dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.Lukas 21:11
Kelaparan adalah salah satu tanda kedatangan Yesus kedua semakin dekat. Peristiwa terjadinya kelaparan terjadi disepanjang kisah kehidupan manusia. Dalam Alkitab tercatat dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Kelaparan sudah terjadi sejak zaman Abraham masih bernama Abram. Karena kelaparan maka Abram berangkat dari Betel ke Mesir. Hal ini kemudian terulang di zaman Ishak dan akhirnya Israel menetap di Mesir saat Yusuf menjadi mangkubumi di Mesir mengurusi masa tujuh tahun kelaparan. Dalam kitab Wahyu pada meterai keempat dibuka maka 1/4 penduduk dunia menderita termasuk akibat kelaparan (Wahyu 6:8) yang didahului meterai ketiga dimana secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Kelaparan besar yang dicatat Alkitab adalah terjadi pula saat Babel runtuh.
Sepanjang pengetahuan penulis, kelaparan biasanya bersifat lokal tidak mencapai 1/4 bulatan dunia meskipun dapat mencakup suatu bangsa yang besar sehingga kelaparan terjadi akibat kurangnya pasokan dari tempat yang ada makanan ke tempat yang dilanda kelaparan karena aneka sebab, misal: Akses perdagangan komoditi yang terbatas atau dibatasi, perang, kebijakan pemerintah, bencana alam. Kelaparan dapat terjadi secara mendadak dimana tumbuhan diserang hama dan atau penyakit, ternak dan ikan mati mendadak karena suatu wabah penyakit atau perubahan iklim serta kebijakan pangan yang tidak tepat. Contoh bencana kelaparan yang tercatat dalam sejarah saat ini:
Kelaparan telah banyak menewaskan banyak orang sepanjang sejarah, tetapi apakah pernah mencapai 1/4 bumi seperti dalam tertulis dalam materai ke-4, sesuatu yang tidak diketahui oleh penulis tetapi kelaparan biasanya didahului terjadinya anomali dan atau kenaikan bahan pangan karena pasokan lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan.
Wahyu 6:6 "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar" Sedinar adalah upah sehari untuk seorang tentara atau seorang buruh (lih.Mat 20:2). Kita belajar dari Herodotus bahwa jumlah ini dapat membeli jumlah normal makanan yang dibutuhkan untuk satu orang selama satu hari. Menunjukkan begitu hebatnya kelaparan: orang bisa bekerja sepanjang hari dan hanya memiliki cukup makanan untuk dirinya sendiri. "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar" Barley / κριθῶν / jelai adalah makanan pokok masyarakat miskin. Kata Yunani "secupak" adalah "choinix" dan setara dengan kurang lebih 1,92 liter. Ditengah harga pangan yang meroket, ada kabar baik, yaitu:
"Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu" Mengherankan berapa banyak interpretasi untuk detail ini. Banyak yang mencoba kembali ke gulungan Naskah bait suci dari gulungan naskah Laut Mati untuk menemukan beberapa kiasan tentang pengorbanan Yahudi. Ini merupakan makanan pokok masyarakat Mediterania. Kenyataan bahwa hal ini tidak terlalu sakit menunjukkan kelaparan yang terbatas. Keterbatasan ini juga dapat dilihat dalam ay. 8. Tuhan membatasi penghakiman-Nya sehingga orang-orang yang tidak percaya akan punya waktu untuk bertobat (lih.Wahy 16:9). Mungkin juga keduanya digunakan untuk tujuan medis.
Berdasarkan kriteria Perserikatan Bangsa-Bangsa, bencana kelaparan terjadi jika memenuhi aspek berikut, yaitu:
Bencana kelaparan sebagai tanda kedatangan Yesus adalah sebuah bencana besar yang dikarenakan kurangnya bahan pangan di suatu wilayah bahkan hingga mencapai 1/4 luas bumi. Efeknya tersebar luas, dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana kelaparan bisa bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dan menyebabkan eksodus massal. Kematian karena kelaparan dan kekurangan gizi sangat menyakitkan, dan sering terjadi terutama pada balita maupun lansia.
Tahun 2018, diduga 66 ton makanan hilang atau dibuang setiap detik didunia, tetapi saat ini pangan global dikejutkan dengan pasukan belalang di Afrika Timur, Timur Tengah dan Pakistan yang merusak tumbuhan pangan. Flu burung di Hunan (China), Saudi dan Vietnam yang menewaskan ternak unggas dan Afrika Swine Fever yang menyerang ternak babi di sekitar 50 negara di dunia dan mungkin dapat meluas hingga benua Amerika serta kebakaran yang melanda Australia yang menyebabkan perubahan Australia dari eksportir gandum dunia menjadi importir. Di Danau Maninjau, 63 ton ikan nila mati diduga akibat angin kencang.
