A. Akar permasalahan
- Setiap anggota keluarga tidak merasa nemiliki dan memakai hak yang Allah sediakan yaitu kebahagiaan, damai sejahtera, kecukupan, kesejahteraan, perlindungan dll. Karena banyak keluarga menanggapi hak yang Allah sediakan hanya dengan kekacauan, perselisihan, kebinggungan, kemarahan, percekcokan, ketidakharmonisan sehingga harus ada kebulatan tekad dari seluruh anggota keluarga yang lebih dari sekedar komitmen biasa untuk meraih dan menikmati apa yang sudah menjadi hak dan bagian yang Allah sediakan untuk kita ( Matius 11:12)
- Setiap anggota keluarga tidak mampu mempertahankan, menjaga serta memegang nilai nilai luhur yang ada dalam sebuah keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi.
- Setiap anggota keluarga tidak mampu mempertahankan serta menjaga kerendahan hati satu sama lain dan takut / taat kepada Allah (Efesus 5:21; Ibrani 12:9; Yakobus 4:7)
- Setiap anggota keluarga tidak mampu mempertahankan, menjaga serta menempatkan kebutuhan anggota keluarga sebagai yang utama.
- Setiap anggota keluarga tidak mampu mempertahankan, menjaga kenikmatan dalam rumah tangga untuk seluruh anggota keluarga
- Belum dibebaskannya keluarga dari bagian masa lalu, mental, sampah, kutuk-kutuk (Matius 10:1; Filipi 3:13-14)
- Belum diikatnya perjanjian pemulihan dari konflik, perpecahan, doa yang tidak terhalang. (Matius 18:19)
- Diantara anggota keluarga tidak ada kesatuan roh, tidak ada kesatuan iman, beda prinsip, beda kepentingan, masing-masing berjalan sendiri-sendiri, tidak mau saling mengalah, saling mengasihi, saling melayani, saling menghormati, saling menghargai.
- Tidak berjalannnya sistem pemerintahan Allah / Kerajaan Allah / Pekerjaan Tuhan yang sebenarnya mampu membawa kita kepada semuanya itu (apa saja!) yang akan ditambahkan kepada kita (Matius 6:33)
- Kerajaan Allah yang menyatakan tentang kebenaran, keadilan, damai sejahtera, sukacita yang diberikan oleh Roh Kudus. (Roma 14:17)
- Kerajaan Allah ada padamu dan yang memiliki kuasa (Matius 12:28; Lukas 11:20; i Korintus 4:20)
Galatia 6:1 "Kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri supaya kamu juga jangan kena pencobaan, bertolong-tolonglah menanggung bebanmu".
Tahap I ( tahap merendahkan diri dihadapan Allah)
- Perhadapkan diri saudara dalam hadirat Allah, dan serahkan masalah saudara kepada Yesus Kristus sebagai jawaban karena Dia sanggup melakukan segala perkara untuk saudara sekeluarga.
- Jangan sekali-kali berprinsip saya mampu melakukan sesuatu dengan kuasa Allah, tetapi berprinsiplah apabila kita mau merendahkan diri dihadapan Allah dan menyerahkan semua kebutuhan, masalah kita kepadaNya, maka Dia akan bekerja untuk kita.
- Siapakah diantara saudara yang menganggap diri palling rohani, dialah yang mengambil inisiatif, dialah yang menjadi pemeran penting dalam proses penanganan permasalahan dalam keluarga ( Galatia 6:1; Roma 8:28)
- Siapa diantara anggota keluarga yang lain bisa saudara ajak untuk bersekutu dalam doa, dalam ibadah, dalam pujian dan penyembahan ajak mereka sebagai patner dalam pergumulan saudara.
- Tahap dimana kita "melihat" bagaimana tangan Allah terulur menyatakan kuasaNya melalui tanda-tanda yang akan Dia nyatakan kepada kita.
- Dibutuhkan kepekaan yaitu dengan cara hidup dalam kekudusan, kelayakan, kesucian, berdiam diri, bersaat teduh
- Langkah demi langkah, tahap demi tahap Dia pasti akan menyatakan kepada kita apa yang harus kita kerjakan (Habis hujan tampak pelangi)