-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Antara Theotokos dan Christotokos

Selasa, 27 Maret 2018 | Maret 27, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-09T21:48:54Z
Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Maria yang diberitahukan bahwa dirinya dipilih Allah sehingga mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.".

Maria mengandung tanpa bersetubuh dengan laki-laki diperhadapkan situasi multi dimensi, namun dijelaskan bahwa Elisabet sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Segenap berita dan karya Allah yang telah terjadi dalam Elisabet dan yang akan dialami Maria sesuatu misteri tentang aneka dimensi kemustahilan tetapi dalam misteri ketidakmungkinan, bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Maria diperhadapakan penantian dan ketegangan antara ketidakmungkinan dengan kemungkinan / pemungkinan karena bagi Allah tidak ada yang mustahil. Penantian dari masalah yang ditimbulkan dari kemustahilan dengan jalan keluar melewati kemustahilan. Dalam teks dinyatakan bahwa Maria memiliki dua sikap hadapi persoalan kemustahilan yang diperhadapkan dengan aneka dimensi yang mengikutinya, yaitu dengan bersikap:
  • Jujur bahwa itu tidak mungkin. ( Lukas 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?")
  • Berserah sepenuh hidup. ( Lukas 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.)
Maria jujur menyatakan apa yang ada dan bersedia melangkah dengan membiarkan TUHAN ALLAH membiarkan melakukan hal yang merupakan misteri yang tidak mungkin menjadi suatu yang terjadi karena Allah melakukan yang merupakan misteri namun nyata.
Kelahiran Yesus Kristus adalah misteri ketidakmungkinan Maria yang menjadi mungkin terjadi karena bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Peristiwa kelahiran Yesus dari perawan Maria menjadi topik dalam konsili Ekumenis ketiga di Efesus tahun 431. Dalam konseli tersebut ada dua istilah yang menjadi bahan diskusi untuk memberi persamaan pengajaran bagi umat Tuhan di segala tempat pada waktu itu. Diskusi akan kemustahilan yang merupakan misteri bagi Maria namun sesuatu yang tidak mustahil bagi Allah diwarnai perdebatan istilah antara Theotokos dan Christotokos. Theotokos dipelopori oleh oleh Cyril dari Alexandria. Theotokos berarti Yang Membuahkan Allah atau Yang Melahirkan Allah; terjemahan lainnya yang kurang harafiah adalah Bunda Allah.

Maria adalah Theotokos karena Yesus puteranya adalah satu pribadi yang adalah Allah sekaligus manusia, illahi dan insani. Sekalipun Bunda Allah bukan terjemahan dari Theotokos melainkan gelar Bunda Allah sendiri juga merupakan terjemahan harafiah dari gelar lain Maria dalam Bahasa Yunani, Μήτηρ Θεού (translitirasi: Mētēr Theou). Bunda Allah juga merupakan terjemahan akurat dari kata Yunani Θεομήτωρ (transliterasi: Theomētor; atau pun Θεομήτηρ, transliterasi: Theomētēr) dan Μητρόθεος (transliterasi: Mētrotheos) yang tercantum dalam naskah-naskah liturgis dan patristik. Yang resmi dinyatakan adalah Theotokos / Θεοτόκος, sebagai salah satu gelar dari Maria, ibu Yesus yang digunakan teristimewa dalam Ortodoksi Timur, Ortodoksi Oriental, dan Gereja-Gereja Katolik Timur. Theotokos berarti yang dilahirkan Maria adalah Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah Sempurna dan manusia sempurna, sehakikat dengan Sang Bapa sebagai Allah, dan sehakikat dengan kita sebagai manusia.

Patriark Nestorius Konstantinopel, menyatakan bahwa Maria harus disebut Christotokos, berarti "Kelahiran-pemberi Kristus," untuk membatasi perannya kepada ibu Kristus kemanusiaan hanya dan tidak sifat ilahi-Nya. Cyril dari Alexandria berpendapat Christotokos tidak dapat diterima karena dengan menghancurkan dan penyatuan yang sempurna ilahi kodrat manusia dalam Kristus, disabotase kepenuhan inkarnasi dan, dengan ekstensi, keselamatan umat manusia.

Perdebatan Theotokos dan Chritotokos adalah perdebatan yang terjadi karena kurang tuntasnya konsili Nicea karena adanya dualisme sekalipun melahirkan hasil ktedo Nicea. Konsili ini yang diadakan oleh Kaisar Konstantinus Agung tahun 325 Masehi tentang Kristologi dengan topik apakah Yesus memiliki substansi yang sama dengan Allah Bapa ataukah sekadar memiliki substansi yang serupa belaka dengan Allah Bapa. Konsili ini upaya pertama untuk mencapai konsensus dalam Gereja melalui suatu permusyawaratan yang mewakili keseluruhan umat Kristiani.

