Dalam kemorosotan moral di tengah masyarakat era Nabi Mikha, sebuah nasihat penting disampaikan agar tidak mempercayai teman dan mengandalkan sahabat bahkan terhadap istri sendiri. Kekerasan, ketidakjujuran dan kebejatan adalah fenomena sehari-hari. Mikha berseru "Celakalah aku" karena alami kesepian yang diakibatkan krisis kepercayaan terhadap sesama juga institusi / lembaga resmi sebab sulit menemukan orang yang takut akan TUHAN di masyarakatnya. Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan kasih dalam keluarga menghilang seperti buah anggur yang telah habis dipanen jadi kebun anggurnya tidak menghasilkan.
Pemberontakan terhadap Tuhan bukan hanya dilakukan oleh setan melainkan juga manusia. Pemberontakan berpengaruh dalam hubungan antar sesama manusia berimplikasi rusaknya konsep diri dan orang lain sehingga tidak dapat mempercayai dirinya sendiri apalagi terhadap yang lain. Hubungan dalam komunitas contoh pertemanan, kekasih bahkan keluarga dicemari dosa. Orientasi kepada keuntungan dan kepentingan pribadi mencuat berdampak timbulnya kerugian hingga kecelakaan terhadap teman, kekasih hingga orang tua. Manusia adalah serigala bagi sesamanya dan akan kesepian dan terkucil jika tidak mengikuti arus di masyarakat.
Mikha seorang nabi Allah yang hidup dalam kerusakan moral dapat memilih mengikuti wawasan berpikir dan pola hidup masyarakat disekitarnya. Ia bisa membuat standar hidup di lingkungannya agar diterima oleh masyarakat tidak jadi orang terasing dan aneh seperti yang ia tangiskan. Dalam situasi sulit, Mikha menaruh harapannya kepada Allah. Ia tetap mengandalkan Tuhan. Situasi mungkin diharapkan dapat berubah setiap saat tetapi iman Mikha teguh kepada TUHAN. Mikha menunggu dengan meneguhkan kepercayaannya terhadap kebaikan TUHAN yang mengatur hari esok.
Perjanjian Baru juga mencatat akan datangnya sesuatu yang sukar sehingga berdampak hadir krisis kepercayaan terhadap sesamanya. Surat 2 Timotius mencatat: "Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu 2Timotius 3:2-6
Krisis kepercayaan terhadap sesama manusia karena kemerosotan moral turut mempengaruhi meningkatnya krisis kepercayaan di sejumlah bidang kehidupan. Misalnya politik, hukum, keuangan juga agama. Sebagai perbandingan mencuatnya krisis kepercayaan terhadap aneka kelembagaan termasuk gereja sebagai contohnya terjadi di Polandia. Adua perkara penyebabnya turunannya kepercayaan publik terhadap Gereja Katolik, yaitu:
- Gereja Katolik Polandia mendapatkan kepercayaan sebesar 41% dan 47 berpandangan negatif. Katolik yang mendominasi Polandia terpinggirkan oleh umatnya karena terjadinya skandal seks dan terlibat politik praktis dengan Partai Hukum dan Keadilan (PiS)
- Kuatnya pengaruh Gereja Katolik di Mahkamah Konstitusi yang melarang aborsi yang memicu gelombang protes dari kalangan yang terlibat dalam praktik aborsi
Gereja dipanggil untuk melayani semua orang. Jika terlibat dalam dukung-mendukung dalam kegiatan praktis dalam sebuah partai politik dapat membuat akses pelayanan dapat mengerucut kepada salah satu partai politik, tidak sesuai dengan panggilan TUHAN untuk melayani semua yang membutuhkan. Gereja bukanlah partai politik yang bertujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik – (biasanya) dengan cara konstitusional – untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Aneka krisis kepercayaan menerpa kehidupan hendaklah menuntun kepada fakta satu satunya yang dapat dipercaya adalah TUHAN. Firman-Nya menyatakan :
- Amsal 3:5-6; “percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
- Mazmur 13:5; “Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu”,
- Yosua 1:19; “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu menyertai engkau kemanapun engkau pergi.”
- Yeremia 17:7; “diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"
Krisis iman dapat membawa kita pada keputusasaan sedemikian rupa sehingga kita bersedia melakukan hal-hal dengan cara Tuhan, tidak peduli biayanya. Untuk melewati krisis iman, kita harus berserah sepenuhnya pada rencana Tuhan bagi kita. Memberi petunjuk kepada Tuhan untuk hidup kita pada akhirnya akan membawa kita pada krisis iman ketika Dia tidak mengikuti arahan kita. Kita mungkin menemukan dalam "malam gelap jiwa" bahwa kita tidak memberikan pengabdian yang tulus kepada-Nya yang dibutuhkan-Nya (Markus 12:29-30). Krisis kepercayaan adalah alasan meletakkan hati kita di hadapan Allah, mencurahkan jiwa kita, dan kembali tunduk kepada kehendak-Nya bagi hidup kita (Galatia 2:20). Kita harus menanggalkan semua berhala yang ada di dalam hati kita dan membuang semua pikiran duniawi di dalam hati kita (2 Korintus 10:5). Kemudian dengan iman kita mencari lagi buah-buah kasih, sukacita, perdamaian, panjang hati, kemurahan, kebaikan, setiawan, lemah lembut, tahan nafsu.
Gelombang krisis kepercayaan belum mencapai titik kulminasi ataukah lewat pengendalian sosial dapat diubahkan hingga krisis kepercayaan diselesaikan dengan baik. Bila dapat diatasi muncul pertanyaan bagaimana dan kapan hal itu terjadi? Mikha alami kesepian saat tidak ada orang yang dapat dipercayai olehnya tetapi menang atas krisis kepercayaan dengan cara perteguh kesetiaan kepada TUHAN ALLAH dan jadikan Tuhan yang utama dalam hidup ini serta berjuang agar kasih tidak menjadi dingin dengan saling mengasihi, bersukacita, damai, sabar dalam kesusahan, murah hati, suka menolong sesama, menepati janji,lemah lembut, dan bisa menguasai diri dalam pertolongan dan hikmat dari Roh Kudus.
Menjadi orang yang dapat dipercaya oleh TUHAN dalam krisis kepercayaan terhadap sesama yang ditandai maraknya penipuan dan pengkhianatan adalah sesuatu yang istimewa dan sulit ditemukkan. Tuhan mencari orang yang dapat dipercayai-Nya. Dia sanggup memberikan perkara besar saat kesulitan terjadi.
- Tulisan lainnya:
- Krisis!! Apakah sesuatu yang hal yang umum?
- Hidup Krisis Waktu Resesi
- Krisis Keluarga Akibat Keuangan
- Mengatasi Kesepian
- Menantikan TUHAN
- Janji Allah Berdasarkan Perjanjian Lama Dan Kitab Galatia