Ancam terhadap ketahanan pangan meningkat dengan berkurangnya keanekaragaman hayati ini disebabkan oleh antropogenik (aktivitas manusia) seperti eksploitasi sumberdaya baik di darat maupun hayati laut yang berlebihan, dan perusakan habitat, maupun yang non antropogenik (perubahan ekologis, faktor alam) seperti polusi yang tinggi dan pemanasan global. Terganggunya ekosistem terumbu karang membawa dampak sangat berarti terhadap sumber daya lautan dan perikanan. Terjadinya kerusakan karang, baik faktor yang bersifat alami seperti pemanasan global misal: pemutihan karang secara massal, cyclone, dan tsunami, ataupun yang bersifat buatan yang disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak benar, seperti penggunaan potassium dan bom ikan dalam menangkap ikan.
Ancaman kelaparan dan risiko produksi pangan menurun di akhir zaman mewarnai sejarah kehidupan manusia meskipun populasi manusia bertambah karena perintah TUHAN untuk berkuasa di bumi dan taklukan semua itu. Keputusan keliru dalam kebijakan pangan, perang dan aneka bencana alam dapat menimbulkan bencana kelaparan. Kelaparan sesuatu yang dihindari tetapi harus terjadi karena sudah tertulis dalam Alkitab.
Saat pembaharuan Israel, maka bencana kelaparan di Israel akan lenyap. Yehezkiel 36:30 Aku juga memperbanyak buah pohon-pohonanmu dan hasil ladangmu, supaya kamu jangan lagi menanggung noda kelaparan di tengah bangsa-bangsa. Pembaharuan hubungan dengan TUHAN dibutuhkan saat terjadinya musibah kelaparan sebab DIA berkuasa terhadap pohon-pohon penghasil pangan dan hasil bumi memiliki korelasi dengan TUHAN meskipun perlu mengusahakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh.
Sekalipun meterai keempat terjadi saat kita hidup, pesan Alkitab bahwa TUHAN sanggup memelihara saat kelaparan terjadi jika ada pembaharuan hubungan dengan TUHAN seperti zaman Klaudius (Kisah Para rasul 11:28) atau Elia di pelihara TUHAN saat kelaparan di Israel zaman raja Ahab dan atau jika harus tewas karena kelaparan maka tetap berpegang bahwa rencana TUHAN adalah terbaik! Hidup kekal di surga bersamaNYA jauh lebih baik daripada hidup di dunia.
Kelaparan adalah salah satu tanda kedatangan Yesus kedua semakin dekat. Peristiwa terjadinya kelaparan terjadi disepanjang kisah kehidupan manusia. Dalam Alkitab tercatat dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Kelaparan sudah terjadi sejak zaman Abraham masih bernama Abram. Karena kelaparan maka Abram berangkat dari Betel ke Mesir. Hal ini kemudian terulang di zaman Ishak dan akhirnya Israel menetap di Mesir saat Yusuf menjadi mangkubumi di Mesir mengurusi masa tujuh tahun kelaparan. Dalam kitab Wahyu pada meterai keempat dibuka maka 1/4 penduduk dunia menderita termasuk akibat kelaparan (Wahyu 6:8) yang didahului meterai ketiga dimana secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Kelaparan besar yang dicatat Alkitab adalah terjadi pula saat Babel runtuh.
