Orang Kristen Indonesia memiliki banyak pilihan gereja, lebih lagi dengan begitu melimpahnya denominasi atau sinode gereja di negara ini yang mencapai ratusan. Satu denominasi itu bisa mendirikan puluhan hingga ratusan gereja. Banyaknya aliran, denominasi, sinode gereja di Indonesia ini, apakah sebagai anugerah atau apa memusingkan sebab banyaknya denominasi yang lahir dari sebuah perpecahan dengan denominasi sebelumnya. Jika hal itu terjadi karena perpecahan menunjukkan orang Kristen di Indonesia sulit bersatu. Entah bagaimana harus menjawabnya. Apakah orang Kristen masih bisa berlindung di balik pernyataan ini, “keragaman adalah anugerah, perbedaan harus disyukuri“?
Dalam pengakuan iman menproklamasikan percaya kepada gereja yang kudus dan am.
Gereja yang Kudus artinya persekutuan orang-orang yang dikuduskan oleh Allah sendiri. Roh Kudus sebagai pribadi ketiga Allah Tritunggal mendiami gerejaNya, dalam berkarya, menuntun, membimbing pada kesaksian yang sesuai dengan kehendak Allah.
Gereja adalah yang Am (universal) dalam arti keanggotaannya mencakup semua orang-orang percaya pada Yesus dari berbagai macam suku bangsa di seluruh permukaan bumi ini. Berarti gereja adalah satu. Sekalipun terdiri dari berbagai macam denominasi dan aliran, serta segala tempat asalkan mereka percaya pada esensi iman Kristen yang dilandaskan pada keselamatan Kristus dan Alkitab sebagai firman Allah satu-satunya. Orang-orang pilihan tersebut disatukan oleh satu Tuhan, satu iman dan satu baptisan.
Gereja adalah apostolik dalam arti pengajaran para rasul yang adalah Firman Tuhan yang kudus merupakan dasar dari gereja. Artinya, gereja harus dikelola dengan otoritas dari pengajaran para rasul Tuhan Yesus. Di dalam Tuhan ada anugrah, karena itu ada “Pengampunan Dosa.” Karena diampuni, orang percaya beroleh jaminan kebangkitan tubuh dan hidup yang kekal.
Karena gereja bersifat "am" maka setidak-tidaknya Ada tiga kriteria dasar yang dapat membantu kita menilai suatu ajaran pemujaan atau gerakan keagamaan gerejawi, yaitu melalui cara pengajaran para pemimpinnya, masing-masing mengenai Alkitab, mengenai Kristus dan mengenai keselamatan.
- Sikap terhadap Alkitab Alkitab telah dinyatakan sebagai Sabda Allah yang tertulis dalam kurun waktu ribuan tahun. Kitab Suci Perjanjian Lama telah diterima orang Kristen dan Rasul-Rasul sebagai tulisan yang diwahyukan secara sempurna. Yesus berkata: "Kitab Suci tidak dapat dibatalkan" (Yoh 10:35). Dengan menghormati Perjanjian baru, Dia berjanji kepada para rasulNya bahwa "Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26), dan bahwa "Roh Kebenaran akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran" (Yoh 16:13). Karena itu, dalam abad pertama, para Rasul yang telah bersama-sama dengan Kristus, yang telah bersaksi mengenai kebangkitanNya dan yang telah menerima janji-janji ini, secara berangsur-angsur menulis ajaran Yesus dan Epistel sehingga menjadi yang sekarang disebut Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini telah diterima dan diakui oleh orang Kristen mula-mula sebagai Kitab Suci yang diwahyukan. Para Rasul menyatakan bahwa tulisan-tulisan ini diwahyukan penulisannya dan otoritasnya. Orang Kristen yang benar telah selalu menerimanya demikian. Akhirnya, Rasul yang paling belakangan yaitu Rasul Yohanes, mendekati akhir abad pertama diberi kemampuan bernubuat tentang masa yang akan datang dan menulis Kitab Suci terakhir yaitu Kitab Wahyu. Dengan demikian selesailah penulisan firman Allah, "Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan" (Wahyu 22:18, 19). Perkataan terakhir dari Rasul Kristus ini memberi kita aturan yang paling penting. Kitab Suci sepenuhnya diwahyukan penulisannya bahkan pada tiap kata. Mereka yang menambahkan atau mengurangkan daripadanya adalah pengajar-pengajar yang sesat.
- Sikap terhadap Kristus Seorang pengajar Kristen yang benar dengan gembira akan menerima dan menyatakan Yesus Kristus sebagai Dia, Allah yang benar dan sebagai manusia yang benar. "Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah anti-kristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak" (I Yoh 2:22). yang tidak secara jelas dan tegas menyatakan Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak manusia dan sebagai Anak Allah, "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa" (Wahyu 1:8) adalah sesat dan harus ditolak.
- Sikap terhadap Keselamatan Injil Kristus adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16). Kata Injil artinya “kabar baik” bukan “nasihat baik”. Itu tidak mengajarkan apa yang harus atau tidak harus kita lakukan untuk mendapatkan keselamatan, tetapi mengajarkan tentang apa yang dilakukan Kristus memberikan keselamatan secara cuma-cuma. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8,9). Orang yang sungguh diselamatkan oleh kasih anugerah Tuhan dalam Kristus akan berusaha mengikuti Kristus dan firmanNya dalam segala hal, bukan untuk mendapatkan keselamatan, akan tetapi untuk kasih dan ucapan syukur atas penyucian dan hidup yang kekal yang diberikanNya.
Beberapa faktor lain dalam memilih gereja diantaranya:
- Faktor Lokasi / jarak dengan tempat tinggal
- Faktor Kekerabatan, Ikatan, dan Koneksi
- Kepemimpinan Gereja
- Pelayanan Gereja
- Doktrin Gereja
- Kenyamanan Beribadah
- Ukuran Gereja
Gereja apapun juga memiliki tugas dari Tuhan antara lain sebagai
- Memuliakan Allah
- Mengabarkan Injil ( Matius 28 : 18 - 20, Kisah Para Rasul 1 : 8 )
- Membaptiskan orang percaya ( Matius 28 : 20 )
- Mengajar orang percaya ( Matius 28 : 20 )
- Diakonia (Pelayanan Sosial) ( Kisah Para Rasul 6 : 1 - 7 )
- Menyelenggarakan Sakramen ( 1 Korintus 11 : 23 - 26 )
- Menjaga kesucian jemaat ( 1 Korintus 5 : 1 - 8 )
- Mendoakan pemerintah ( 1 Timotius 2 : 1 - 2 )
Dan pada akhirnya, harus mengingat tidak ada gereja yang sempurna. Sebaik-baiknya, gereja dipenuhi dengan orang berdosa yang diselamatkan, yang secara rohani berjuang melawan dan mengatasi kedagingan. Perlu juga diingat pentingnya berdoa. Sangat penting untuk berdoa melibatkan Allah dalam menentukan gereja yang perlu kita hadiri.
Selamat bergereja. Tertanam, bertumbuh dan berbuah dalam gereja lokal.