Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Senin, 18 September 2017

Kegelapan Saat Kematian Yesus

Lukas 23:44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga

Peristiwa kematian Yesus ditandai oleh suatu peristiwa alam yang sangat aneh, sejak jam dua belas sampai pukul tiga diliputi kegelapan. Kegelapan disini adalah kegelapan total yang adalah situasi tidak ada cahaya sama sekali terlihat di cakrawala.

Sejumlah penafsir menafsirkan kegelapan sudah mulai dari pukul 6 pagi yang seharusnya matahari bersinar namun pancaran sinar matahari tidaklah bersinar sebagaimana biasanya sampai hadirnya kegelapan total pukul 12 sampai pukul 3 dengan gelap pekat.

Mengapa gelap saat matinya Yesus di salib? Sejumlah penafsir menyatakan terjadinya gerhana matahari total. Apakah itu mungkin? Bukankah peristiwa penangkapan, pengadilan Yesus yang dilakukan pada malam hari secara dadakan karena munculnya kesediaan Yudas melakukan pengkhianatan dilakukan pada bulan pernama, sebab perhitungan perayaan Paskah Yahudi selalu terjadi saat bulan purnama, yakni hari keempat belas dari bulan baru. Bulan purnama mengakibatkan sehingga dapat baik karena terang bulan membantu segala aktivitas kegiatan di malam hari? [Imamat 23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.]

Bagaimana mungkin saat bulan purnama terjadi gerhana matahari dan lamanya konsep gerhana total sampai menghabiskan waktu tiga jam? Bila kita mengamati [Lukas 22:53 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."] maka ada suatu penjelasan yang menyebabkan timbulnya kegelapan saat Yesus mati disalib, yakni hadirnya segenap kekuatan kuasa kegelapan dalam proses penyaliban terhadap Yesus.

Siapa dan mengapa kuasa gelap hadir secara maksimal saat Yesus mengalami penderitaan, lalu disalibkan? Bukankah Yesus menyatakan diri-Nya sebagai terang yang menyinari kegelapan? [Lukas 1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."]
Dimanakan pancaran terang sehingga sempat ditelan oleh kegelapan sekalipun beberapa saat? Bukankah kegelapan sangat cepat hilang saat ada cahaya karena kecepatan kegelapan bergerak lebih cepat dari pada kecepatan cahaya saat cahaya datang menerangi kegelapan?
Mengapa menjadi gelap? Apakah karena itu bagian sebagai konsekuensi logis dari meminum cawan penderitaan dengan mengizinkan kegelapan berkuasa untuk sesaat? Gelapnya apakah karena terputusnya hubungan dengan Allah akibat dosa yang ditimpakan kepadaNya akibat tindakan-Nya memikul dosa manusia? Apakah gelapnya karena berkabungnya bumi ciptaan-Nya karena melihat sang Pencipta yang menjadi manusia menderita sampai menyerahkan nyawa dan terputus manusai yang hidup di bumi?

Injil Lukas mencatat beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan, antara lain:
  • 11:34 Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu
  • 11:35 Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.
  • 11:36 Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya."
  • 12:3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.
Peristiwa penderitaan Yesus dimulai saat Yesus masuk ke Yerusalem, ibukota dan pusat agama Yahudi. Dia datang mengendarai seekor keledai dan disambut dengan sangat meriah sehingga menimbulkan iri hati, dan melahirkan niat untuk membunuh dan segera menyusun rencana pembunuhan dengan melibatkan Yudas dan sejumlah orang penting termasuk Pilatus sebagai wali negeri yang kembali menegaskan bahwa manusia yang diwakili pemimpin agama dan tokoh penting di Yerusalem saat itu telah dikuasai dengan kejahatan yang melahirkan serangkaian tindakan kejahatan telah mengusai dan merubah situasi yang kemarin mengelu-elukan menjadi mencaci maki dan menolak terang itu.

Penolakan terhadap terang sama dengan menyambut datangnya kegelapan masuk dan berkuasa yang menyebabkan dunia diserahkan kepada kegelapan oleh manusia yang menghuninya. Menolak dan membuang Terang menyebabkan hadirnya kegelapan yang hendak menelan terang.

Peristiwa kegelapan bukanlah berdiri sendiri. Kegelapan pun disusul dengan terjadinya gempa bumi yang membelah tirai Bait Allah sehingga manusia yang diwakili oleh Imam Besar hanya sekarang siapa pun dapat menghampiri tempat ruang Maha Kudus karena Dia telah tetap memancarkan Terang dengan memberikan pengampunan kepada semua yang terlibat dalam tindakan penyaliban karena Dia tahu mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya adalah dikuasai kegelapan.

Pengampunan memberikan kehidupan dan Terang tetap bersinar dan menyatakan kemuliaan Kasih Allah. (Lukas 23:43.) Manusia penghuni bumi memilih kegelapan namun Dia, Firman yang menjadi manusia telah kembali bersinar dan bangkit dari kematian sehingga setiap orang yang menerima menjadi anak-anak-Nya yang hidup kekal dan terang sejati dalam hidupnya.
Terang Sejati tidak dapat dipadamkan oleh pekatnya kegelapan yang paling pekat dan kelam dan bumi pun menerima kasih karunia demi kasih karunia dari Dia yang adalah Terang yang menang atas kegelapan.


Matthew Henry's Concise Commentary menulis Dia bersedia menawarkan dirinya sendiri. Marilah kita berusaha untuk memuliakan Allah dengan pertobatan dan pertobatan sejati; dengan memprotes orang-orang yang menyalibkan Juruselamat; oleh kehidupan yang benar, dan saleh; dan dengan menggunakan talenta kita untuk melayani Dia yang telah mati untuk kita dan bangkit kembali.

Share this

Random Posts

Kontak

Pesan untuk admin dapat melalui: Kirim Email

Label Mobile

biblika (83) budaya (47) dasar iman (96) Dogmatika (75) Hermeneutika (75) karakter (42) konseling (81) Lainnya (91) manajemen (66) pendidikan (58) peristiwa (69) Resensi buku (9) Sains (53) Sistimatika (71) sospol (64) spritualitas (91) tokoh alkitab (44) Video (9)