-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Rahasia Manajemen Waktu Saat Yesus Berperan Sebagai Mesias

Rabu, 18 April 2018 | April 18, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-08T19:49:29Z
Matius 26:63,64 (63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." (64) Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.

Tanya dan jawab antara Kayafas sebagai imam besar dan Yesus sebagai tersangka dalam sidang pengadilan yang digelas malam hari yang melanggar aturan dengan alasan sebagai waktu yang tepat dalam kesempatan yang terbatas karena harus melakukan perayaan Paskah untuk mencari alat bukti bahwa Yesus bersalah melakukan pelanggaran hukum Taurat sehingga pantas di hukum. Penundaan sehari jika tanpa ada alat bukti maka Yesus secara hukum harus dibebaskan karena aturan persiapan Paskah.

Dalam pengadilan yang dikejar waktu maka segala sesuatu dikerjakan tidaklah berdasarkan sistem dan prosedur baku. Namun di balik semua ini, Kayafas dan Yesus semuanya bertindak memperhatikan waktu.

Mengapa waktu itu penting? Mengapa Kayafas menanyakan apakah Yesus sebagai Mesias di tengah malam saat orang banyak tidur sehingga hanya para yang tidak menyukai Yesus saja yang tahu rencana persidangan malam hari? Mengapa pada waktu itu Yesus mengakui diri-Nya sebagai Mesias dalam persidangan yang mencari alasan membunuh-Nya? Bukankah yang duduk di kanan Maha Kuasa adalah Hakim yang mengadili setiap manusia dan DIA itu Mesias?

Dalam sekejab mata, semua rahasia terbuka dimana waktu untuk Kayafas mengetahui pengakuan Yesus adalah Mesias dalam situasi dikelilingi para Mahkamah Agama yang menghendaki Yesus dihukum sekalipun ada suara minoritas yang melakukan pembelaan, seperti Nikodemus dan Yusuf Arimatea. (Mat 27:57, Yoh 19:38,39)

Mengapa hal tersebut terjadi? Siapa yang mengatur waktu peristiwa kejadian? Bukankah peristiwa pengadilan di langsungkan di malam hari saat orang tertidur adalah tindakan indisipliner yang mengarahkan kepada waktu dan bukankah Yesus memenangkan sidang perkara yang dikejar oleh waktu sehingga Kayafas sendiri menanyakan kebenaran dengan atas nama Allah yang hidup karena para saksi yang hadir memberikan pernyataan yang menyudutkan Yesus namun isinya antara mereka sendiri keterangnanya berlawanan?
Dengan bertanya demi Allah Yang Hidup, maka yang menjadi terdakwa bukan saja Yesus, melainkan Kayafas dengan kesadaran masuk area Pengadilan Allah Yang Hidup. Bukankah keputusan Kayafas dengan berani dan lancang mau dihakimi oleh Allah atas dasar konsep pemahaman tentang Mesias dan berikut semua tindakan yang dilakukan di malam hari, menandakan bahwa Yesus sebenarnya yang mengendalikan waktu dan Dia berkuasa sebab DIA yang memiliki manajemen waktu yang sangat baik dibandingkan Kayafas?

Manajemen waktu adalah tindakan atau proses perencanaan dan melakukan kontrol sadar atas jumlah waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tertentu, terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi atau produktivitas.
Melalui teknik manajemen waktu terjadi pengurangan waktu yang digunakan untuk non-prioritas, dan Kayafas mengunakan konsep yang ada di Israel yang memisahkan antara Mesias menjadi Mesias anak Yusuf sebagai Mesias yang menderita dan mati dan Mesias anak Daud yang mengalahkan musuh dan menegakkan kerajaan Daud.

Pengajaran Yesus berbeda dengan pengajaran Yahudi, meski ada persamaan bahwa Mesias datang dua kali namun pertama sebagai Mesias yang menderita dan kemudian akan datang sebagai Hakim yang mengadili setiap manusia dan Mesias itu hanya ada SATU bahwa itu adalah diri-Nya yang sedang diadili dan akan menderita di tangan bangsa Israel yang dihadapan Allah Yang Hidup diberitahu bahwa diri-Nya, Yesus adalah Mesias.

Bukankah Maimonides yang mempelajari literatur Yudasisme melihat harapan dua Mesias. Satu disebut Mesias Anak Daud, dan Anak Mesias lainnya Yusuf justru mendahului anak Mesias Daud dan tewas dalam pertempuran Gog dan Magog. Mesias Anak Daud kemudian meminta Tuhan untuk membangkitkan Anak Mesias terbunuhnya Yusuf. Talmud Babilonia mengacu pada hubungan antara kedua Mesias.

Pengadilan yang melanggar Taurat digelar untuk menghakimi perbedaan kepercayaan dan pemahaman konsep Mesias dan pernyataan Yesus adalah diri-Nya Mesias.

