-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Deru Dan Gelora Laut Jelang KedatanganNYA

Jumat, 13 Maret 2020 | Maret 13, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:39:12Z
"Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Lukas 21:25

Teks di atas adalah pernyataan Yesus tentang kedatanganNya yang kedua ditandai dengan adanya kebingungan menghadapi deru dan gelora laut. Arti kata Deru adalah bunyi angin ribut sedangkan gelora adalah gerakan gelombang yang hebat; banjir besar. Orang saat ini mempelajari soal angin dan lautan sampai memiliki gelar doktoral, tetapi Yesus mengatakan manusia dengan segala pengetahuan dan teknologi peralatan yang dimilikinya akan mengalami ketakutan dan kebingungan

Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan melakukan transfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Jika gelombang dilaut yang hebat maka dinamakan gelora laut. Jadi deru dan gelora laut dipengaruhi oleh angin.

Gelombang / gelora lautan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
  • Angin (Kecepatan angin, Panjang/jarak hembusan angin, Waktu (lamanya) hembusan angin)
  • Geometri laut (topografi atau profil laut dan bentuk pantai)
  • Gempa (apabila terjadi tsunami maka laut tiba tiba bergelora)
Gelora laut karena gempa yang menimbulkan tsunami tidak dalam pembahasan kali ini sebab itu topiknya adalah "gempa" sebagai tanda kedatangan Yesus kedua.

Pada hari Selasa, 8 Mei 2018 di Pulau Cambell selatan Selandia Baru terjadi gulungan ombak yang besar di bumi bagian selatan yaitu ombak setinggi 23,8 meter yang melampaui mega ombak di Tasmania tahun 2012 yang tingginya 22,03 meter. Ketinggian ombak sangat menakutkan bagi kapal apa saja yang melaut dan membuat bingung orang kelautan di Wellington meskipun mengutara sejumlah pemikiran analisa. Dr. Tom Durrant, ahli kelautan senior MetService menyatakan seperti tekanan angin yang lebih rendah dan wilayah lautan yang jauh dari sumbu magnet serta kecepatan angin 65 Knot. Dia menambahkan bahwa ombak lebih besar mungkin terjadi tetapi tidak tercatat oleh alat yang dipasang.

Gelombang laut itu adalah gelombang laut perusak (destructive wave) karena ketinggian dan kecepatan rambat yang besar. Ketika gelombang ini menghantam pantai akan ada banyak volume air terkumpul dan mengangkut material pantai ke tengah laut. Gelombang laut perusak ini yang ditakutan sebab hal itu bukan gelombang laut pembentuk / pembangun pantai (constructive wave).

Gelombang laut adalah buah dari hikmat Tuhan dalam menciptakan bumi. Dengan adanya gelombang di laut maka:
  • Menjaga kestabilan suhu dan iklim dunia.
  • Melalui permukaan ombak terjadi pertukaran gas.
  • Meningkatkan kemampuan adaptasi dan keanekaragaman makhluk hidup.
  • Membantu terbentuk dan terjaganya pantai.
Gelombang yang bertujuan baik di akhir zaman menjadi sesuatu yang membingungkan dan menakutkan. Contoh menjadi salah satu sumber musibah bagi pelayaran. Berdasarkan data kecelakaan kapal di Mahkamah Pelayaran (2016): 48,08 % disebabkan oleh manusia, 30,77 % karena faktor alam dan 21,15 % karena faktor teknis. Faktor alam yang menjadi kecelakaan transportasi laut adalah: badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.

Sir Francis Beaufort seorang kapten di British Royal Navy pada tahun 1805 melakukan observasi cuaca melihat kekuatan angin mempunyai dampak langsung terhadap gelombang laut. Sir Francis Beaufort meciptakan skala berdasarkan pengalaman dan pengamatan di atas kapal-kapal perang yang pernah dia tumpangi, sehingga Beaufort menghasilkan suatu standar kecepatan angin yang disebut dengan Skala beaufort.

Tabel Skala Beaufort
Skala Katagori Satu Skala Keadaan di darat Keadaan di laut
Km / Jam Knots
0 Udara tenang 0 0 Asap bergerak secara vertikal Permukaan laut seperti kaca
1-3 Angin lemah ≤19 ≤10 Angin terasa di wajah; daun daun berdesir; kincir angin bergerak oleh angin. Riak kecil terbentuk namun tidak pecah; permukaan tetap seperti kaca.
4 Angin sedang 20~29 11~16 Mengangkat debu dan menerbangkan kertas; Cabang pohon kecil bergerak Ombak kecil mulai memanjang; garis-garis buih sering terbentuk. Tinggi gelombang 1-2 meter.
5 Angin segar 30~39 17~21 Pohon kecil berayunan; siulan terdengar pada kabel telepon; payung sulit digunakan Ombak ukuran sedang; buih berarak-arak. Tinggi 2-3 meter.
6 Angin kuat 40~50 22-27 Pohon pohon bergerak; terasa sulit berjalan melawan arah angin. Ombak besar mulai terbentuk; buih tipis melebar dari puncaknya; kadang kadang timbulkan percikan. Tinggi gelombang 3-4 meter
7 Angin ribut 51~62 28-33 Ranting ranting patah; makin sulit bergerak maju. Laut mulai bergolak; buih putih mulai terbawa angin; membentuk alur-alur sesuai arah angin. Tinggi gelombang 4-5,5 meter.
8 Angin ribut sedang 63~75 34~40 Kerusakan bangunan mulai muncul; atap rumah lepas; cabang lebih besar patah. Gelombang agak tinggi dan lebih panjang; puncak gelombang yang pecah mulai bergulung; buih yang terbesar mulai jelas alur-alurnya. Tinggi gelombang 5,5 - 7,5 meter.
9 Angin ribut kuat 76~87 41-47 Jarang terjadi di daratan; pohon-pohon tercabut; kerusakan bangunan cukup parah. Gelombang tinggi terbentuk buih tebal berlajur-lajur; puncak gelombang roboh bergulung gulung; percik-percik air mulai menganggu penglihatan. Tinggi gelombang 7,5 -10 meter
10 Badai 88~102 48~55 Jarang terjadi di daratan; pohon-pohon tercabut; kerusakan bangunan cukup parah. Gelombang sangat tinggi dengan puncak memayungi; buih yang ditimbulkan membentuk tampal-tampal buih raksasa yang didorong angin; seluruh permukaan laut memutih; gulungan ombak menjadi dahsyat; penglihatan terganggu. Tinggi gelombang 11-12,5 meter
11 Badai kuat 103~117 56~63Sangat jarang terjadi; kerusakan yang menyebar luas. amat sangat tinggi; permukaan laut penuh tertutup tampal-tampal putih buih karena seluruh puncak gelombang menghamburkan buih yang terdorong angin; penglihatan terganggu. Tinggi gelombang 12,5-16 meter
12 Topan ≥118 ≥64 Sangat jarang terjadi; kerusakan yang menyebar luas. Udara tertutup penuh oleh buih dan percikan air; permukaan laut memutih penuh oleh percikan percikan air yang hanyut angin; Penglihatan amat sangat terganggu. Tinggi gelombang di atas 16 meter.


