-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Berjalan Di Atas Air

Selasa, 14 April 2020 | April 14, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:30:43Z

Alkitab mengisahkan ada dua orang yang berjalan di atas air, mereka adalah Yesus Kristus dan Simon Petrus. Kisah Petrus merasakan berjalan di atas air hanya dicatat oleh Injil Matius. Yesus berjalan di atas air adalah mujizat yang tercatat dalam Alkitab. Ada tiga Kitab Injil yang mengisahkan hal ini, yaitu Matius 14:22-33, Markus 6:45-52 dan Injil Yohanes 6:16-21. Dengan ada tiga orang yang mengisahkan peristiwa ini maka peristiwa ini penting dan sangat berkesan bagi para murid Yesus.

Setelah memberi makan 5000 orang laki-laki, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya naik kapal menyeberangi Danau Galilea. Murid-murid berlayar ke arah barat laut danau yaitu ke arah Betsaida atau Kapernaum sedangkan Yesus tinggal sendirian berdoa. Hari sudah malam, angin kencang yang membuat air bergelora menghantam haluan kapal sehingga perahu tidak dapat bergerak maju seperti yang diharapkan. Matius melaporkan kapal diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Markus menulis mereka kepayahan mendayung karena angin sakal.

Jarak yang dapat ditempuh sampai pukul tiga pagi dimana mereka mendayung berjam-jam sepanjang malam menurut Injil Yohanes yang mencatat bahwa mereka 2-3 mil jauhnya dari pantai (Injil Matius mencatat "beberapa" mil). Hal ini dapat disebabkan cuaca bagus di awal perjalanan, namun dihadang angin sakal yang kencang sebelum tiba di tempat yang kita tuju. Kira kira pukul tiga Yesus yang selesai berdoa dan mengetahui permasalahan yang dihadapi murid-murid datang menghampiri berjalan di atas air dan para murid ketakutan dan berteriak hantu.

Menurut Tabel Skala Beaufort ( lihat Deru Dan Gelora Laut Jelang KedatanganNYA) jika kecepatan angin mencapai 76~87 Km/Jam maka penglihatan tidak jelas dan tinggi gelombang 7,5 -10 meter sehingga akibat penglihatan terganggu wajar menganggap Yesus sebagai hantu. Benarkah demikian? Jika memperhatikan Petrus dapat berjalan di atas air maka sulit bagi manusia normal berjalan saat kecepatan angin 76 Km/Jam sekalipun didarat. Dengan kecepatan demikian pohon dapat saja tumbang.

Yang diduga masuk akal adalah kecepatan angin diperkirakan hanya maksimal 40~50 Km/Jam dimana seorang alami masalah saat berjalan dihembus angin seperti itu di darat apalagi di atas air dan gelora gelombang air mencapai ketinggian 3-4 meter sehingga cukup menakutkan bagi manusia melihat gelombang itu dan membuat kapal yang dikemudikan murid Yesus yang merupakan nelayan tidak dapat bergerak maju. Dengan tinggi ombak sejajar atau lebih tinggi dari tinggi manusia cukup memastikan para murid tidak dapat dengan jelas melihat yang datang itu adalah Yesus. Menyebut Yesus sebagai hantu sesuatu yang manusiawi.

Yesus tahu murid-murid-Nya menyangka diri-Nya hantu. Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Yesus yang telah mereka kenal hadir dan menyuruh tanang dan tidak takut terhadap angin kencang. Murid-murid yang sedang melaksanakan perintah untuk menyeberang danau dihibur dengan kehadiran Yesus. Murid-murid-Nya yang baru melihat Yesus memberi makan 5000 orang kembali melihat Yesus melakukan perkara besar yaitu berjalan di atas air yang bergelora

Perkataan Yesus segera direspon oleh Petrus. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Petrus menyadari hal itu. “Jikalau ini benar-benar Yesus dan bukan hantu atau sesosok roh jahat … Kalau Yesus memerintahkan, maka itu akan terwujud! Jadi, mungkin saja …” Demikianlah, Petrus pun mengajukan permohonannya. Yesus memberi perintah: “Datanglah.” Dan, Petrus menaruh imannya di dalam tindakan. Dia turun dari kapal dan mulai berjalan! Di atas air! Atau perintah Yesus untuk datang kepada-NYA maka Petrus ambil tindakan iman dan membuahkan mujizat.

Ternyata, bukan hanya perintah Yesus semata yang menjaga Petrus di atas permukaan air. Ada banyak murid Yesus dalam perahu tetapi hanya Petrus yang memohon kepada Yesus suruh saya datang kepada-Mu. Iman murid yang lain tentu serupa dengan Petrus tetapi tidak meminta seperti Petrus. Tanpa Yesus memberi perintah untuk melakukan sesuatu yang mustahil maka sulit melakukan mujizat yang melampaui hukum alam. Petrus berjalan di atas air memiliki dua aspek iman, yaitu
  1. Iman meminta kepada Tuhan
  2. Iman yang aktif bertindak melakukan sampai terwujud
Petrus berjalan di atas air mendekati Yesus karena iman dan Yesus mengabulkan permohonannya.