Sepanjang pengetahuan penulis, kelaparan biasanya bersifat lokal tidak mencapai 1/4 bulatan dunia meskipun dapat mencakup suatu bangsa yang besar sehingga kelaparan terjadi akibat kurangnya pasokan dari tempat yang ada makanan ke tempat yang dilanda kelaparan karena aneka sebab, misal: Akses perdagangan komoditi yang terbatas atau dibatasi, perang, kebijakan pemerintah, bencana alam. Kelaparan dapat terjadi secara mendadak dimana tumbuhan diserang hama dan atau penyakit, ternak dan ikan mati mendadak karena suatu wabah penyakit atau perubahan iklim serta kebijakan pangan yang tidak tepat. Contoh bencana kelaparan yang tercatat dalam sejarah saat ini:
lokasi | Tahun | Korban | Penyebab |
Irlandia | 1865-1853 | 1,5 juta tewas, 2 juta beremigrasi | Serangan penyakit pada tanaman kentang |
Vietnam | 1945 | 2 juta tewas | Pertanian bergeser dari pangan ke bahan perang, lalu terjadi kekeringan luar biasa diikuti dengan banjir besar |
Korea Utara | 1994-1998 | 2,5-3 juta tewas kurang gizi dan kelaparan | "Militer pertama" di atas kebutuhan masyarakat umum, makanan dikuasai pemerintah. Ada banjir besar di daerah pertanian (1995) yang menghancurkan persediaan makanan. Pemerintah tidak mampu dan tidak mau mengimpor makanan. |
Rusia | 1917-1921 | 5 juta tewas | Revolusi 1917, tentara Bolshevik memaksa petani menyerahkan makanannya dengan sedikit imbalan, Banyak petani berhenti menamam karena tidak dapat makan dari apa yang ditabur. Petani memakan benih yang seharusnya ditanam. |
Bengal | 1943 | 7 juta tewas dan mengungsi | Bencana angin puting beliung yang merusak tanaman lalu banjir dan penyakit jamur yang menghancurkan 90% tanaman padi, perang dunia II berkecamuk dan imperialisme Jepang dan tindakan Jepang menghentikan paksa perdagangan |
Bengal | 1770 | 10 juta tewas | Mengalami kekeringan dan panen berkurang tapi diabaikan malah pajak dinaikkan disertai adanya paksaan terhadap petani tanam nila dan opium karen harga lebih tinggi dari pada beras, sehingga kelaparan. |
Soviet | 1932-1933 | 10 juta tewas | Kebijakan Josef Stalin, tanah yang luas dikonversi menjadi peternakan kolektif dengan menghancurkan pertanian dan tanaman. Petani sembunyikan hasil panen sehingga adanya pencarian skala luas, setiap tanaman tersembunyi yang ditemukan dihancurkan termasuk benih yang akan ditanam sehingga terjadi kelaparan massal. |
Chalisa, India Utara | 1783 | 11 juta tewas | Mengalami musim kering yang luar biasa, tanaman layu, ternak mati kekuarangan makan dan minum |
China Timur | 1907 | 25 juta tewas | Badai besar membanjiri lahan pertanian sehingga rusak semuanya dalam radius 40.000 mil2 yang timbulnya kerusuhan bahan pangan |
China | 1958-1962 | 43 juta tewas | 1958 lahan pribadi dilarang, pertanian komunal diterapkan tetapi rezim mengutamakan besi dan baja sehingga petani menjadi pegawai industri logam. Benih harus ditanam 3-5 kami di bawah tanak dan sangat dekat diharapkan hasil maksimal dan efesien. Kebijakan tersebut gagal lalu tahun 1959 terjadi banjir, 1960 dilanda kekeringan. Program "Great Leap Forward" dihentikan tahun 1962. |
Kelaparan telah banyak menewaskan banyak orang sepanjang sejarah, tetapi apakah pernah mencapai 1/4 bumi seperti dalam tertulis dalam materai ke-4, sesuatu yang tidak diketahui oleh penulis tetapi kelaparan biasanya didahului terjadinya anomali dan atau kenaikan bahan pangan karena pasokan lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan.
Wahyu 6:6 "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar" Sedinar adalah upah sehari untuk seorang tentara atau seorang buruh (lih.Mat 20:2). Kita belajar dari Herodotus bahwa jumlah ini dapat membeli jumlah normal makanan yang dibutuhkan untuk satu orang selama satu hari. Menunjukkan begitu hebatnya kelaparan: orang bisa bekerja sepanjang hari dan hanya memiliki cukup makanan untuk dirinya sendiri. "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar" Barley / κριθῶν / jelai adalah makanan pokok masyarakat miskin. Kata Yunani "secupak" adalah "choinix" dan setara dengan kurang lebih 1,92 liter. Ditengah harga pangan yang meroket, ada kabar baik, yaitu:
"Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu" Mengherankan berapa banyak interpretasi untuk detail ini. Banyak yang mencoba kembali ke gulungan Naskah bait suci dari gulungan naskah Laut Mati untuk menemukan beberapa kiasan tentang pengorbanan Yahudi. Ini merupakan makanan pokok masyarakat Mediterania. Kenyataan bahwa hal ini tidak terlalu sakit menunjukkan kelaparan yang terbatas. Keterbatasan ini juga dapat dilihat dalam ay. 8. Tuhan membatasi penghakiman-Nya sehingga orang-orang yang tidak percaya akan punya waktu untuk bertobat (lih.Wahy 16:9). Mungkin juga keduanya digunakan untuk tujuan medis.
