-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Membangun I Branding

Kamis, 15 November 2018 | November 15, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-02T20:00:19Z
Amsal 22:1 Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.

Penulis Amsal telah memahami pentingnya sebuah nama. Nama sebagai identitas menunjuk kepada sesuatu baik bersifat personal, kelompok atau sesuatu yang dapat memberi makna sehingga memiliki harga. Dalam sektor kegiatan ekonomi nama dikenal dengan istilah merek.

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk yang diharapkan memberi identitas dan diferensial terhadap produk pesaing. Melalui merek, perusahaan mendapatkan identitas, sarana promosi, pencitraan, dan mengendalikan pasar karena melalui merek dapat menemukan makna dalam pengertian adalah : atribut, manfaat, nilai-nilai, budaya, kepribadian dan pemakai (Kotler)

Aaker dari Universitas California di Berkeley menyatakan produk sesuatu yang dihasilkan pabrik sedangkan merek sesuatu yang dibeli konsumen sehingga penting untuk mengembangkan konsep ekuitas merek agar diperoleh :
  • brand awareness (dikenal konsumen)
  • Strong brand association (asosiasi merek yang baik)
  • Perceived Quality (persepsi produk berkualitas)
  • Brand loyalty (Pelanggan setia)
Nicholas Kochan menulis dalam bukunya Merek World 's Greatest bahwa merek dampak sangat besar, tidak hanya pada perusahaan yang memiliki mereka, tetapi juga pada masyarakat yang lebih luas di mana mereka beroperasi dan di mana mereka menikmati. Sebuah merek besar berfungsi tidak hanya sebagai ikon pemasaran tetapi juga sebagai alat emosional yang kuat. Orang masih memesan Coke atau memakai sepatu Nike bukan hanya karena mereka mempercayai kualitas kedua pemimpin pasar, tetapi juga karena pelanggan setia entah bagaimana merasa emosional melekat pada merek-merek tersebut.

Kochan mengatakan dalam bukunya bahwa proses membangun merek dimulai dengan memahami dan mengantisipasi kebutuhan dan keinginan konsumen dan atribut kunci produk. Meskipun juga berkaitan dengan persepsi masyarakat dan atribut individu, "Aku" adalah branding bukan tentang cocok dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan atribut orang tersebut. "Aku" adalah branding jauh lebih narsis dari itu. Ini tentang mengkomunikasikan visi Anda, individualitas, pandangan, dan atribut sedemikian rupa sehingga teman-teman, kenalan, atau masyarakat secara umum akan melihat Anda sebagai seseorang yang unik, sebagai sebuah merek.

Dalam membangun bisnis, merek haruslah memperhatikan hal-hal dasar, yaitu :
  • Merek harus khas / unik.
  • Merek harus mengambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakainya.
  • Merek harus mengambarkan kualitas produk.
  • Merek harus mudah diucapkan dan diingat.
  • Merek tidak boleh mengandung arti buruk di negara atau bahasa lain.
  • Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
Sven Brixen menyatakan melalui merek dapat dihasilkan banyak hal yakni menciptakan brand dan mengembangkan konsep branding. Dengan berciri kepada:
  • Branding adalah tentang menciptakan produk yang membuat perbedaan
  • Penargetan audiens yang dijelaskan secara rinci
  • Tersegmentasi selama rentang dan produk
  • Prioritas dalam hubungannya dengan peluang bisnis
  • Individual disesuaikan model bisnis
  • Meningkatkan penjualan perusahaan
  • Branding adalah batu loncatan untuk pertumbuhan.
  • Branding adalah alat manajemen.
  • Branding adalah optimalisasi penjualan.
Jauh sebelum nama (merek) dalam rangka memasarkan produksi, penulis Amsal menyatakan bahwa nama baik seseorang yang bersifat personal sangat berarti untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar dari kekayaan dan mendapatkan kasih dan perhatian.

Personal branding memang diperlukan untuk membentuk seseorang menjadi figur publik, ahli atau tokoh tertentu atau dalam keseharian seperti dalam dunia kerja atau sosial sehingga mendapatkan keberhasilan. Personal branding acapkali hanya melihat faktor keberhasilan semata-mata namun dalam ajaran Alkitab melalui Amsal dinyatakan bahwa yang menjadi sasaran bukan hanya kekayaan sebagai wujud keberhasilan namun menjadi orang yang mendapatkan kasih yang dikasihi/disayangi oleh manusia dan TUHAN.

