-->

Notification

×

Sebab Tuhan adalah Roh; dan dimana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan 2 Korintus 3:17

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Hidup Krisis Waktu Resesi

Senin, 09 Maret 2020 | Maret 09, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2023-06-22T23:40:44Z
"Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." 1 Raja raja 17:9

Kisah 1 Raja-raja 17 menceritakan hidup Elia saat tidak turun hujan yang mengakibatkan krisis bertahun-tahun sehingga Tuhan menyuruh ke Sarfat wilayah Sidon agar terpelihara kehidupan Elia dan seorang janda di sana selama masa kekeringan yang melebihi istilah resisi yang dikenal saat ini. Saat kekeringan kebutuhan utama hanyalah soal makan sebagai kebutuhan primer manusia. Jika dapat makan maka sudah terpenuhi kebutuhan dan merasa makmur. Elia dan Janda di Sarfat tidak menjadikan urusan uang dan kegiatan ekonomi sebagai prioritas, asal dapat makan saat krisis sudah puas.

Hidup di akhir zaman memerlukan uang berbeda dengan Elia yang dapat hidup di Sungai Kerit dipelihara hidupnya melalui kawanan burung gagak meskipun mujizat pemeliharaan TUHAN lebih besar dari uang. Hal ini dinyatakan bahwa manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang ( 2 Timotius 3:2). Karena mencari uang maka berkembanglah kegiatan ekonomi tetapi jangan cinta uang. (1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.)

Saat kekeringan kegiatan utama yang bertumpu pertanian terhenti maka berhenti pula kegiatan utama roda ekonomi di Israel termasuk di Sarfat dan periode jatuhnya aktivitas ekonomi, tersebar di seluruh ekonomi dan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan disebut Resesi. Pengertian resesi adalah ketika ekonomi menurun secara signifikan, setidaknya selama enam bulan. Penurunan itu biasanya menyerang lima indikator ekonomi, yaitu PDB riil, pendapatan, pekerjaan, manufaktur, dan penjualan ritel. Resesi juga diperparah jika pasar saham memasuki bear market yang ditunjukkan oleh penurunan 20%.
Elia dan Janda di Sarfat meskipun belum mengenal istilah resesi sudah mengalami resesi bahkan bersifat ekstrim karena produk domestik bruto riil berubah negatif, pekerjaan sebagai penduduk negeri agraris hilang, tidak memiliki penghasilan yang sesuai pendapatan minimal dan terancam mati kelaparan.

Rabbi Yosef Pinto mengutip Yehezkiel 30:15 Aku akan mencurahkan amarah-Ku atas Sin, benteng Mesir dan melenyapkan kekayaan Tebe mengatakan resesi global terjadi karena terjadinya guncangan di China sebab ‘Sin’ (סין) adalah sebutan untuk China. Menurut Yosef Pinto China sebagai kekuatan ekonomi kedua dunia terguncang berdampak keseluruh dunia. Guncangan yang terjadi di China disebabkan:
dengan mengajukan fakta:
  1. Hadirnya wabah virus corona (covid-19) yang membuat warga di isolasi.
    Penulis berpendapat bahwa meskipun covid-19 adalah wabah menular tetapi diduga dampaknya tidak separah maut hitam. Lihat: Wabah Penyakit Sampar (Menular) Dalam Perjanjian Baru.
  2. Tulah belalang dan Flu Babi Afrika yang membuat China negara konsumsi babi terbesar dan memerlukan pangan banyak harga pangan naik
    Penulis berpendapat dugaan ancaman bencana kelaparan bukan hanya gangguan produksi di China tetapi jika kelaparan berifat global makan produksi yang menurun terjadi di seluruh kawasan/ diseluruh bumi. Lihat: Ancaman Kelaparan Dan Risiko Produksi Pangan Menurun di Akhir Zaman
  3. Ancaman penyakit pes di China ( dalam kasus ini penulis tidak tahu)
Dari kasus di China, ada dugaan penulis terjadinya tragedi tragis sebelum murka TUHAN meskipun belum dalam bentuk pengenapan cawan murka Allah dalam kitab Wahyu.

Prediksi terjadi resesi di tahun 2020 lebih parah daripada tahun 1998 (Indonesia) atau tahun 2008 (Global) sudah diutara oleh sejumlah pengamat ekonomi misalnya Nouriel Roubini di tahun 2018 . Prediksi terjadi sebelum terjadinya wabah covid-19 yang memperparah situasi ekonomi tetapi belum bisa dibandingkan dengan kehidupan janda Sarfat yang hanya memiliki sisa bahan makanan terakhir sebelum alami kelaparan yang berdampak kematian.

Selain masalah dengan China, ekonomi disejumlah negara juga mengalami perlambatan ekonomi yang dapat menjerumuskan ke lembah resesi, misalnya Hongkong, Singapura, Italia, Jerman, Inggris, Argentina, Brazil, Mexico. Masalah China membuat banyak negara semakin tertekan sehingga resesi global menjadi sesuatu yang menghantui perekonomian dunia saat ini.

Dampak utama dari resesi adalah pengangguran, inflasi sehingga daya beli yang rendah dan memicu keresahan dan kerusuhan serta tindak kriminal lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup terutama makanan, sehingga subsidi dan belanja untuk program sosial harus dilakukan meskipun mengabaikan defisit anggaran.