Berdasarkan kriteria Perserikatan Bangsa-Bangsa, bencana kelaparan terjadi jika memenuhi aspek berikut, yaitu:
- Sedikitnya 20% rumah tangga di daerah itu menghadapi kekurangan makanan ekstrim dengan kemampuan terbatas untuk mengatasinya
- Prevalensi malnutrisi akut pada anak-anak melebihi 30%
- Angka kematian melebihi dua orang per 10.000 orang per hari
Bencana kelaparan sebagai tanda kedatangan Yesus adalah sebuah bencana besar yang dikarenakan kurangnya bahan pangan di suatu wilayah bahkan hingga mencapai 1/4 luas bumi. Efeknya tersebar luas, dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana kelaparan bisa bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dan menyebabkan eksodus massal. Kematian karena kelaparan dan kekurangan gizi sangat menyakitkan, dan sering terjadi terutama pada balita maupun lansia.
Tahun 2018, diduga 66 ton makanan hilang atau dibuang setiap detik didunia, tetapi saat ini pangan global dikejutkan dengan pasukan belalang di Afrika Timur, Timur Tengah dan Pakistan yang merusak tumbuhan pangan. Flu burung di Hunan (China), Saudi dan Vietnam yang menewaskan ternak unggas dan Afrika Swine Fever yang menyerang ternak babi di sekitar 50 negara di dunia dan mungkin dapat meluas hingga benua Amerika serta kebakaran yang melanda Australia yang menyebabkan perubahan Australia dari eksportir gandum dunia menjadi importir. Di Danau Maninjau, 63 ton ikan nila mati diduga akibat angin kencang.
Ancam terhadap ketahanan pangan meningkat dengan berkurangnya keanekaragaman hayati ini disebabkan oleh antropogenik (aktivitas manusia) seperti eksploitasi sumberdaya baik di darat maupun hayati laut yang berlebihan, dan perusakan habitat, maupun yang non antropogenik (perubahan ekologis, faktor alam) seperti polusi yang tinggi dan pemanasan global. Terganggunya ekosistem terumbu karang membawa dampak sangat berarti terhadap sumber daya lautan dan perikanan. Terjadinya kerusakan karang, baik faktor yang bersifat alami seperti pemanasan global misal: pemutihan karang secara massal, cyclone, dan tsunami, ataupun yang bersifat buatan yang disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak benar, seperti penggunaan potassium dan bom ikan dalam menangkap ikan.
Ancaman kelaparan dan risiko produksi pangan menurun di akhir zaman mewarnai sejarah kehidupan manusia meskipun populasi manusia bertambah karena perintah TUHAN untuk berkuasa di bumi dan taklukan semua itu. Keputusan keliru dalam kebijakan pangan, perang dan aneka bencana alam dapat menimbulkan bencana kelaparan. Kelaparan sesuatu yang dihindari tetapi harus terjadi karena sudah tertulis dalam Alkitab.
Saat pembaharuan Israel, maka bencana kelaparan di Israel akan lenyap. Yehezkiel 36:30 Aku juga memperbanyak buah pohon-pohonanmu dan hasil ladangmu, supaya kamu jangan lagi menanggung noda kelaparan di tengah bangsa-bangsa. Pembaharuan hubungan dengan TUHAN dibutuhkan saat terjadinya musibah kelaparan sebab DIA berkuasa terhadap pohon-pohon penghasil pangan dan hasil bumi memiliki korelasi dengan TUHAN meskipun perlu mengusahakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh.
Sekalipun meterai keempat terjadi saat kita hidup, pesan Alkitab bahwa TUHAN sanggup memelihara saat kelaparan terjadi jika ada pembaharuan hubungan dengan TUHAN seperti zaman Klaudius (Kisah Para rasul 11:28) atau Elia di pelihara TUHAN saat kelaparan di Israel zaman raja Ahab dan atau jika harus tewas karena kelaparan maka tetap berpegang bahwa rencana TUHAN adalah terbaik! Hidup kekal di surga bersamaNYA jauh lebih baik daripada hidup di dunia.
- Tulisan lainnya:
- Bencana dan Firman TUHAN.
- Pemeliharaan Tuhan
- Hidup Krisis Waktu Resesi
- Tujuh Meterai Dibuka
- Tanda Tanda Kedatangan Kembali Yesus Kristus
- Apakah Manusia Dapat Makan Rumput di Akhir Zaman?