkan kepada TUHAN ALLAH sebagai Hakim atas segala tindakan mereka bertiga dan jika sudah diserahkan kepada TUHAN ALLAH maka segala sesuatu keputusan dalam penghakiman terhadap mereka masuk dalam kedaulatan TUHAN ALLAH dan setiap manusia yang adalah keturunan dari mereka tidak berhak memberikan jawaban terhadap masalah ini sebab keputusan penghakiman Tuhan tidak dapat digugat dan dipersoalkan oleh siapa pun juga.
Pertikaian jika diserahkan kepada Tuhan.... apakah sikap keturunannya saat ini? Melanjutkan pertikaian dan atau kembali bersepakat menyerahkan keputusan penghakiman kepada TUHAN ALLAH biar Dia sendiri yang menentukan dalam penghakiman-Nya di hari Kiamat dan tetap menjalin kehidupan sebagai sebuah keluarga besar yang memiliki hubungan relasi / interaksi sebagaimana mestinya dalam hidup sehari-hari.
- Home
- וְר֣וּחַ
- Sitemap
- Iman
- Mengenal Allah
- Catatan Keagamaan
- Menyusul
- Syafaat
- Alkitab
- Ebook Kristen
- Blog
- Muse
Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17
Share this
Random Posts
Kontak
Label Mobile
biblika
(83)
budaya
(47)
dasar iman
(96)
Dogmatika
(75)
Hermeneutika
(75)
karakter
(42)
konseling
(81)
Lainnya
(91)
manajemen
(66)
pendidikan
(58)
peristiwa
(69)
Resensi buku
(9)
Sains
(53)
Sistimatika
(71)
sospol
(64)
spritualitas
(91)
tokoh alkitab
(44)
Video
(9)