Hidup saat krisis waktu bawah bayang-bayang resesi sebuah ujian dalam hidup. Bila melihat fakta / kenyataan akan dapat kehilangan pengharapan tetapi jika dilalui dengan iman maka dapat melewatinya dengan pertolongan TUHAN. Elia dapat melihat dengan iman bahwa TUHAN sedang bekerja saat hujan tidak turun ke bumi selama tiga tahun enam bulan meskipun harus hidup dalam kondisi prihatin.

Krisis adalah sesuatu yang umum terjadi sehingga banyak pakar yang dapat memberi saran keluar dari masa krisis dan tampil sebagai pemenang tetapi peristiwa krisis yang dialami zaman Elia sesuatu yang tidak lazim. Tidak turun hujan bertahun-tahun adalah anomali cuaca ekstrim yang berkepanjang menjadi negara agraris menjadi lumpuh, dan tidak ada jalan keluar saat itu. Kekeringan menjadi resesi dan karena berlanjut bertahun tahun menjadi depresi ekonomi bahkan masuk kebangkrutan (economy collapse). Teknologi penyulingan dari laut belum dikenal. Sungai Kerit alami kekeringan bertahun tahun.

Paul Krugman menulis buku kembalinya depresi ekonomi yang meramalkan bahwa depresi ekonomi dapat kembali bukan sekedar resesi global. Dalam keluar dari depresi ekonomi 1930 banyak ahli berbeda pendapat mengapa dapat pulih situasi ekonomi termasuk pendapat Franklin D Roosevelt yang mengaitkan pulihnya kembali ekonomi AS waktu itu dengan meletusnya Perang Dunia. Resesi bahkan depresi ekonomi diperhatikan oleh TUHAN dan doa orang benar dijawab Tuhan sehingga dapat keluar dari depresi ekonomi melalui waktu dan cara Tuhan sehingga para ahli saling beda pendapat mengapa dapat keluar dari masalah tersebut.

Janda di Sarfat mendapatkan kemurahan dari TUHAN sehingga bukan penduduk Kerajaan Israel yang dipelihara oleh TUHAN melalui Nabi Elia. Bukankah banyak penduduk Israel yang menderita saat itu? Allah menyediakan pemenuhan kebutuhan pada saat krisis karena resesi berdasarkan kasih karuniaNya yang dicurahkan kepada orang pilihanNya sehingga terpelihara dari kelaparan. FirmanNya :
  • Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1)
  • Tuhan tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan..... (Amsal 10:3a)
Janda Sarfat dan Nabi Elia dipilih TUHAN untuk dijaga dari kelaparan saat resesi dashyat melanda.

Alkitab mencatat dalam Kitab Wahyu 13:17 dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Peristiwa tidak dapat membeli dan menjual diduga didahului dengan resesi global yang dapat berujung kepada kebangkrutan ekonomi sehingga timbul ide untuk mengawasi, mengontrol dan mengatur secara ketat setiap transaksi jual-beli produk dan jasa. Apa saja dan dimana saja setiap produk dan jasa ditransaksikan harus dikontrol.....tetapi hal itu sudah dianggap melampaui batas manusia sebab bertindak seperti Tuhan dan cara seperti itu adalah salah dihadapan TUHAN sehingga sebagai orang beriman harus menolak hal itu sebab TUHAN memiliki banyak cara yang jauh lebih baik mengatasi masalah resesi dan sampai kebangkrutan ekonomi.

Resesi saat ini hanyalah siklus ekonomi dan atau mungkin awal dari gejolak ekonomi yang lebih besar sehingga kita harus banyak berdoa dan berjaga-jaga sebab manusia yang cinta uang dan hamba uang akan melakukan banyak perbuatan yang tidak dapat ditebak saat menjalani hidup dalam masa resesi dan mungkin ke arah depresi ekonomi.

Hidup krisis di waktu resesi telah dicontohkan oleh Nabi Elia dan janda Sarfat yaitu melakukan kehendak TUHAN sehingga TUHAN dengan kuasaNya yang sanggup menolong memberikan pertolongan karena kemurahanNya yang besar. Elia mendengar suara TUHAN dan melakukannya. Dia mendatangi Sidon dan yang dijumpai orang miskin yang menandakan percaya penuh kepada cara TUHAN bukan filsafat dan pemikiran manusia. Janda di Sarfat bersedia lakukan apa yang Tuhan ingin kerjakan melalui Elia sekalipun sesuatu yang bukan pemikirannya.

Sebagaimana Elia puas karena tidak kelaparan saat hidup krisis waktu resesi, maka kita pun diingatkan Tuhan melalui firmanNya, yaitu:
  • Matius 6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
  • 1 Timotius 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Saat Resesi atau depresi ekonomi bahkan kebangkrutan maka pemenuhan kebutuhan pokok adalah anugerah yang sangat disyukuri sekalipun dianggap biasa-biasa saja saat semuanya mengalami kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.

Tidak selamanya jalan Tuhan sesuai kemauan kita. Dalam Wahyu 13:17 justru cara Tuhan bertentangan dengan yang diambil penguasa. Kita dianjurkan pilih caraNya meskipun jika waktunya tiba justru mencelakakan karena harus mati karena menolak sistem yang tertulis dalam Kitab Wahyu 13:17 adalah pilihan mati jadi martir karena manusia lebih cinta uang dari mencintai Tuhan dan sesama.



Tulisan lainnya:
Menang Atas Krisis Kepercayaan
Rusa Melukiskan Orang Percaya
Pengangguran Dalam Dunia Kerja
Keluar Dari Kotak Dengan Benar
Ancaman Kelaparan Dan Risiko Produksi Pangan Menurun di Akhir Zaman
Kendali Harga Pangan


×
Berita Terbaru Update