Petrus yang bergerak mendapati Yesus karena ia berjalan di atas air sama seperti Yesus kemudian merasakan angin kencang yang membuat air bergelora apalagi jika Petrus bergerak melawan arah angin. Matius melaporkan bahwa Petrus ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Petrus yang tadinya fokus terhadap ajakan Yesus untuk datang kepada-Nya di tengah angin kencang dan gelora air danau tetapi setelah dekat dengan Yesus lebih memperhatikan tiupan angin yang membuat takut. Takut terhadap tiupan angin dan lupa bahwa mampu berjalan atas air yang bergelora karena kuasa dan pertolongan Yesus membuat tenggelam. Iman menjadi goyah karena memperhatikan angin dibandingkan dengan memandang Yesus yang berfirman. Saat tenggelam, Petrus berseru kepada Yesus dan Tuhan Yesus segera menolongnya. Setelah ditolong Yesus maka ditegur oleh-Nya. Mengapa bimbang?

Petrus ditegur sebagai orang yang kurang percaya dan dalam teks Yunani mengunakan kata ὀλιγόπιστος, ον (Ὀλιγόπιστε / Oligopiste) yang berarti sedikit iman, terlalu sedikit percaya atau rendah kualitas iman. Oligopistos muncul lima kali dalam Perjanjian Baru, masing-masing dengan Yesus menegur masalah gagal mendengarkan suara-Nya. HELPS Word-studies menyatakan bahwa ὀλιγόπιστος, ον mengambarkan seseorang yang bosan mendengar suara Tuhan, atau tidak tertarik untuk berjalan secara intim dengan-Nya.

Yesus dan Petrus kemudian naik ke perahu. Mereka berkumpul bersama murid-murid yang lain dalam perahu. Angin langsung reda. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Kejadian ini sangat menyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Anak Allah. Setelah menyaksikan memberi makan 5000 orang kemudian berjalan dalam air yang bergelora. Iman bertumbuh lewat pengalaman hidup bersama Yesus sehingga yakin sepenuhnya sudah melihat dengan jelas sampai dapat berkata, sesungguhnya benar Anak Allah

Peristiwa ini memberi kemuliaan kepada TUHAN. Mereka menyembah Yesus Kristus dan Yesus menerima penyembahan mereka. Penyembahan dan pemujaan mereka kepada Kristus dengan kata kaya, :"Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Isi pengakuan iman kita boleh dan dijadikan isi pujian. Iman adalah dasar bagi penyembahan yang benar sedangkan penyembahan adalah hasil dari iman. Barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya, dan barang siapa percaya kepada Allah, ia akan datang kepada-Nya.

Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. murid-murid berlayar ke arah barat laut terbawa angin ke arah barat daya sampai mendarat di Genesaret tetapi Murid-murid mendapatkan pengalaman menakjubkan dan di Genesaret Yesus melakukan banyak mujizat kesembuhan.

Dari kisah Yesus berjalan di atas air ada sejumlah pelajaran yang didapat, diantaranya:
  1. Lakukan apa yang diperintahkan Yesus seperti murid-murid ketika disuruh menyeberang danau maka dikerjakan
  2. Berusaha dengan mengerahkan kemampuan melakukan tugas dari Yesus meskipun angin sakal yang kencang membuat perahu tidak maju atau berbelok arah dari mulanya ke Barat Laut menjadi Barat Daya tetapi pastikan Yesus tetap hadir dalam perahu
  3. Sadari bahwa Yesus berdoa (DIA Imam Besar Agung) dan memperhatikan keadaan kita serta ingin beserta kita sampai akhir zaman
  4. Masalah atau angin kencang dapat membuat pandangan kita kabur tentang keberadaan-Nya saat DIA menghampiri tetapi Yesus serukan jangan takut, AKU ini. Dia hadir dalam persoalan berat terlebih-lebih jika kita melakukan kehendakNya.
  5. Berdoa dan melangkahlah dalam iman agar TUHAN Yesus memampukan kita dapat berjalan sekalipun air bergelora
  6. Berimanlah kepada-Nya meskipun iman rendah kualitasnya, Dia akan membimbing, menasihati dan menolong sehingga terjadi pertumbuhan dalam iman serta mengenal Tuhan lebih baik dari sebelumnya
  7. Pandanglah Yesus dalam segala keadaan sebab Dia jawaban segalanya bagi kita.
  8. Ketakutan dapat membuat kita tenggelam
  9. Jika "tenggelam" segera berseru kepada Tuhan Yesus sang penyelamat yang berkuasa menolong pada waktunya
Kiranya perjalanan murid-murid di perahu yang diterpa angin sakal yang kencang tidak terjadi dalam hidup kita tetapi jika diizinkan terjadi kiranya tidak melampaui kekuatan kita dan kemuliaan Yesus sebagai Anak Allah sesuatu yang kita lihat dan alami sehingga membuat penyembahan kepada-Nya lebih mendalam.

Berjalan di atas air dilakukan Yesus dan sesuatu pilihan yang diambil oleh Petrus ketika kesempatan diberikan oleh Yesus sebagai jawaban dari permintaannya. Dengan memilih berjalan di atas air akan memperkaya pengalaman hidup bersama TUHAN.


Premium WordPress Apps

Tulisan lainnya:
Deru Dan Gelora Laut Jelang KedatanganNYA
Menang Atas Krisis Kepercayaan
Menantikan TUHAN
Manusia dan Kecemasan
Bermegah Dalam Kelemahan
Kekhawatiran Dan Jalan Keluarnya


×
Berita Terbaru Update