Di luar daerah khatulistiwa badai dapat terjadi sehingga dibuat klasifikasi badai kemudian disebut Saffir Simpson Hurricane Wind Scale (SSHWS). Klasifikasi badai tersebut pada saat ini ada beberapa katagori, yaitu:
  1. Kecepatan 119 - 153 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik dapat mengalami kerusakan pada atap. Cabang pohon besar bisa patah. Kerusakan jaringan listrik bisa terjadi.
  2. Kecepatan 154 - 177 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan di atap dan bangunan. Pohon-pohon yang akarnya dangkal bisa tercerabut dan tumbang. Listrik bisa padam dalam hitungan hari
  3. Kecepatan 178 - 208 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan atap dan bangunan. Banyak pohon akan tumbang. Listrik dan air sulit didapatkan dalam hitungan hari ke minggu.
  4. Kecepatan 209 - 251 km/jam. Rumah dengan konstruksi baik bisa mengalami kerusakan parah pada atap dan bangunan. Pohon dan tiang listrik berpotensi tumbang. Pohon mungkin bisa mengisolasi daerah tertentu. Listrik bisa padam dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak daerah tak bisa dihuni dalam beberapa minggu atau bulan.
  5. Kecepatan lebih dari 252 km/jam. Banyak rumah akan mengalami kerusakan parah dan mungkin rubuh. Banyakk wilayah akan terisolasi akibat pohon yang tumbang. Listrik dan air tak dapat didapatkan dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak area tak bisa dihuni.
Alkitab menyatakan waktu kedatangan Yesus kedua maka bangsa-bangsa takut terhadap angin di darat dan di laut. Deru dan gelora laut jelang kedatanganNYA semakin menakutkan, disebabkan seperti:
  1. Pemanasan global yang memicu mencairnya es kutub dan pemanasan air laut picu kenaikan muka air laut dan suhu laut. Permukaan laut yang makin panas picu makin seringnya badai dengan kekuatan makin hebat. Dr.-Ing. Roelof Rietbroek dari Institut Geodesi dan Geoinformasi di Bonn menjelaskan lebih lanjut: “Artinya, samudra suhunya lebih panas dari perkiraan. Ini menarik, karena samudra yang lebih panas, adalah sumber badai. Kita bisa meramal, samudra yang lebih panas, akan lebih sering memicu badai lebih kuat.“
  2. penelitian terbaru oleh CIFOR (Center for International Forestry Research) mengulik hubungan badai dengan hutan. Hutan dapat melindungi daratan dari badai sehingga dengan semakin banyaknya deforestasi, para peneliti memperkirakan badai akan semakin sering terjadi dan destruktif. Bukti penelitian CIFOR juga menunjukkan bahwa hutan dapat menarik uap air dari laut sehingga menguras uap yang tersedia di atmosfir yang akan menghasilkan badai siklon.
Dengan rusaknya lingkungan hidup / hutan dan pemanasan global menjadikan badai makin sering terjadi dengan skala makin besar belum termasuk karena tsunami.

Gelombang laut dengan segala fungsinya mencari titik kesetimbangan baru akan menakutkan bagi kehidupan makhluk hidup dilaut, terlebih lebih jika saatnya cawan murka Allah digenapi (lihat Wahyu 16) sehingga baik didarat maupun di laut menghadapi kondisi sangat sulit sebagai pengenapan bahwa langit dan bumi akan lenyap tetapi perkataan Yesus tinggal tetap.

Hidup di bumi bersifat sementara dan bumi akan berakhir. Deru angin di darat dan di laut menunjukkan hal tersebut. Gelombang besar di Laut telah mencapai ketinggian 20 meter. Bersediakah menyambut kedatangan Yesus kedua kali dengan gembira sekalipun hidup dalam deru dan gelombang yang menakutkan?



Tulisan lainnya:
Berjalan Di Atas Air
Gempa Bumi Besar Dalam Alkitab
Akhir Zaman Bumi Semakin Tandus
Pemeliharaan Tuhan
Mengenal Air Hidup Dan Air Kehidupan
Pengantar Manajemen Lingkungan Dan Energi


×
Berita Terbaru Update