Gary C. Sain memperkenalkan istilah I-Brand dan menyebut lima cara menegakkan I-Brand. Yaitu :
  • Punyakah Anda keunikan atau diferensiasi yang bernilai dimata target audience? (Unik)
  • Selain Anda, ada berapa orang lagi yang dapat memberikan kontribusi yang sama nilainya? (Relevan)
  • Anda selalu siap memberikan kontribusi yang terbaik? (Kredibel)
  • Anda pribadi yang dapat diandalkan dan layak dipercaya? (Esteem)
  • Seberapa luas pengetahuan Anda tentang apa yang terjadi di tingkat konsumen, serta di tingkat perusahaan dan industrinya? (knowledge)
I-brand berbeda dengan personal branding. Bila personal brand orientasinya kepada audiens yang bersifat massif, dalam I-Brand targetnya segmen tertentu yang mencakup lingkungan tertentu dari kehidupan seseorang. Persoalan I-branding menjadi menyolok dengan penulis Amsal sebab kitab Amsal senantiasa memasukan unsur TUHAN sebagai sesuai yang utama dimana berkenan dan disayang Tuhan sesuatu yang prioritas yang berbeda dengan target I-brand yaitu sekelompok yang menjadi target agar memiliki brand yang kuat sehingga memiliki keuntungan kompetitif sehingga memiliki bargaining power lebih tinggi sekalipun di dalamnya terkandung kualitas karakter. I-Brand diletakan pada kualitas karakter untuk memiliki "bargaining power".

Amalia.E.M menyatakan konsep membangun dan membina I-Brand ditentukan oleh :
  • Identifikasi siapa target "audience" dalam kelompok "stakeholders" buatlah ranking kepentingan mulai target utama hingga sampingan, pahami kebutuhan dan aspirasi mereka, pelajari siapa saja pesaing Anda.
  • Posisikan I-Brand Anda di tempat unik, relevan dan punya diferensiasi tertentu.
  • Desain diri Anda agar sesuai dengan "positioning I-Brand" tertentu.
  • Implementasikan nilai yang Anda jajikan dengan konsisten memberikan kontribusi terhadap "target audience" selain menciptakan "brand experience" yang menyenangkan.
  • Evaluasi keadaan I-Brand Anda, berapa meleset kenyataan dari target, sesuaikan langkah dan arah bila terjadi perubahan eksternal yang di luar kendali.
I-brand berbicara kepada daya saing meraih keuntungan kompetitif serta bargaining power yang berbeda dengan Amsa yang menyatakan bahwa kekayaan, emas dan perak yang dicari manusia bukanlah sesuatu yang menjadi prioritas meski hal itu dapat dimiliki / diraih sebab yang terutama mendapatkan kasih dari Tuhan dan manusia dengan situasi terkadang harus memilih kepada siapa yang harus menjadi fokus ..... Salomo saat diperhadapkan memilih terkadang sulit memilih yang ideal (Salomo lebih memilih dirinya dan keluarganya sendiri dibandingkan rakyatnya sehingga muncul benih perpecahan di kerajaannya )

I-brand harus senantiasa diletakkan pada selalu menjaga hati dan membangun karakter berkualitas agar tetap berkelanjutan. Pengajaran Alkitab tujuan membangun nama baik termasuk di dalamnya membangun I-brand adalah menyenangkan TUHAN Sang Pencipta agar dapat layak dan berkenan untuk melayani-Nya sampai selama-lamanya. Amsal menyatakan dikasihi dan disayangi Tuhan adalah sasaran utama membangun I-brand meski untuk hal itu mendapatkan proses pembentukan panjang sebab (Amsal 3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi, meski setelah melalui proses akan menikmati sesuatu yang tidak pernah didengar telingga, tidak pernah dilihat oleh mata dan yang tidak pernah timbul dalam hati itu yang disediakan melintasi ruang dan waktu termasuk segala berkat bersifat materi seperti kekayaan, emas dan perak.

×
Berita Terbaru Update