-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Sistem Imbalan Suatu Budaya Organisasi dan Pengajaran Alkitab

Jumat, 16 November 2018 | November 16, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-02T19:59:24Z
Yakobus 5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

Masalah upah buruh/pekerja adalah masalah klasik yang telah terjadi sejak zaman dahulu dan sampai saat ini masih menjadi permasalah besar sekalipun penelitian dan budaya organisasi / perusahaan mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Dari konsep pengupahan mendapat sorotan dan perhatian sejak Israel keluar dari perbudakkan Mesir. Sejak Musa, Bangsa Israel telah diperkenalkan tentang peraturan memberi upah yang tepat waktu dengan tidak menahan dan atau juga tidak disimpan kembali "ἀπεστερημένος". Kata ἀπεστερημένος bukan hanya sekedar menahan dan atau mengulur waktu pembayaran melainkan menyimpan kembali uang yang harus dibayarkan baik dapat dalam bentuk utuh atau dipotong karena aneka pertimbangan dan alasan dimana pihak pekerja/pegawai/buruh hanya dapat menerima kenyataan, mengeluh dan berteriak sampai TUHAN serius memperhatikan hal ini sekalipun di dunia pemegang kekuasaan ekonomi tidak tersentuh hukum namun tidak dapat luput dalam hukuman Tuhan dalam kekekalan (lihat perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin) Aturan tua yang dibuat dalam kepemimpinan Musa ditemukan sejumlah aturan. Perjanjian Lama mencatat antara lain:
  • Imamat 19:13 Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.
  • Ulangan 24:15 Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam; ia mengharapkannya, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada TUHAN mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu.
  • Maleakhi 3:5 Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Peringatan sangat keras di sampaikan lewat Maleakhi bentuk penindasan terhadap pegawai yang seharusnya mendapatkan imbalan sesuai pekerjaan dan nilai manusia adalah sejajar dengan tindakan okultisme, perzinahan...... yang mendatangkan murka Allah dan dalam perumpamaan orang kaya tetapi tidak kaya dipemandangan TUHAN karena sikapnya terhadap Lazarus menghantarkan masuk dalam lautan api kekal di neraka.

Bagaimanakah peran organisasi dalam melihat sistem imbalan yakni upah pegawai? Budaya organisasi yang penuh dengan aturan main yang sah sangat menunjang keberhasilan organisasi dalam mencapai misi dan strateginya. Budaya organisasi akan menghasilkan pengalaman yang dirasakan ketika memasuki suatu organisasi yang berdampak pada hal hal "lunak" seperti perasaan karyawan terhadap organisasi, sistem kewenangan, derajat keterlibatan dan komitmen karyawan dan juga berdampak kepada hal "keras" seperti sistem, strategi dan struktur (Schein dan Schneider) Ashkanasy, Wilderon, Peterson mengungkapan ada lima kategori penopang dan bersifat serentak dianut dalam suatu budaya organisasi. Kelima pilar kategori itu adalah kepemimpinan, sistem perekrutan, sistem imbalan, kebijakasanaan dan peraturan serta pelatihan dan pengembangan.

