Hati nurani adalah bagian internal yang sangat essensial. Ia tidak berada di luar individu, tetapi di dalam dirinya. Jika dikatakan bahwa tidak memiliki hati nurani maka keadaan itu menjadi ancaman bagi dirinya maupun bagi orang lain. Hati nurani sinomin dengan hati kecil, kata hati atau suara hati. Hati kecil mempunyai pengaruh yang besar dalam sikap seseorang.
Hati nurani dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu retrospektif dan prospektif. Hati nurani restrokpektif mampu memberikan penilaian tentang baik atau buruknya suatu perbuatan yang dilakukan seseorang pada masa lalu. Hati nurani prospeksi mampu memberikan penilaian tentang baik atau buruknya seseorang kemasa depan.
“Hati nurani” di dalam seluruh Perjanjian Baru adalah suneidēsis. Konsep hati nurani menurut .gotquestions.org dalam Perjanjian Baru lebih bersifat individual dan melibatkan tiga kebenaran utama yaitu:.
- Pertama, hati nurani adalah kemampuan yang dikaruniakan Allah kepada manusia untuk melakukan evaluasi diri.
- Kedua, hati nurani sebagai saksi atas sesuatu.
- Ketiga, hati nurani adalah pelayan dari sistem nilai seseorang
- Saksi dalam hati terhadap tanggung jawab moral.
- Suatu bagian dari kapasitas manusia untuk membedakan baik dan buruk.
- Hati nurani menuntun kepada pengambilan keputusan yang mengarah kepada dimensi dimensi moral.
- Suatu bagian dalam batin yang memberi kesan moral yang baik terhadap tindakan dan prinsip prinsip. ( Yohanes 8:9; Kisah Para Rasul 23:1; 24:16)
- Ia mengandung nilai nilai moral dalam batin sebagai bingkai spritual ( Titus 1:15; Ibrani 9:14; Roma 9:11)
Hati nurani ada juga yang jahat. ( 1 Timotius 4:2l Titus 1:15) Hati nurani memberi arahan kepada tindakan moral, sehingga hati nurani perlu dilatih dan diasah melalui pembiasaan. Seringkali Tuhan memakai hati nurani kita untuk memperingatkan patut tidaknya suatu tindakan kita sehingga hati nurani sering menjadi hakim bagi seseorang.
Hati nurani sebagai pertimbangan dan evaluasi etis. Hati nurani bertindak sebagai monitor dalam diri kita dan membedakan benar dan salah, serta membantu menerapkan standar standar moral. Hati nurani meliputi komponen mental, emosional, dan kehendak untuk membuat keputusan etis, serta menguji layak tidaknya suatu perbuatan yang akan dilakukan. Hati nurani akan sangat dilatih dalam pembiasaan diri mengenal Tuhan dan Firman-Nya. Melalui Firman Tuhan maka hati nurani akan peka terhadap kehendak dan pemikiran Tuhan.
kita harus menjaga agar hati nurani kita tetap terang dengan menaati Allah dan menjaga hubungan baik dengan-Nya. Kita melakukan hal ini dengan cara melakukan Firman-Nya, terus-menerus memperbaharui dan melembutkan hati kita. Kita menghargai mereka yang hati nuraninya lemah. Termasuk memperlakukan mereka dengan belas kasih dan kasih Kristus.