Yesus yang mengatur waktu sebab DIa memiliki manajemen waktu yang sangat baik dan terencana. Selain pada akhir masa pelayanan-Nya, Yesus tidak pernah menyatakan diri-Nya dihadapan umum bahwa Dia adalah Mesias, kecuali dihadapan para murid-Nya setelah lahirnya pengakuan Petrus (Mat 16:16).
Mengapa Yesus tidak membicarakan terbuka di hadapan kerumuman orang banyak bahwa diri-Nya adalah Mesias? Bukankah setelah memberi makan ribuan orang, Yesus menghilang dan dilanjutkan dengan aneka ajaran yang sangat keras sehingga banyak orang yang berusaha menjadikan Dia sebagai raja dan terlibat dalam politik praktis lenyap?
Bukankah dalam menajemen waktu, Dia mengetahui tujuan untuk apa Dia hadir di dunia, sebab DIA bukankah DIA adalah Firman yang mengenakan daging yang datang untuk menjadi Anak Domba Allah yang memikul dosa dunia seperti yang telah diperkenalkan kepada bangsa Israel oleh Yohanes Pembaptis.

Daniel E. Fountain menyatakan ada dua hal yang menyebabkan Yesus tidak memyatakan ada dua hal yang menyebabkan Yesus menjaga rahasia bahwa diri-Nya adalah Mesias, yaitu:
  1. Yesus ingin mereka mengambil keputusan sendiri tentang siapa diri-Nya. Yesus hanya menyodorkan sejumlah perbuatan dan pekerjaan yang ajaib di muka umum.
  2. Yesus tidak menyuarakan identitas-Nya berkaitan dengan kondisi politik saat itu. Orang Yahudi sedang menantikan Mesias yang memberikan kemerdekaan secara politik atas bangsa Israel. Bila Yesus menyuarakan bahwa Ia adalah Mesias hanya menimpakan persoalan rumit karena tafsiran keliru terhadap pandangan Mesias Anak Daud.
Melalui menajemen waktu, Dia mengajar bahwa Mesias adalah yang menderita untuk membebaskan umat manusia dari perhambaan Iblis dan dosa dan Dia akan mengadili setiap orang yang hidup dan mati di hari kemudian.
Dengan aneka pekerjaan yang dilakukan bukankah para murid yang dipelopori Petrus mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias? Bukankah dengan pengakuan Petrus, maka sebenarnya misi memperkenal diri-Nya sebagai Mesias berhasil dan juga dengan waktu yang tepat Dia memilih mengenapi rencana berabad-abad yang merupakan rahasia Allah, melalui Yesus Sang Mesias, manusia diselamatkan dan melalui Mesias manusia dihakimi karena menolak korban yang sempurna, Anak Domba Allah yang sempurna?

Daniel Fountain pun menyatakan bahwa dalam pekerjaan-Nya sebagai Mesias, Yesus melakukan dengan strategi:
  1. Menyatakan melalui perbuatan, bukti-bukti ( dan aneka ucapan pengajaran-Nya) yang menyakinkan bahwa DIa adalah Mesias.
  2. Mengajar setiap orang, pemuka agama bahwa Kerajaan Allah dan tanggung jawab setiap orang adalah menanggapi panggilan Allah (dalam pilihan mengambil keputusan menerima atau menolak Dia sebagai Mesias).
Kayafas yang terdesak oleh waktu dalam meraih keberhasilan untuk menyalibkan Yesus berdasarkan sistem hukum gabungan antara hukum Yahudi dan Romawi. Dengan menyamakan memukul rata konsep Mesias Sang Raja maka Yesus mengenapi seluruh tugas Mesias yang menderita namun Dia adalah Mesias yang Bangkit sebab Dia adalah Anak Daud yang dijanjikan dan Dia juga Hakim yang akan menghakimi setiap orang sebenarnya yang mengendalikan dan memiliki manajemen waktu yang terbaik, tepat dan benar.

Dalam waktunya tidak terlalu cepat namun tidak terlambat melainkan akurat dalam rencana ALLAH Trinitas Yang Sempurna. Dalam manajemen waktu yang diterapkan dapat menyelesaikan tugasnya dengan sempurna sebagai Mesias Sang Anak Domba Allah. Yesus Sang Mesias melalui kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitan membuktikan bahwa Dia adalah Mesias dan membawa banyak orang dalam lembah keputusan untuk menerima atau menolak sebagai Mesias sebab manusia diberikan hak memilih dan mengambil keputusan dan keputusan itu terletak ditangan setiap orang.

Yesus Sang Mesias meluruskan dan membuktikan bahwa ajaran-Nya bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dan Mesias adalah Satu bukan dua orang adalah pernyataan Yesus yang selalu bergema dan menantang kaum Yudaisme sampai suatu hari terjadi kebangunan rohani setelah dalam lintas waktu linear kebenaran itu bercahaya dan kegelapan berlalu.

×
Berita Terbaru Update