Konseli ini menghasilkan kredo Nikea:
  • Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
  • Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Terang dari terang; Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya, semua yang ada di sorga dan semua yang ada di bumi, untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita IA turun dari sorga dan Ia menjadi daging, dan menjadi manusia; menderita, dan bangkit pada hari ketiga, naik ke sorga, akan kembali untuk mengadili orang hidup dan mati.
  • Dan akan Roh Kudus.
  • Dan mereka yang mengatakan "Dulu dia sewaktu ia tidak ada."
  • dan, "Sebelum Ia dilahirkan ia tidak ada,"
  • dan bahwa, "Ia ada dari ketiadaan,"
  • atau mereka yang menduga, bahwa putera Allah adalah
  • "dari zat atau hakikat lain"
  • atau "diciptakan,"
  • atau "dapat digantikan"
  • atau "dapat diubah"
  • semua ini merupakan anatema (bukan) Gereja Katolik dan Apostolik.
Secara Kristologi jika disepakati Kredo Nikea maka sebenarnya tidak ada perbedaan antara pengertian Theotokos Dan Christotokos, terlebih lebih kita umat Kristen saat ini jika sepakat menerima Kredo Atanasius :
  • Kami menyembah satu Allah dalam Trinitas, dan Trinitas dalam Kesatuan; pribadi-pribadinya jelas, zatnya juga tidak terbagi. Karena ada satu Pribadi yaitu Bapa; pribadi lain yaitu Putera; dan pribadi lain lagi yaitu Roh Kudus. Tetapi Ke-Allahan Bapa, Putera, dan Roh Kudus, semuanya satu; Kemuliaan-Nya setara, Kebesaran-Nya sama-sama tiada akhir.... Maka Bapa adalah Allah; Putera adalah Allah; dan Roh Kudus adalah Allah. Dan sekalipun demikian, tidak ada tiga Allah: yang ada hanya satu Allah .... Bapa ada dari ketiadaan; tidak diciptakan, atau dilahirkan. Putera tidak dijadikan, juga tidak diciptakan, tetapi dilahirkan. Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera: tidak dijadikan, tidak diciptakan, juga tidak dilahirkan: tetapi berasal dari ... Dan dalam Trinitas ini tak ada yang ada sebelunya, atau sesudah yang lain: tak ada yang lebih besar, atau lebih rendah dari yang lain. Akan tetapi, ketiga Pribadi itu sama-sama kekal dan sederajat. Sehingga dalam segala hal, sebagaimana telah dikatakan: Kesatuan dalam Trinitas, dan trinitas dalam Kesatuan, untuk disembah."
Sedangkan pengakuan iman rasuli Nicea-Konstantinopel adalah:
  • Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa;
    segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
    Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita
    Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria dan menjadi manusia.
Penulis berpendapat bahwa pernyataan bahwa Maria itu adalah Chritotokos dapat diterima diterima sebab yang namanya Allah dalam Kristen adalah Allah Trinitas dan Kristus adalah oknum dalam Allah Trinitas yang kekal dalam kesatuan dalam Trinitas dan Trinitas dalam kesatuan untuk disembah. Perbedaan pandangan Theotokos dan Christotokos adalah bagian dari sejarah perjalanan iman gereja.

Sekalipun konsep pemahaman Chritotokos mungkin agak sedikit atau bahkan sangat berbeda dengan argumentasi Nestorius namun istilah yang pakai dianggap penulis lebih tepat terlebih lebih setelah hadir kredo Atanasius terlebih-lebih adanya pengakuan Nicea-Konstantinopel.

Antara Theotokos dan Christotokos adalah berita wujud kasih Allah. (Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.) Kasih Allah adalah melampaui pemikiran manusia disodorkan karena Dia Maha Pengasih yang melampaui akal budi sebab Dia mengasihi dengan kasih sedemikian rupa sehingga tidak ada yang mustahil bagi tindakan-Nya sebagai wujud nyata kasih-Nya dan kuasa-Nya serta hikmat-Nya.

Kisah Maria melahirkan Firman yang menjadi manusia sebagai wujud nyata bahwa Maria beroleh kasih karunia dihadapan Allah. Saat Maria mendapatkan kasih karunia tidaklah bersukacita dan berteriak haleluya, puji Tuhan namun dilanda kebinggungan, kecemasan, dan tidak memahaminya. Theotokos bukan saja berkaitan dengan Maria ibu Yesus saja melainkan melibatkan Elisabet yang berkata, Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Lukas 1:43)

Seperti Musa yang dikaruniakan membelah laut merah dalam ketidaktahuan arah dan tujuan dari perjalanan karena dibawa berputar-putar di padang gurun melalui penyertaan tiang api dan tiang awan, Seperti Abraham yang tidak menduga diminta anaknya Ishak yang ternyata TUHAN sendiri menyediakan.

Kasih karunia yang diberikan adalah melampaui sesuatu sebab bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Dia memberikan menurut kerelaan hati-Nya dan yang terbaik menurut-Nya bagi umat-Nya, dan pemberian yang terbesar adalah Firman menjadi manusia melalui perawan Maria agar dalam nama Yesus Sang Firman yang menjadi manusia manusia mendapatkan janji Abraham dan keselamatan kekal melalui iman percaya kepada-Nya.

Meskipun Theotokos adalah istilah yang dianggap benar secara Teologi tetapi pernyataan itu tidaklah membuat kita menyembah Maria dan atau berdoa melalui perantaraan Maria karena dampak hadirnya gelar Maria bunda Allah. Kita harus memandang pernyataan itu seperti Elisabet yaitu lebih menekankan Yesus Kristus di kandung Maria dari Roh Kudus yang menegaskan keilahian Yesus Kristus.

×
Berita Terbaru Update