Dalam artikel difokuskan kepada sistem imbalan yang harus dirancang menurut garis kinerja yang mempromosikan nilai yang dikehendaki termasuk penghargaan yang dianugerahkan secara berkala, sehingga manajemen perlu memperhatikan perngahrgaan yang dirayakan atas sesuatu prestasi-prestasi kecil dari karyawannya. Penghargaan tidak hanya untuk sesuatu kontribusi langsung tetapi juga atas penemuan kesalahan yang menghambat penyaluran nilai. Hadirnya Budaya Organisasi membantu organisasi / perusahaan dengan sistem imbalan yang baik berguna dalam hal antara lain:
  • Identitas Organisasi.
  • Menyatukan Organisasi
  • Reduksi Konflik
  • Komitmen kepada organisasi dan kelompok
  • Reduksi ketidakpastian
  • Menciptakan konsistensi
  • Motivasi
  • Kinerja Organisasi
  • Keselamatan kerja
  • Sumber keunggulan kompetitif
yang muncul karena pengaruh imbalan dalam budaya organisasi berdampak kepada aktivitas anggota organisasi, antara lain ditimbukan dalam aktivitas:
  • Sebab-sebab dari problem-problem merupakan indicator-indikator untuk mengukur permasalahan yang sedang dialami organisasi.
  • Tuntutan kerja, meliputi presepsi karyawan mengenai beban kerja, kecepatan, kompleksitas, variasi, konflik, dan kesulitan mempertahankan standar-standar kerja
  • Hubungan interpersonal ditempat kerja, merupakan persepsi karyawan mengenai hubungan interpersonal dengan teman sekerja, atasan dengan bawahan, isolasi, kerjasama, dan kesulitan dengan pendelegasian.
Dukungan dan hambatan kerja, merupakan dukungan kerja secara luas, sampai seberapa luas individu-individu karyawan menyediakan dukungan dan menghambat teman sekerja, misalnya memberikan balikan, tantangan, intelektual, serta partisipasi dalam mengambil keputusan, otonomi dan tujuan yang didefinisikan secara jelas.
  • Lingkungan kerja fisik, meliputi persepsi karyawan mengenai ergonomis, wajah lingkungan kerja, alat ruang fisik, cahaya ruangan buruk, kondisi lingkungan yang gaduh dan atmosfir buruk, resiko fisik.
  • Hasil akhir meliputi indikator-indikator antara lain :
    • Kinerja, kinerja mengukur persepsi individual karyawan apakah mereka bekerja secara efektif dengan kepastian yang penuh.
    • Komitmen Organisasi, Komitmen organisasi mengindikasikan kepuasan karyawan dengan profil kariernya dalam organisasi dan keinginan untuk tetap bekerja bagi organisasi.
    • Ketidakpuasan kerja, ketidakpuasan harus mengukur kepuasan menyeluruh mengenai pekerjaan dan manajemen serta upah dan hubungan teman sekerja.
    Sistem imbalan yang baik membuat budaya organisasi berjalan produktif karena berjalannya sistem timbal balik beserta tujuan bersama (konsumen-manajemen-karyawan) terbentuknya integrasi nilai memudahkan mencapai tujuan bersama dalam memperoleh manfaat, mengatasi kelangkaan dan bertahan hadapi situasi/konteks.

    Masalah sistem imbalan berdasarkan tiori Hygiene-Motivation dari Herzberg berpendapat bahwa untuk meningkatkan produktivitas maka manajer harus memastikan kondisi kerja itu mencukupi, yakni gaji dan tunjangan harus yang pantas atau kondisi kerja harus tidak membahayakan dan manajer tidak menstimulasi kerja dan berada dalam keadaan tingkat kewajaran dan juga mereka harus memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengalami faktor motivasi yang mengandung aspek aspek pengakuan, penghargaan atas prestasi, hakekat pekerjaan, tanggung jawab ...... Tuhan mengigatkan pemilik modal, pemegang kekuasaan untuk memperhatikan sistem imbalan kepada pagawai/karyawan/buruh..... sebab melalaikan kawajiban mendatangkan sesuatu pendisiplinan dari TUHAN dan atau penghukuman. Tuhan sangat memperhatikan aktivitas bisnis dan pengupahan (Mazmur 33:15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.) Tuhan dapat memberkati bila Dia berkenan untuk memberkati atas dasar penilaian TUHAN berdasarkan pengamatan-Nya (Ulangan 2:7 Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun.)

    Sistem imbalan yang baik mendatangkan manfaat kepada banyak pihak dan masyarakat dan meningkatkan dinamika dan produktivitas di masa depan dan memudahkan manajemen mengambil keputusan strategis dan operasional. Tuhan senang melihat pekerjaan bersukacita saat menerima upah dan atasnya memberi dengan sukacita pula sesuai dengan nilai nilai dalam berorganisasi / berbisnis yang saling memberi manfaat.

    ×
    Berita Terbaru Update